Find Us On Social Media :

Puasa Ramadan Kesempatan Bagi Penderita Darah Tinggi Hidup Normal

Bulan Ramadan kesempatan emas dapatkan pahala berlipat dengan bonus tekanan darah terkontrol.

GridHEALTH.idPuasa Ramadan, berarti seluruh umat muslim menjalankan puasa dan ibadah Ramadan selama satu bulan penuh.

Asal tahu saja, bagi penderita hipertensi alias tekanan darah tinggi, bulan Ramadan adalah kesempatan emas untuk bisa hidup normal.

Baca Juga: Gara-Gara Covid-19, KUA di Jember LockDown, Pernikahan Ditangguhkan

Mengapa? Karena dengan menjalankan puasa Ramadan seperti yang disyariatkan tekanan darah akan kembali normal.

Bagaimana bisa?

Untuk diketahui, penyakit terkait hipertensi adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas di masyarakat industri maju.

Kematian karena darah tinggi, 68% terjadi dengan tekanan darah sistolik antara 120 dan 140 mm Hg dan tekanan darah diastolik di bawah 90 mm Hg.

Baca Juga: Olla Ramlan; Tak Ada Lagi yang Bisa Disombongkan dan Dibanggakan

Melansir ncbi.nlm.nih.gov dengan judul Medically supervised water-only fasting in the treatment of borderline hypertension, dikataan salah satu intervensi gaya hidup untuk penderita darah tinggi adalah puasa.

Disebutkan, dalam sebuah penelitian, 68 pasien hipertensi sistolik lebih dari 119 mm Hg diastolik kurang dari 91 mm Hg, dirawat dalam pengaturan rawat inap di bawah pengawasan medis.

Mereka menjalani puasa hampir mirip yang dilaukan umat muslim di bulan Ramadan.

Baca Juga: 1 Keluarga di Palu Sulteng Positif Covid-19, Usai Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Gowa

Baca Juga: Ibu Menyusui Ingin Ikut Puasa Ramadan, Coba Cek Dulu Saran Dokter Ini

Hasilnya, puasa cara yang aman dan efektif untuk menormalkan tekanan darah, dan dapat membantu memotivasi perubahan pola makan dan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan.

Selain itu, dalam sebuah laman hypertension-bloodpressure-center.com pun disebutkan, studi puasa dan tekanan darah yang dilakukan dalam 15 hingga 20 tahun terakhir menyimpulkan, puasa terkontrol bermanfaat bagi pasien hipertensi.

Dalam artikelnya yang berjudul Fasting and Blood Pressure Reduction Explained disebutkan, dalam penelitian 110 peserta yang sangat gemuk, terdiri dari pria dan wanita, menjalani diet puasa selama tiga minggu.

Pada akhir diet puasa, para pasien kehilangan berat badan dari sekitar 132kg menjadi 118kg.

Indeks maks tubuh mereka juga menurun, demikian pula tekanan darah mereka baik sistolik (angka atas) dan diastolik (angka bawah).

Baca Juga: Menkes Terawan Tolak Pengajuan PSBB di Palangka Raya, Warganet Geram: 'Kapan Dicopot Pak Jokowi?'

Penurunan tekanan darah dari sekitar 143 mm Hg (sistolik) menjadi 132 mm Hg (diastolik). Ini mewakili penurunan tekanan darah 11 mm Hg.

Penurunan seperti itu sangat signifikan dalam mengurangi risiko kerusakan organ dan pengembangan penyakit kardiovaskular.

Malah diakui, setelah puasa banyak peserta, 88%, memiliki tes toleransi glukosa oral (OGTT) normal. Resistensi insulin juga meningkat secara signifikan.

Jadi para peneliti menyimpulkan bahwa puasa 3 minggu menyebabkan normalisasi tekanan darah dan penurunan lipid pada individu yang terlibat, di antara manfaat kesehatan lainnya.

Baca Juga: Bukannya Terima Kasih, Sejumlah Netizen Facebook Justru Remehkan Upaya Tenaga Medis

Baca Juga: 3 Minggu Lalu Dinyatakan Sembuh, China Kembali Temukan 2 Kali Lipat Kasus Baru Virus Corona

Mengenai puasa Ramadan sendiri, sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 di The Journal of Ayub Medical College Abbottabad (JAMC) berisi hasil dari mengikuti 40 partisipan pria berusia antara 18 dan 40 tahun, dengan tekanan darah normal, selama bulan puasa Ramadan, ditemukan bukti bahwa tekanan darah turun 7,61 mm Hg sebelum Iftar (buka puasa) dan 2,72 mm Hg setelah Iftar.

Studi ini menyimpulkan bahwa puasa intermiten alias puasa Ramadan memang menghasilkan penurunan tekanan darah, baik sistolik dan diastolik, pada individu dengan tekanan darah normal juga disebut sebagai normotensif.

Baca Juga: Ikut Hadapi Corona, Apple Ciptakan Face Shield Anti Covid-19

Jadi puasa intermiten alias Ramadan, bermanfaat bagi tekanan darah, mengurangi peradangan, membuat panjang umur, dan meningkatkan kadar lipid, juga membantu dengan gangguan neurologis dan banyak manfaat kesehatan lainnya.

Untuk membuktikannya silahkan konsultasi ke dokter langganan, dan pantau terus tekanan darah setiap hari.

Tentu tidak lupa, jangan jadikan buka puasa balas dendam, dan kontrol makanan tetap harus kuat.(*)

Baca Juga: Sempat Tangani Pasien Covid-19, IGD RS Ibnu Sina Bukittinggi Ditutup, 12 Tim Medis Jalani Isolasi Diri

 #berantasstunting

#HadapiCrona