Find Us On Social Media :

Tiga Hari Dianggap Sukses, PSBB Hari Ke-4 Malah Diwarnai Kepadatan Kendaraan hingga Antrean di Stasiun tanpa Physical Distancing

Kepadatan kendaraan dan antrean di stasiun saat PSBB hari ke-4

GridHEALTH.id -  Baru sehari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan keberhasilan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di hari ketiga pada Minggu (13/4), kini aturan tersebut nyatakan dinilai belum sepenuhnya berhasil.

Sebelumnya, Achmad Yurianto menyebut capaian tersebut menjadi sebuah optimisme dalam penanganan penyebaran virus corona di Indonesia.

Baca Juga: PSBB Hari Pertama Kondusif, Ojek Online Resah dan Mengeluh

"Total 359 orang yang sudah sembuh. Ini sebuah optimisme bagi kita bahwa Covid-19 bisa disembuhkan dengan baik," ujar Achmad Yurianto di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Minggu (12/4/2020).

Achmad Yuri merincikan dari 359 pasien yang sembuh masing-masing berasal dari Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.

Jumlah pasien sembuh terbanyak berasal dari DKI Jakarta dengan 142 pasien.

Baca Juga: Alat Vitalnya Terasa Ditusuk, Pria Ini Dinyatakan Positif Covid-19, Studi: Virus Corona Dapat Sebabkan Kemandulan

Sayangnya, Senin (14/4) atau di hari ke-4 penerapan PSBB, DKI Jakarta malah diwarnai dengan kemacetan dan kepadatan kendaraan bermotor di berbagai ruas jalan protokol.

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengungkapkan hal itu usai meninjau sejumlah titik checkpoint terpantau cukup banyak.

Peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta ini dinilai akibat beberapa perusahaan masih tetap mempekerjakan karyawannya meski sudah ada penetapan terkait PSBB.

Baca Juga: Akibat Kekurangan, Ribuan Masker Medis di AS Didekontaminasi Agar Bisa Dipakai Lagi

Selain kendaraan di jalanan Ibu Kota, antrean panjang di beberapa stasiun besar, seperti Stasiun Bogor, Stasiun Bojong Gede, Stasiun Cilebut, dan Stasiun Depok.

Bahkan anjuran untuk menjaga jarak fisik atau physical distancing pun tak diindahkan lantaran saking banyaknya orang.

Baca Juga: Alat Vitalnya Terasa Ditusuk, Pria Ini Dinyatakan Positif Covid-19, Studi: Virus Corona Dapat Sebabkan Kemandulan

Padahal selama ini, pemeritah dan sebagian besar pelayanan kesehatan mengimbau untuk melakukan physical distancing guna menekan jumlah penularan virus corona.

Melihat hal ini, Achmad Yurianto kembali menyayangkan kondisi yang tidak kondusif tersebut.

"Ini adalah gambaran nyata bahwa memang aktivitas sosial kita belum kita batasi dengan baik," ujar Yuri dalam tayangan langsung di kanal YouTube BNPS pada Senin (13/4).

Sebelumnya, WHO mengubah istilah jarak sosial atau sosial distancing dengan jarak fisik atau physical distancing secara sengaja karena ingin agar orang-orang tetap terhubung.

Baca Juga: 1 Keluarga di Palu Sulteng Positif Covid-19, Usai Mengikuti Kegiatan Keagamaan di Gowa

Virus corona diketahui penyebaran utamanya melalui tetesan pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Oleh karena itu, menjaga jarak fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi penularan.

Baca Juga: 3 Minggu Lalu Dinyatakan Sembuh, China Kembali Temukan 2 Kali Lipat Kasus Baru Virus Corona

Yuri pun memohon kesadaran masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah guna meminimalisir terjadinya penyebaran virus.

"Oleh karena itu, mari bersama-sama kita pahami, kita harus sadar bahwa di antara keluarga masyarakat ada kelompok yang rentan, rentan terinfeksi, rentan terpapar oleh virus, yaitu mereka mereka yang masih memiliki aktivitas sosial yang sangat aktif, masih berada di luar rumah untuk hal-hal yang kadang tidak penting," ujarnya. (*)

 #hadapicorona #berantasstunting