Find Us On Social Media :

Gelombang Baru Virus Corona Muncul, Pakar Sebut Physical Distancing Perlu Dilakukan Hingga 2022

Physical distancing atau jaga jarak fisik antar orang perlu dilakukan hingga 2020 demi menahan laju pandemi Covid-19, kata pakar kesehatan Universitas Harvard.

GridHEALTH.id - Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kegiatan physical distancing atau jaga jarak fisik antar orang dan pemakaian masker mungkin perlu dilakukan hingga 2022 mendatang.

Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya gelombang lain virus corona penyebab Covid-19 yang bisa saja mengancam jiwa manusia.

"Kami memproyeksikan bahwa wabah SARS-CoV-2 yang kemungkinan akan terjadi lagi setelah gelombang pandemi awal yang parah ini," tulis para ilmuwan Harvard University,  dikutip dari Daily Star (13/04/20)

Contohnya, China menemukan 89 kasus baru virus corona lagi di tengah upaya mereka untuk mencegah gelombang kedua pandemi.

Komisi Kesehatan Nasional melaporkan hampir semua kasus baru itu merupakan imported case, yakni penularan virus dari warga asing atau warga mereka yang baru datang dari luar negeri.

Dikutip dari CNN, hanya tiga kasus yang berasal dari penularan lokal. Hingga Selasa (14/04/20), China memiliki 82.249 kasus positif virus corona. Dari jumlah itu, 3.341 meninggal, dan sebanyak 77.738 orang dinyatakan sembuh. 

Baca Juga: Penderita Hepatitis Boleh Berpuasa, Namun Bukan Hepatitis Jenis Ini

Baca Juga: Pakari Kesehatan Sebut, Dunia Tak Akan Sama Seperti Sebelumnya Akibat Virus Corona

China mendeteksi peningkatan kasus tertinggi dalam sebulan terakhir dengan 108 pasien pada Senin kemarin. Dari jumlah tersebut, 98 di antaranya merupakan kasus dari luar negeri.

Di China sendiri saat ini penyebaran virus corona berjalan lambat, termasuk di Hubei yang menjadi pusat penyebaran corona.

Sebulan belakangan ini jumlah kasus baru turun drastis dibanding dua bulan lalu yang bisa bisa mencapai ribuan dalam sehari.

Setelah di ambang kemenangan untuk menghentikan transmisi domestik penyakit ini, China perlahan melonggarkan penguncian wilayah di seluruh negeri, termasuk di Wuhan yang menjadi tempat asal virus tersebut.

Namun China dihantui ancaman gelombang kedua pandemi Covid-19 yang berasal dari kasus luar. Untuk menekan penyebaran kasus impor, China telah menetapkan kebijakan karantina dua minggu bagi seluruh pendatang dari luar negeri.

Pada 28 Maret lalu, Beijing melarang kedatangan warga asing ke China karena sekitar 300 kasus corona telah dikonfirmasi pada hari Sabtu (10/04/20), termasuk 100 orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala apa pun.

Media pemerintah melaporkan para pelancong yang melintasi perbatasan dari Rusia menyebarkan virus corona di tempat itu.

Baca Juga: Bukannya Bikin Sehat, Keramas Setiap Hari Membuat Rambut Jadi Rusak

Baca Juga: Anak Muda Aktif Butuh Asupan Gizi yang Tepat, Susu Bisa Jadi Pilihan

 

Berkaca pada pengalaman di China bahwa gelombang kedua virus corona mulai mengancam, para ilmuwan tersebut mengatakan kegiatan jaga jarak fisik perlu terus dilakukan.

Pemberlakuan jarak fisik ini paling lama selama dua tahun, agar bisa menghentikan gelombang kedua pandemi ini. Mereka juga menganalisis bagaimana pandemi berkembang di masa depan.

"Bahkan pengawasan terhadap virus ini harus tetap dipertahankan, karena perkembangan penularan ini diprediksi bisa saja berlangsung hingga akhir 2024," tulis penelitian tersebut.

Penelitian juga mengatakan seperti halnya mengatasi influenza, banyak skenario dan kemungkinan yang harus disiapkan untuk menanggulangi virus corona.

Baca Juga: 6 Alasan Perut Buncit Berlemak Susah Hilang Meski Sudah Diet Ketat

Baca Juga: 9 Makanan yang Dapat Mencegah Tulang Keropos Dengan Diet Osteoporosis

Hal ini menunjukkan bahwa Covid-19 ini bisa bersirkulasi dalam pola sporadis sepanjang tahun atau bahkan mungkin terjadi secara musiman. (*)

#berantasstunting #hadapicorona