Update Covid-19; Pfizer Temukan Senyawa Penghambat SARS-CoV-2

Pfizer Inc. (NYSE: PFE) pada tanggal 9 April 2020 mengumumkan kemajuan  penting dalam peperangan melawan pandemi global Covid-19.

Pfizer Inc. (NYSE: PFE) pada tanggal 9 April 2020 mengumumkan kemajuan penting dalam peperangan melawan pandemi global Covid-19.

GridHEALTH.id - Kabar baik datang dari Pfizer, Incorporated (NYSE: PFE), perusahaan internasional dalam bidang kesehatan yang bermarkas di New York City, Amerika Serikat

Dimana Pfizer memastikan adanya penemuan senyawa dan analog yang potensial menghambat SARS-CoV-2 3C-like (3CL) protease berdasarkan hasil skrining awal.

Diketahui Pfizer selama ini telah berkolaborasi dengan berbagai pihak yang bergerak di bidang inovasi kesehatan, mulai dari perusahaan farmasi besar hingga perusahaan bioteknologi kecil, dari lembaga pemerintah hingga lembaga akademik untuk mengatasi krisis kesehatan global akibat virus corona (Covid-19).

Para peneliti dan ilmuwan disana bekerja tanpa henti mengembangkan senyawa antivirus untuk mengobati SARS-CoV-2, serta mengevaluasi terapi lain yang berpotensi membantu pasien terinfeksi untuk melawan virus tersebut.

Dari keterangan tertulis yang diterima GridHEALTH.id (17/4/2020), Dr. Albert Bourla, selaku Chairman dan CEO Pfizer mengatakan mereka berkomitmen untuk membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Baca Juga: Curhat Dokter Relawan Wanita di RSD Covid-19 Wisma Atlet; Kenakan Hazmat 8 Jam tak Makan dan Minum Demi Hemat APD

Baca Juga: Update Covid-19; Waspada Jika Muncul Ruam Membiru di Kulit, Curigai Gejala Infeksi Corona

“Sesuai dengan rencana Pfizer, kami akan menghadapi tantangan kesehatan masyarakat saat ini melalui kerja sama dengan mitra industri dan lembaga akademik untuk mengembangkan pendekatan baru yang berpotensi untuk mencegah dan mengobati Covid-19. Para peneliti dan ilmuwan kami juga telah mengeksplorasi potensi obat-obatan yang sudah ada dalam portofolio Pfizer untuk membantu pasien yang terinfeksi di seluruh dunia. Kami mengerahkan seluruh daya upaya yang ada untuk memberikan pengobatan atau penyembuhan kepada masyarakat,” katanya.

Pfizer juga mengumumkan kemajuan-kemajuan penting berdasarkan hasil skrining awal mereka.

Dari data awal tersebut mereka menemukan bahwa agen penghambat protease menunjukkan adanya aktivitas anti-virus terhadap SARS-CoV-2.

Baca Juga: Bayi Mungil Ini Selamat dari Infeksi, Padahal Ibunya Seorang Perawat Meninggal karena Covid-19 Saat Mengandungnya

Oleh karena itu, Pfizer akan melakukan studi konfirmasi pra-klinis, termasuk menganalisa sifat antivirus tersebut serta menilai kesesuaian senyawa itu secara klinis untuk diberikan Intra Vena.

Secara bersamaan, perusahaan juga akan berinvestasi untuk bahan-bahan yang akan mempercepat proses dimulainya studi klinis potensial senyawa terdepan tersebut pada kuartal 3 tahun 2020, tiga bulan atau lebih cepat dari perkiraan awal, yang akan disesuaikan dengan selesainya studi konfirmasi praklinis.

Menerapkan keahlian dan pengalaman Pfizer dalam mengembangkan riset vaksin hingga finalisasi perjanjian dengan BioNTech.

Baca Juga: Update Covid-19; Amerika Diam-diam Mulai Serius Selidiki Dugaan Senjata Biologis China

Pfizer Inc. dan BioNTech SE telah menandatangani perjanjian kolaborasi global pada Maret 2020 untuk bersama-sama mengembangkan program vaksin virus Corona berbasis mRNA yang bertujuan untuk mencegah infeksi Covid-19.

Kedua perusahaan berencana untuk melakukan uji klinis bersama terhadap kandidat vaksin Covid-19 yang pada awalnya dilakukan di Amerika Serikat dan beberapa lokasi penelitian di Eropa dan selanjutnya menyebar di berbagai pusat penelitian di dunia.

BioNTech dan Pfizer berencana untuk memulai uji klinis tersebut paling cepat akhir April 2020, setelah terbitnya izin resmi.

Perusahaan memperkirakan terdapat potensi untuk memasok jutaan dosis vaksin pada akhir tahun 2020 sebagai hasil dari suksesnya program pengembangan dan terbitnya persetujuan pihak berwenang yang tentunya akan dengan cepat meningkatkan kapasitas dalam memproduksi ratusan juta dosis pada 2021.

Baca Juga: Puasa Ramadan bagi Vegetarian, Cukupi Kebutuhan Gizi Optimal dari Makanan Fortifikasi

Analisa terhadap Azihtromycin sebagai molekul dengan aktivitas antivirus dalam upaya memberikan informasi yang dapat bermanfaat untuk menanggulangi Covid-19.

Para peneliti Pfizer akan menerbitkan ulasan di Jurnal Kedokteran Clinical Pharmacology and Therapeutics yang menilai data klinis dan in vitro yang telah dipublikasikan terkait azihtromycin sebagai molekul yang memiliki aktivitas antivirus.

Ulasan yang bersifat terbuka ini dapat digunakan untuk memfasilitasi penggunaan azithromycin dalam riset tentang Covid-19 di masa yang akan datang.

Sampai saat ini, azihtromycin tidak disetujui penggunaannya untuk pengobatan infeksi virus.

Menelaah obat-obatan Pfizer saat ini untuk populasi pasien kritis yang membutuhkan, Pfizer Inc. dan Liverpool Schol of Tropical Medicine’s Respiratory Infection Clinical Research Group meluncurkan dua studi terbaru untuk memberikan masukan mengenai interaksi S. pneumoniae dan SARS-CoV-2.

Baca Juga: Puasa Ramadan Bagi Penderita Obesitas, Bisa Turunkan Berat Badan 1Kg dalam Seminggu dan Risiko Penyakit Jantung

Pfizer diharapkan dapat menyelesaikan perjanjian kolaborasi dengan Liverpool dalam hal penyediaan dana dan pengujian laboratorium penelitian ini dalam beberapa hari mendatang.

Studi SAFER (SARS-CoV-2 Acquisition in Frontline Health Care Workers–Evaluation to Inform Response) dan studi FASTER (Facilitating A SARS CoV-2 Test for rapid triage) akan membantu menunjukkan apakah pasien yang terinfeksi Covid-19 juga memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap munculnya pneumonia akibat pneumokokus.

Kemudian, apakah jika pasien memiliki kedua infeksi tersebut maka akan menyebabkan penyakit tersebut lebih parah serta kondisi akhir yang lebih buruk.

Baca Juga: Foto-foto Mayat Korban Covid-19 di Amerika yang Dibiarkan Menumpuk Begitu Saja, Pemerintah; Entah Apa Lagi yang Harus Dilakukan

Studi SAFER akan melibatkan 100 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Royal Liverpool dan akan meneliti adanya hubungan antara SARS-CoV-2 dan kolonisasi pneumokokus.

Menurutnya, studi SAFER akan melibatkan 100 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Royal Liverpool dan akan meneliti adanya hubungan antara SARS-CoV-2 dan kolonisasi pneumokokus.

Studi FASTER akan merekrut 400 pasien dari bangsal penyakit infeksi di Rumah Sakit Royal Liverpool yang dicurigai terinfeksi virus Corona.

Saat ini, penelitian telah dimulai, dan data diharapkan terkumpul dalam beberapa bulan ke depan.(*)

Baca Juga: Berpuasa Ramadan Saat Pandemi Virus Corona, Gizi Seimbang Kunci Hindari Infeksi

 #berantasstunting

#hadapicorona