Nyatanya, pada beberapa orang yang minum susu saat sahur dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Misalnya pada orang dengan kondisi intoleransi laktosa biasanya akan menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti perut terasa penuh gas, kembung, dan diare, sekitar 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk susu lainnya yang mengandung laktosa.
Alih-alih ingin kenyang lebih lama, susu malah bisa menyebabkan seorang merasa lemas berkepanjangan saat puasa.
Baca Juga: Fakta Banyak Makan Nasi Saat Sahur, Puasa Jadi Kuat? Justru Penyakit yang Datang
3. Minum minuman isotonik agar tidak dehidrasi
Tak dapat dipungkiri, selama puasa kita sering melihat iklan bahkan ajakan untuk minum minuman isotonik saat sahur dan buka puasa agat tubuh tidak megalami dehidrasi.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Kinesiology and Sports Science menyatakan, minuman isotonik hanya memberikan efek plasebo tanpa memberikan energi.
Artinya, kita hanya tersugesti dengan iming-iming bahwa minuman isotonik dapat mengganti cairan tubuh yang hilang selama tidur atau puasa.
Selain itu, beberapa peneliti mengaitkan cairan isotonik ini dengan tekanan darah tinggidan detak jantung.
Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?
Minuman isitonik yang mengandung elektrolit seperti garam natrium dan kalium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Oleh sebab itu, tidak semua orang dianjurkan mengonsumsi cairan isotonik, terlebih orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas.