GridHEALTH.id - Berbagai anjuran mengenai menu sahur dan buka puasa memaang kerap kali kita dengar di kalangan masyarakat.
Namun tak sedikit anjuran-anjuran tersebut malah menjadi mitos belaka.
Baca Juga: Dari Nasi Sampai Jus, Aneka Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Saat Sahur
Padahal, bisa jadi, karena tidak mengetahui faktanya, mitos tersebut menjadi salah diterapkan.
Misalnya beberapa mitos tentang sahur yang kerap mengecoh khalayak ramai.
Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?
Diantara mitos tersebut adalah:
1. Perbanyak porsi makan agar kenyang lebih lama
Beberapa orang mengira memperbanyak makan saat sahur dapat mencegah rasa lemas dan kenyang lebih lama.
Padahal, rasa lapar dan lesu saat puasa sebenarnya tidak ada hubungannya dengan jumlah makanan yang dimakan, melainkan jenis makanannya.
Porsi besar saat sahur tidak berpengaruh pada rasa kenyang lebih lama karena proses pencernaan yang dimiliki setiap orang punya mekanismenya sendiri.
Baca Juga: Wajib Ada saat Sahur, 6 Buah-buahan Bernutrisi Ini Berikan Cadangan Energi selama Puasa
Tak sedikit hidangan sahur dan berbuka puasa yang justru tinggi akan kolesterol, gula, dan lemak trans.
Jika menu sahur tidak menyehatkan, maka risiko obesitas dan penyakit kronis dapat meningkat.
2. Minum susu agar puasa tahan lama
Layaknya makanan berat, banyak orang menganggap minum susu saat sahur dapat membuat kenyang lebih lama.
Nyatanya, pada beberapa orang yang minum susu saat sahur dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Misalnya pada orang dengan kondisi intoleransi laktosa biasanya akan menyebabkan gejala gastrointestinal, seperti perut terasa penuh gas, kembung, dan diare, sekitar 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk susu lainnya yang mengandung laktosa.
Alih-alih ingin kenyang lebih lama, susu malah bisa menyebabkan seorang merasa lemas berkepanjangan saat puasa.
Baca Juga: Fakta Banyak Makan Nasi Saat Sahur, Puasa Jadi Kuat? Justru Penyakit yang Datang
3. Minum minuman isotonik agar tidak dehidrasi
Tak dapat dipungkiri, selama puasa kita sering melihat iklan bahkan ajakan untuk minum minuman isotonik saat sahur dan buka puasa agat tubuh tidak megalami dehidrasi.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Kinesiology and Sports Science menyatakan, minuman isotonik hanya memberikan efek plasebo tanpa memberikan energi.
Artinya, kita hanya tersugesti dengan iming-iming bahwa minuman isotonik dapat mengganti cairan tubuh yang hilang selama tidur atau puasa.
Selain itu, beberapa peneliti mengaitkan cairan isotonik ini dengan tekanan darah tinggidan detak jantung.
Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?
Minuman isitonik yang mengandung elektrolit seperti garam natrium dan kalium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Oleh sebab itu, tidak semua orang dianjurkan mengonsumsi cairan isotonik, terlebih orang yang memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas.
4. Makan makanan pedas
Masyarakat Indonesia memang seakan tak bisa hidup tanpa sambal dan makanan pedas.
Namun tahukah, makanan pedas dapat menyebabkan tubuh menjadi lebih haus, sementara makanan manis akan membuat lebih cepat lapar.
Bahkan makan makanan pedas saat sahur dapat menyebabkan mual, muntah, dan perasaan kenyang di perut bagian atas setelah makan.
Alih-alih ingin menambah rasa sedap pada masakan saat sahur, lebih baik kurangi makan makanan pedas dan menggantinya dengan makanan seperti buah atau sayur.
Baca Juga: 5 Manfaat Minum Air Putih Hangat Setiap Buka Puasa, Salah Satunya Menjaga Kesehatan Tenggorokan
Itulah empat mitos tentang sahur yang masih melekat di benak masyarakat Tanah Air namun patut dihindari demi kesehatan tubuh selama puasa. (*)