Find Us On Social Media :

Pilih-pilih Air Minum Kemasan Galon, Antara Pandemi, Kesehatan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup

Air Minum Dalam Kemasan Galon

 

GridHEALTH.id – Sebagian besar tubuh manusia adalah air. Cukup minum terbukti bukan hanya mengurangi haus, tapi juga mengurangi risiko dari beberapa penyakit

Menurut dr. Tria Rosemiarti (GridHEALTH.id, 11 Oktober 2019), penyakit yang dicegah dengan cukup minum, semisal; batu ginjal, infeksi kandung  kemih dan membatasi perkembangan dari penyakit ginjal akut.

Baca Juga: Kemenkes Kena Imbas Ancaman Jokowi Bubarkan 18 Lembaga, Benarkah Tujuh Pejabat Dicopot dari Jabatannya?

Selain mencegah penyakit serius, Tria mengatakan cukup minum air mineral juga dapat meningkatkan fokus dan kemampuan kognitif seseorang. Alasannya, otak kita terdiri dari 75% air, dan dehidrasi dapat menyebabkan perubahan emosi, kurang konsentrasi, sakit kepala ringan, dan kelelahan.

"Kehilangan cairan dan elektrolit juga dapat menyebabkan kram otot yang menghambat kinerja kita. Karena itu, kita perlu mengonsumsi air yang cukup setiap hari dan menjadikannya sebuah kebiasaan," tambah Tria.

Tak boleh dibaikan mengenai kecukupan air minum, manusia setiap hari bisa mengeluarkan cairan sebanyak 1300-3500 cc. Saat bernapas, cairan yang keluar sekitar 250-350 cc.

Baca Juga: Setelah Surat Jalan, Publik Kembali Digegerkan Dengan Beredarnya Surat Tes Covid-19 Milik Djoko Tjandra

Kemudian buang air kecil 500-1000 cc dan buang air besar sebanyak 100-200 cc. Saat cuaca panas dan aktivitas tinggi, cairan akan lebih banyak keluar.

Melansir pusbindiklat.lipi.go.id (22 Mei 2020), ketersediaan asupan gizi seimbang yang cukup, serta dukungan air minum dan sanitasi yang sehat sangat menentukan terbangunnya imunitas masyaraat di masa pandemi Covid-19. Hal ini penting, Dr. L.T. Handoko selaku Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Webinar “Layanan Air Minum dan Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19” (22/5), apalagi vaksin Covid-19 belum ditemukan.

Baca Juga: Tragis, Bayi Lahir Tanpa Kepala Akibat Ibu Melahirkan Sendirian

Baca Juga: Masih Wajib Tes Covid-19 sebelum Bepergian Walau SIKM Dihapus, Perhimpunan Dokter Patologi: 'PCR dan Rapid Test Tidak Menjadi Syarat Perjalanan'

Di laman yang sama, Prof. Dr. Ignasius D.A. Sutapa, MSc. selaku Direktur Eksekutif Asia Pacific Center for Ecohydrology (APCE) menerangkan, air merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sedangkan cakupan layanan air minum di Indonesia kurang memadai.

Sementara akses masyarakat terhadap air bersih di beberapa titik di Indonesia masih sulit, di masa pandemi Covid-19 para pelaku usaha tidak terkecuali para penyedia layanan air minum, air bersih maupun air minum dalam kemasan (AMDK) ikut mendapat imbas Covid-19.

Keterbatasan ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat menjadi salah satu faktor yang merubah prioritas dan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air untuk mendukung kehidupannya.

“Covid-19 berdampak pada penurunan penjualan air minum kemasan” tutur Ir. Rachmat Hidayat, MM, M.Sc selaku Ketua umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (ASPADIN).

Baca Juga: Selain Dedaunan, Berikut 3 Alternatif Pengganti Kantong Plastik untuk Menyimpan Daging Kurban

Dilain pihak, kenyataan di pasar air minum dalam kemasan di masa pandemi Covid-19, melansir Tempo.co (8 Juni 2020), sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah di Indonesia, masyarakat dan penjual air minum dalam kemasan (AMDK) mengungkapkan AMDK galon isi ulang masih menjadi pilihan konsumsi keluarga di rumah.

Bahkan, para pedagang mengakui selama masa pandemi COVID-19 permintaan AMDK galon guna ulang lebih banyak dari sebelum terjadinya wabah virus corona itu.

Baca Juga: 7 Anak Buah Menteri Kesehatan Terawan Undur Jabatan, Ada Apa?

Farid pemilik toko kelontong yang menjual berbagai merek AMDK di Krukut Jakarta Barat mengaku sejak pandemi melanda, dia mengakui penjualan air minum dalam botol kecil menurun, tapi penjualan air galon justru mengalami kenaikan.

"Sejak PSBB diberlakukan pelanggan rumah tangga saya lebih banyak pesan galon karena lebih ekonomis. Sekarang pada di rumah, makanya permintaan kemasan galon lebih banyak keluarnya," ungkapnya.

Nah, mengenai AMDK galon ada hal yang penting diperhatikan, untuk kesehatan dan untuk lingkungan hidup.

Baca Juga: Balita 4 Tahun yang Terinfeksi Corona di Kediri Terpapar Virus Dari Neneknya

Baca Juga: Tergolong Rentan Terinfeksi hingga Berujung Kematian, 3 Kelompok Ini Dilindungi Pemerintah di Masa Pandemi

Pertama, menurut Dr. Eko Hari Purnomo, STp., MSc, dari Departemen Ilmu dan Tekologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, saat diwawancara GridHEALTH.id beberapa waktu lalu,

syarat sebuah air minum; Air minum harus berasal dari air bersih yang tidak berasa, berwarna, dan tidak berbau.

Selain aspek fisik tersebut, air minum juga tidak boleh mengandung cemaran bahan kimia dan juga cemaran mikrobiologis.

Baca Juga: Menkes Terawan Dicecar, DPR Sebut RS Sengaja Ubah Status Pasien jadi Positif Covid-19 Demi Insentif Puluhan Juta Rupiah

Kedua, jika memilih AMDK galon menurut Eko, AMDK baik yang berasal dari pabrikan maupun depot isi ulang bisa menjadi salah satu sumber air minum apabila mereka mematuhi peraturan yang ada.

“Informasi lebih rinci tentang depot air minum isi ulang dapat dilihat di keputusan menteri perindustrian dan perdagangan republik indonesia nomor 651/mpp/ kep/10/2004 tentang persyaratan teknis depot air minum dan perdagangannya,” papar Eko.

Ketiga, AMDK galon pilih yang;

*Memiliki SNI dan nomer registrasi BPOM.

*Pastikan kemasan galon tidak rusak atau bocor serta airnya tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.

*Brand AMDK galon yang kita pilih pastikan selalu bertanggung jawab akan kebersihan, higienis galon, juga kualitas air di dalamnya.

Baca Juga: Tes Covid-19 Kedua Masih Tunjukan Hasil Positif, Presiden Brazil; Saya Baik-baik Saja

Perlukah pilh AMDK galon sekali pakai? Menurut Eko, “Sejauh ini berdasarkan data yang saya kumpulkan, saya tidak melihat alasan bahwa galon sekali pakai lebih baik dari pada galon yang dipakai berulang selama galon dibersihkan dan disanitasi dengan baik sebelum digunakan kembali.”

Justru, lanjutnya, AMDK galon sekali pakai berpotensi meningkatan cemaran plastik ke lingkungan.

Mengenai hal itu Guru Besar Institut Pertanian Bogor Prof Ir Ahmad Sulaeman PhD angkat bicara.

Baca Juga: Istri Positif Covid-19, Saat Dijemput Petugas Medis Sang Suami Menolak Anggap 'Cuma Setan Aja Itu'

Baca Juga: Balita 18 Bulan Tewas Akibat Alat Tes PCR Patah dalam Hidung, Dibiarkan selama 24 Jam Tanpa Penanganan Dokter Spesialis Anak

Menurutnya, setiap produk yang sudah dikemas dan disegel sesuai standar yang telah ditetapkan, sudah pasti hiegienis dan aman dikonsumsi.

Air Kemasan Galon yang diisi ulang di pabrik sudah memenuhi standar keamanan pangan dan lebih ramah lingkungan.

Air kemasan yang menggunakan galon isi ulang di pabrik, standar uji dan standar mutunya sangat ketat. Pengawasannya rutin. Pun sangsinya tidak main-main.

Karenanya, Pakar Keamanan Pangan ini meminta pemerintah untuk menegur pèrusahaan-perusahaan produsen air kemasan galon sekali pakai.

Baca Juga: Balita 18 Bulan Tewas Akibat Alat Tes PCR Patah dalam Hidung, Dibiarkan selama 24 Jam Tanpa Penanganan Dokter Spesialis Anak

Alasannya tidak lain bertentangan dengan kebijakan pemerintah tentang penurunan limbah plastik.

Saat ini pemerintah melalui KLHK sudah mengeluarkan kebijakan phase out bebarapa jenis produk dan kemasan produk sekali pakai sebagaimana diatur dalam Permen LHK No. P.75/2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.

Baca Juga: Waspada Gelombang Ketiga, Hong Kong Kembali Memperketat Jarak Sosial Ketika 'Kritis' Menghantam Kota

Karenanya tidak heran jika banyak gerakan masyarakat yang mendukung pemerinta dan ahli mengenai hal ini. Salah satunya adalah petisi di change.org yang menolak sampah plastik dari AMDK sekali pakai; https://www.change.org/p/pemerintah-tolak-stop-produk-air-minum-kemasan-galon-sekali-pakai-demi-masa-depan-bumi.

Dalam petisi dengan judul Tolak & Stop Produk Air Minum Kemasan Galon Sekali Pakai ! Demi Masa Depan Bumi tersebut disebutkan, saat ini ada sekitar 50 juta kemasan galon reusable yang beredar dipasaran.

Baca Juga: Sempat Derita Takikardia, Jessica Iskandar Kini Alami Pembengkakan Leher Akibat Penyakit Tiroid, Ini Penyebabnya

Baca Juga: Menurut Keponakannya Donald Trump Berbahaya Bagi Amerika, Ayahnya Sosiopat

Kemasan AMDK galon tersebut bisa diisi ulang lagi melalui pabrik sebanyak 25 kali.

Nah, jika yang terjadi saat ini galon tersebut tidak reusable, tapi sekali pakai, maka dalam satu tahun akan ada 1.250.000.000 alias satu seperempat milyar galon yang terbuang sia-sia sebagai sampah!

Baca Juga: Epidemiolog UI; Isolasi Mandiri Justru Bisa Membahayakan Bila Kondisi Rumah Seperti Ini

Dalam petisi itu pun disebutkan, Sekedar gambaran , jika rata-rata galon memiliki diameter 27 cm, kalikan saja dengan satu seperempat miliar tadi. Jika dibariskan akan menghabiskan jarak 337.500 km. Padahal bumi kita saja hanya memiliki jarak keliling 40.070 km.

Andai kita buang galon tersebut di air, maka akan ada sampah galon yang menutupi seukuran Danau Toba setiap tahunnya.

Ingin sehat? Tak mungkin terwujud jika lingkungan dan alam tidak sehat karena cemaran sampah, apalagi plastik.(*)

Baca Juga: Update Covid-19 dari WHO; di Masa Mendatang Tak Ada Lagi Kehidupan Normal Seperti Sebelum Pandemi Covid-19

#berantasstunting

#HadapiCorona