Find Us On Social Media :

Waspadai Nyeri Kronik, Terlihat ‘Sepele’ Tapi Bisa Timbulkan Gangguan Jiwa

Nyeri yang bersifat kronik dapat menimbulkan stres yang berujung pada gangguan jiwa.

GridHEALTH.id - Meski nyeri bukanlah hal yang menyenangkan, tetapi merupakan cara tubuh memperingatkan ada sesuatu yang salah.

Rasa kaku, kesemutan, merupakan tanda bahwa otot kita mengalami kerusakan saraf atau telah bekerja terlalu berat.

Nyeri yang berkepanjangan (paling tidak berlangsung minimal tiga bulan atau lebih) dianggap sebagai nyeri kronik.

Nyeri kronik dapat menyerang berbagai bagian tubuh, terutama di bagian bawah tubuh dan rentang sakit bisa dari ringan sampai berat.

Nyeri dapat bersifat tajam, tumpul, sensasi seperti terbakar, gatal atau ditandai dengan kekakuan.

Nyeri yang ditimbulkan oleh cedera atau trauma adalah hal yang lumrah, tetapi nyeri yang bersifat kronik dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan pekerjaan yang kita lakukan.

Baca Juga: Nyeri Punggung Ganggu Aktivitas, Ini Tips Untuk Mengatasinya

Baca Juga: WHO Perbarui Panduan Perawatan Klinis Dengan Rekomendasi Kortikosteroid Untuk Pasien Covid-19

Nyeri kronik dapat merusak emosi dan fisik. Rasa stres yang kita alami bahkan dapat memperlemah sistem imunitas tubuh  dan dapat menyebabkan infeksi, kelelahan hingga depresi yang dapat menimbulkan gangguan jiwa.

Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School pada 2013 menemukan, satu dari tiga orang di Amerika mengalami nyeri kronik, yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan tahunan.

Akar penyebab dari nyeri kronis bisa berupa:

Kimia: jika keseimbangan kimiawi di otak terganggu maka kita bisa merasakan nyeri yang berlangsung lama.

Neurogenik: jenis nyeri ini dapat dihasilkan oleh kerusakan sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan pada saraf pengatur nyeri.

Psikogenik: nyeri ini dapat dipicu oleh gangguan emosional dan masalah mental

Psikologis: nyeri ini ditimbulkan karena gangguan personalitas atau masalah kejiwaan yang bermanifestasi menjadi nyeri secara fisik.

Baca Juga: Influenza Juga Bisa Berujung Maut, Waspadai Bila Muncul Gejala Berikut

Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Berdampak Serius Pada Kesehatan, Ini Cara Agar Tubuh Kembali Bugar

Tidak teridentifikasi: Berbagai tes dan pemeriksaan yang dilakukan  tidak dapat memastikan penyebab pasti dari nyeri maka dokter akan menggolongkannya ke dalam nyeri yang tidak dapat diidentifikasi.

 Berbagai penyebab dari nyeri adalah:

- Usia: nyeri kronis memang bukanlah sesuatu yang normal terjadi, tetapi beberapa penyakit seperti arthritis dan diabetes dapat menyebabkan munculnya berbagai nyeri kronis karena gangguan sendi dan kerusakan saraf.

- Kondisi kesehatan: fibromialgia, depresi atau gangguan kecemasan, cedera sendi, amputasi kaki dan operasi dapat menimbulkan nyeri yang bersifat kronik.

- Sistem imunitas: sistem imunitas yang melemah dapat menimbulkan berbagai ganguan seperti infeksi dan penyakit lainnya.

- Merokok: merokok dapat menyebabkan nyeri kronik dan menghambat penyerapan obat yang digunakan untuk meredakan sakit tersebut.

-Diet dan gaya hidup: memakan junk food, gaya hidup tidak sehat, mengonsumsi alkohol dan kebiasaan tidak sehat lainnya dapat menyebabkan timbulnya nyeri kronik.

Baca Juga: Tak Disangka, Menikmati Kopi di Pagi Hari Bantu Cegah Batu Ginjal

Baca Juga: Dokter Twindy Penyintas Covid-19 Bagikan Cerita Gejala yang Pernah Dialaminya

Mengatasi nyeri sangat bergantung pada penyebabnya. Yang sering dilakukan adalah pemberian obat, latihan, dan perubahan gaya hidup. Bisa salah satu yang diterapkan, namun juga dapat merupakan kombinasi ketiganya.  (*)

#berantasstunting #hadapicorona