Find Us On Social Media :

Seberapa Penting Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kenapa Harus Dilakukan?

Vaksinasi Covid-19, penting untuk melindungi tubuh dan lingkungan.

GridHEALTH.id - Rencana pemerintah Indonesia melakukan vaksinasi virus corona (Covid-19) masih menjadi polemik di masyarakat.

Apalagi vaksin yang digunakan masih dalam tahap uji klinis tahap 3. Juga banyak pihak yang beranggapan bahwa vasinasi ini cenderung tergesa-gesa.

Terlebih banyak juga yang menilai bahwa seiring dengan banyak orang terinfeksi virus dan sembuh nantinya akan terbentuk kekebalan komunitas dengan sendirinya.

Melihat hal itu, alhasil muncul pertanyaan seberapa penting vaksinasi Covid-19 di Indonesia?

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Sri Rezeki Hadinegoro pun memberikan penjelasannya mengenai penting tidaknya vaksinasi Covid-19 di tanah air.

Penjelasannya tersebut ia sampaikan saat acara sosialisasi media “vaksinasi untuk negeri” secara virtual yang diselenggarakan KPCPEN bersama Kementerian Kominfo, Sabtu (31/10/2020).

Baca Juga: Terancam Dipenjara Lagi, Vanessa Angel Akui Stres Hadapi Masalahnya, Akankah Kembali Ogah Makan Nasi Cadong?

Baca Juga: Tak Seperti Ayahnya, Pangeran William Sembunyikan Kabar Positif Covid-19 dari Publik, Masih Sering Lakukan Kunjungan Kerja

Menurutnya vaksinasi memang memiliki fungsi untuk melindungi diri sendiri dari berbagai infeksi, dalam kasus ini adalah Covid-19.

Vaksinasi Covid-19 dinilai dapat memutus rantai penularan virus corona melalui pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity yang dipicu oleh pemberian vaksin.

Sri mengatakan, vaksin bekerja untuk mengurangi risiko infeksi dengan melatih sistem imun tubuh dalam mengenal dan melawan patogen (virus dan bakteri).

Baca Juga: Tanpa Harus Bergantung Pada Suplemen, Ini 5 Cara Alami Tingkatkan Daya Tahan Tubuh yang Terbukti Secara Ilmiah

Vaksin nantinya akan menghancurkan imunogen yang spesifik untuk setiap antigen atau mikroorganisme lainnya yang akan menghasilkan respons imun.

Seseorang yang telah divaksinasi atau diimunisasi sekitar 80% sampai 95% nantinya bisa terhindar dari penyakit, tapi hanya untuk dirinya sendiri.

Karenanya agar tidak terjadi penularan di masyarakat, maka kuncinya adalah cakupan vaksinasi dan imunisasi harus tinggi, minimal 80% atau lebih.

Baca Juga: Sarapan Raja dari Jam Makan, Kunci Stamina dan Produktivitas juga Hindari Penyakit Kronik

“Kalau penyakit itu sangat menular, maka cakupan vaksinasi harus tinggi sekali di atas 80% bisa sampai 100% baru bisa diputus.

Misalnya polio cakupannya 100%, tetapi penyakit lain yang tidak terlalu menular cakupan 80% sudah memadai untuk putus penularan penyakit,” kata Sri.

Tingginya cakupan vaksinasi Covid-19 akan membentuk imunitas atau kekebalan kolektif di masyarakat.

Kekebalan kolektif ini terjadi ketika sebagian besar warga sudah memiliki kekebalan atau imunitas terhadap virus.

Baca Juga: Lagi, Ibu Hamil Ditolak Melahirkan di 4 RS usai Mendadak Dinyatakan Positif Covid-19

Walaupun yang diimunisasi hanya 80% warga, tetapi 20% warga lain otomatis terlindungi, atau disebut juga sebagai herd immunity.

Lantas kenapa vaksinasi harus dilakukan, jika seseorang yang terinfeksi bisa sembuh dan membentuk kekebalan komunitas dengan sendiri nantinya?

Menjawab hal itu, Sri menerangkan bahwa ada dua cara untuk membuat kekebalan komunitas.

Baca Juga: Jalani Perawatan di Ruang Isolasi, Wanita Ini Diperkosa Pegawai Rumah Sakit

Pertama, merawat banyak yang terinfeksi hingga sembuh karena lama-lama akan terbentuk kekebalan komunitas.

Kedua, kekebalan komunitas dengan menjalankan vaksinasi.

Sri mengatakan vaksinasi sebenarnya tidak perlu dilakukan jika masyarakat bisa disiplin dan patuh akan protokol kesehatan.

Baca Juga: Ketua Umum PMI Jusuf Kalla: 'Dengan Vaksin Siap Beredarpun, Indonesia Baru Selesai Pandemi Covid-19 Pada 2022'

Namun nyatanya kebanyakan masyarakat di Indonesia masih sulit disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Karenanya, akan sangat sulit jika pandemi virus corona di Indonesia dibiarkan begitu saja tanpa adanya vaksinasi Covid-19.

“Apakah kita menunggu semua penduduk sakit ? Kalau semua sakit dan kalau diisolasi masih bisa di rumah ya tidak apa apa, tapi kalau semua butuh perawatan di rumah sakit, butuh ICU, pakai ventilator, meninggal, dokternya kewalahan, rumah sakit penuh, apakah ini yang kita inginkan,” kata Sri.(*)

Baca Juga: Mantan Menkes Siti Fadilah Bebas dari Penjara, Sang Pengacara Ungkap Keinginannya Pada Pemerintah Soal Covid-19

 #berantasstunting #hadapicorona