Find Us On Social Media :

Bayi Kedinginan Bisa Sebabkan Hipotermia, Ini Cara Mencek Suhu Tubuh

Suhu tubuh bayi perlu diukur secara berkala untuk mencegah bayi kedinginan yang berisiko hipotermia.

 

GridHEALTH.id – Suhu normal pada bayi adalah berkisar pada 36—37,5oC  dengan pengukuran suhu aksiler (di ketiak).

Kenapa suhu tubuh bayi bagitu penting diketahui? Sebab, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi sempurna sehingga suhu tubuhnya bisa cepat menurun dan dapat menyebabkan hipotermia.

Kondisi hipotermia amat berbahaya karena berisiko tinggi membuat bayi mengalami sakit berat bahkan kematian.

Menurut dr. BRW. Indriasari, SpA, MSi. Med., M.Kes, dari RSIA Budhi Jaya, dikutip dari nakita.grid.id, hipotermia adalah kondisi dimana temperatur tubuh kurang dari 36°C.

Ada dua jenis hipotermia, yaitu hipotermia sedang (suhu tubuh 32°C—36°C) dan hipotermia berat (suhu tubuh bayi < 32°C).

Semua dengan pengukuran temperatur suhu tubuh aksiler. Bila pengukuran suhu dilakukan di rektal atau anus, suhu normalnya antara 0,5—1oC di atas suhu aksiler.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Tak Perlu Buru-buru Dimandikan, Ini Alasannya

Baca Juga: Dr Anthony Fauci, Pakar Penyakit Menular dan Ahli Imunologi Top Dunia Ternyata Hanya Minum Satu Jenis Vitamin Ini Untuk Lawan Virus Corona

Bayi yang bagaimanakah yang rentan mengalami hipotermia? Bayi prematur (bayi yang usia saat lahir kurang dari 37 minggu),  bayi berat bayi lahir rendah (kurang dari 2.500 gram), bayi dengan skor apgar (kurang dari 7), dan bayi dari ibu dengan riwayat  kehamilan kembar dua atau lebih.

Namun-namun bayi-bayi normal pun rentan terkena hipotermia bila ada pemicunya, misal, baju basah atau ruangan terlalu dingin.

 

Indriasari menyebutkan, hipotermia pada bayi dapat diprediksi sejak ia masih dalam kandungan sehingga begitu lahir, bayi bisa segera diberi penanganan yang cepat dan tepat.

Dokter, misalnya, bisa mendeteksi apakah bayi memiliki risiko hipotermia dengan membaca sekilas status riwayat kehamilan ibu, bagaimana taksiran berat janin, umur kehamilan, juga sosial ekonomi.

Sosial ekonomi ini berhubungan dengan nutrisi, kalau nutrisi kurang, bayi umumnya akan kecil.

Jika ada rencana operasi sesar pun, dokter akan melihat umur kehamilan, bila kurang 37 minggu, taksiran berat janin dari USG sekitar 2.200 gram, misalnya, maka bayi bisa berisiko hipotermia.

Tentunya, untuk mengetahui bayi tersebut hipotermia atau tidak, ketika lahir akan diukur suhu tubuhnya sesuai dengan parameter pengukuran menggunakan termometer yang diletakkan di ketiak.

Baca Juga: Penasihat Ilmiah Pemerintah Inggris Nyatakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Bekerja Baik

Baca Juga: Kebanyakan Gula Bisa Sebabkan Anak Jadi Hiperaktif? Ini Penjelasannya

Mengenali hipotermia bisa dilakukan dengan cara mencermati bayinya. Pegang kaki dan tangannya, bila terasa dingin, bayi mungkin  mengalami kedinginan, coba selimuti dia, gendong dan susui bayi.

Bila bayi juga tampak malas minum/berkurang minumnya, kurang aktif, wajah pucat, kebiruan, napasnya cepat atau berat,  ukur suhu tubuhnya dengan termometer. Jika memang hipotermia segera bawa bayi ke dokter. 

Untuk mengurangi risiko hipotermia, orangtua dianjurkan mengukur suhu setiap 3 jam sekali.

Ibunya juga dianjurkan sering menyusui bayi.  Kalau bayi tidak atau belum bisa mengisap puting susu, usahakan berikan bayi ASI perah.

Hangatkan kamar bayi dengan lampu sekitar 15—40 watt taruh lampu sekitar 50 cm dari boks bayi dan pancarkan ke bayi.

Jangan biarkan bayi tidur di ruangan yang suhunya terlalu dingin. Suhu aman AC untuk bayi  adalah 26˚C.

Selalu selimuti bayi (terutama yang baru lahir) dan pakaikan topi untuk menutupi kepala dan telinganya. Pemakaian tutup kepala ini penting mengingat 25% panas hilang melalui kepala.

Baca Juga: Memilih Kontrasepsi yang Tepat di Saat Masih Pandemi Virus Corona

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu, Siklus Haid Teratur Perbesar Peluang Kehamilan

Jangan lupa memeriksa popok bayi. Kalau si kecil pipis, segera ganti popoknya. Tidak disarankan memakai popok sekali pakai.

Sebabnya bila  lupa diganti dalam waktu lama, dikhawatirkan popok akan terlalu basah dan membuat bayi kedinginan.

Jangan lupa lakukan kontak kulit (skin to skin contact). Tempelkan bayi ke dada. Suhu tubuh  orangtua yang hangat akan dialirkan pada bayi sehingga bayi terhindar hipotermia.

Baca Juga: Diabulimia Pada Penyandang Diabetes, Gangguan Makan Akibat Depresi dan Penyalahgunaan Insulin

Baca Juga: Saus tomat Yang Rasanya Masam Membantu Seorang Turis Menyadari Bahwa Dirinya Terinfeksi Covid-19

Baca Juga: Madu Boleh Dikonsumsi Penyandang Diabetes Namun Perhatikan Takarannya

Salah satu kegunaan memberikan ASI secara langsung pada bayi adalah memberi kesempatan ibu dan bayinya melakukan kontak kulit . (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL