Find Us On Social Media :

Menghangatkan Makanan Cara Sehat Mengonsumsi Makanan Sisa. Ini Caranya

Menghangatkan Makanan cara sehat mengonsumsi makanan sisa kemarin.

GridHEALTH.id - Mengonsumsi makanan sisa yang tidak habis di jam makan sebelumnya bukan lah hal tabu dan berbahaya.

Malah mengonsumsi makanan sisa tadi malam sekalipun untuk dikonsumsi pagi harinya tidak masalah.

Baca Juga: Kunyit Putih Bumbu Seafood Untuk Mengtatasi Gangguan Pernapasan Akibat Virus

Bahkan sejak zaman dahulu hal ini sudah banyak dilakukan di keluarga, tidak hanya di Indonesia. Di luar negeri pun lumrah melakukannya.

Walau demikian, ada satu hal yang harus diperhatikan oleh kita semua.

Saat akan mengonsumsi makanan sisa, wajib dihangatkan kembali makanan tersebut.

Baca Juga: Formula Vaksin Covid-19 Moderna Ternyata Ditemukan Hanya dalam 2 Hari, Efektifitasnya Hingga 94,5 Persen

Nah, di sinilah step penting yang harus diperhatikan dan ditaati saat akan makan makanan sisa.

Makanan sisa wajib dihangatkan sebelum dikonsumsi.

Menghangatkan kembali makanan sisa, melansir Centre for Food Safety, The Goverment of the Hongkong Special Administrative Region, adalah cara paling efektif untuk menghilangkan bahaya bakteri dalam makanan.

Baca Juga: Banyak Bekerja di Depan Layar Komputer, Lakukan Olahraga Mata Untuk Menjaga Otot Mata Tetap Sehat

Sebagian besar bakteri dan virus bawaan makanan dapat dibunuh jika makanan dimasak atau dipanaskan kembali cukup lama pada suhu yang cukup tinggi.

Karenanya saat menghangatkan makanan sisa, mengutip artikel dengan judul 'Food safety is in your hand Critical control poins are your friends (7 food safety tips)', dari laman tersebut, suhu inti makanan harus mencapai setidaknya 75 derejat celcius.

Baca Juga: Baru Tiba Sehari di Indonesia, Pendaftaran Vaksinasi Covid-19 secara Online Sudah Dibuka, Benarkah?

Jadi, makanan sisa sebelum dikonsumsi harus benar-benar dimasak dengan suhu inti mencapai setidaknya 75 derejat celcius.

Untuk mendapatkan suhu yang tepat, harus meggunakan termometer makanan.

Baca Juga: PMS dan PMDD, 2 Gangguan Haid Bikin Resah, Pil KB Dapat Mengatasinya

Termometer makanan harus dibersihkan dan didesinfeksi dengan benar sebelum dan sesudah digunakan.

Jika suhu inti makanan tidak dapat diukur, metode inspeksi visual berikut dapat diterapkan:

Daging merah

Baca Juga: Dibanderol Mulai dari Rp 200 Ribu, Vaksin Covid-19 Sinovac Akan Diberikan pada Tenaga Medis Terlebih Dahulu

- Bagian dalam daging tidak boleh berwarna merah dan sari daging harus bening.

- Masak semua daging mentah, domba dan daging sapi muda, daging, dan daging panggang dengan suhu internal minimum 145 ° F yang diukur dengan termometer makanan sebelum mengeluarkan daging dari sumber panas.

Baca Juga: Punya Umur Panjang Kini Tak Mustahil, Coba Mulai Sekarang Kurangi Konsumsi Garam dan Rasakan Khasiatnya

- Demi keamanan dan kualitas, biarkan daging sebelum dikonsumsi, setidaknya tiga menit sebelum dikonsumsi.

Untuk alasan preferensi pribadi, konsumen dapat memilih untuk memasak daging dengan suhu yang lebih tinggi.

Baca Juga: Haid Membanjir Bisa Menyebabkan Anemia, Ini Cara Mengatasinya

Daging giling

Masak semua daging giling mentah, domba, dan daging sapi hingga suhu internal 160 ° F yang diukur dengan termometer makanan.

Daging unggas

Baca Juga: Transmisi Penularan Covid-19 di Musim Panas Menurun, Bagaimana Saat Musim Hujan Seperti Sekarang?

- Bagian dalam daging tidak boleh berwarna merah muda dan sari daging harus bening.

- Masak semua unggas hingga suhu internal 165 ° F yang diukur dengan termometer makanan.

Seafood

Ikan harus dimasak sampai berubah menjadi buram, kerang harus dimasak sampai cangkangnya terbuka secara alami.

Baca Juga: Pijat saat Hamil Muda Berisiko Keguguran, Coba lakukan 4 Cara Aman Ini untuk Redakan Pegal

Telur

kuning telur dan putihnya keras; jangan gunakan resep untuk hidangan yang telurnya masih mentah atau setengah matang kecuali menggunakan telur yang dipasteurisasi.

Penting juga diperhatikan, melansir United States Department of Agriculture, dalam artikel Leftovers and Food Safety, disebutkan makanan yang dimasak atau dipanaskan secara menyeluruh harus disimpan pada suhu di atas 60 ° C untuk menghindari pertumbuhan bakteri.

Baca Juga: Faktanya Penderita Diabetes Masih Bisa Makan Nasi Putih, Begini Baiknya

Bakteri tumbuh dengan cepat antara suhu 40 ° F dan 140 ° F.

Setelah makanan dimasak dengan aman, makanan panas harus dijaga tetap panas pada suhu 140 ° F atau lebih hangat untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat Akan Dimulai 11 Desember, Indonesia Kapan?

Dalam 2 jam setelah memasak makanan atau setelah dikeluarkan dari peralatan yang menjaganya tetap hangat, sisa makanan harus disimpan di lemari es.

Buang semua makanan mudah rusak, yang telah dibiarkan dalam suhu kamar selama lebih dari 2 jam (1 jam jika suhu lebih dari 90 ° F, seperti piknik di luar ruangan selama musim panas).

Makanan dingin yang mudah rusak, seperti salad ayam atau sepiring daging deli, harus disimpan pada suhu 40 ° F atau lebih rendah.

Baca Juga: Rutin Minum Air Lemon Setiap Pagi, Kulit Wajah Wanita Ini Menjadi Lembut dan Bebas dari Jerawat

Saat menyajikan makanan di buffet, jaga agar makanan tetap panas di slow cooker, atau baki penghangat.

Buang sisa makanan dingin yang telah ditinggalkan selama lebih dari 2 jam pada suhu kamar (1 jam bila suhu di atas 90 ° F.(*)

Baca Juga: 1,2 Juta Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia, Jokowi Sebarkan Optimisme: 'Bersyukur, Kita Bisa Segera Mencegah Meluasnya Covid-19'

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL