Find Us On Social Media :

Konsultasi KB Lewat Telemedicine, Semua Jenis Alat Kontrasepsi Bisa Dilayani

Kehadiran telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Termasuk layanan kontrasepsi.

 

GridHEALTH.id - Telemedicine merupakan salah satu hasil utama dari perkembangan sektor kesehatan di bidang digital.

Menurut WHO, telemedicine bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis serta dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan.

Kehadiran telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

Telemedicine ialah suatu teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Dengan demikian pelayanan kesehatan dilakukan secara daring dari rumah.

Konsultasi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan, atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips dalam meningkatkan kesehatan tubuh.

Di Indonesia, penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan dalam pemerataan akses kesehatan, seperti persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan masih kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa area tertentu.

Baca Juga: Di Masa Pandemi Covid-19, Konsultasi Program Keluarga Berencana (KB) Bisa Dilakukan Lewat Telemedicine

Baca Juga: Studi : Sistem Kekebalan Merespons Lebih Kuat Pada Pasien Covid-19 Tanpa Gejala

Baca Juga: Di Saat Pandemi Virus Corona, Perlukah Kita Mengonsumsi Suplemen?

Layanan telemedicine tersedia untuk ibu hamil pada saat kehamilan, setelah kehamilan dan layanan selama dan setelah kehamilan.

“Layanan telemedicine juga dapat dilakukan bagi pasangan yang membutuhkan layanan kontrasepsi, aborsi, dan perawatan Kesehatan seksual dan reproduksi lainnya selama pandemi Covid-19,” jelas  Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K) MPH, dalam acara virtual Persembahan Iluni FKUI 96 dalam rangka Dies Natalis FKUI 2021 yang bertema “Karsa dan Cita untuk Indonesia: Hamil, bersalin, dan KB selama COVID-19, Bugar Selama Pandemi Covid-19” di Jakarta (14/12/2020).

 

“Untuk layanan kontrasepsi, bentuk kontrasepsi jangka panjang yang reversibel sangat mungkin menjadi kontrasepsi yang efektif selama setahun atau lebih dari yang biasanya direkomendasikan. Hal ini tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama sehingga pasien mungkin disarankan untuk menunda penggantian untuk sementara waktu.”

Sebagai contoh, IUD copper seperti T dilisensikan selama 10 tahun tetapi tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi hingga 12 tahun.

Levonorgestrel 52 mg seperti Mirena yang dilisensikan selama 5 tahun tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi selama 6 tahun.  Kontrasepsi ini dapat digunakan dengan aman dari usia 45 sampai 55 tahun.

“Kontrasepsi implant yang dilisensikan selama 3 tahun tidak menyebabkan masalah kesehatan jika digunakan lebih lama dan cenderung efektif untuk kontrasepsi selama 4 tahun,” demikian disampaikan Prof. Iko, demikian pria ini biasa dipanggil.

Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Apakah Saya Tetap Pakai Masker Setelah Disuntik Vaksin Covid-19?'

Baca Juga: Manfaat Sayuran Untuk Penyandang Diabetes, Bisa Turunkan Gula Darah

Baca Juga: 4 Bahaya Mengintai Bila Sering Kerja Lembur Sampai Larut Malam

Ia juga menambahkan, bahwa semua jenis kontrasepsi aman digunakan pada semua perempuan di masa pandemi ini, termasuk kontrasepsi hormonal yang justru memiliki keunggulan dalam beberapa hal karena sifat estrogen sebagai modulator sistem imunologi tubuh. (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL