Sebab menurut Dicky, "Vaksinasi kita masih 1 persen sampai 2 persen, jadi belum berdampak signifikan terhadap penurunan kasus positif," paparnya, Selasa (16 Maret 2021), dikutip dari Wowkeren.com (16 Maret 2021).Dicky yakin dengan apa yang dikatakannya karena, data per Sabtu (13 Maret 2021), jumlah orang yang divaksin dosis kedua mencapai 1,4 juta, sedangkan sebanyak 3,9 juta lainnya telah menerima suntikan pertama.
Bila dibandingkan dengan jumlah populasi Indonesia, maka persentase orang yang sudah divaksin di Indonesia masih kecil, di bawah Amerika Serikat dan Israel.Karena itulah ia kemudian menduga ada faktor lain yang menyebabkan penurunan jumlah kasus ini, termasuk pengetesan dan pelacakan yang belum baik.
Baca Juga: Solusi Bagi Penderita Nyeri di Leher Tanpa Obat, Gunakan Bantal Seperti Ini
"Menjadi tanda tanya besar ketika kasus menurun karena aspek tracing yang tidak memadai," ujar Dicky, dilansir dari Tempo.Selain itu, perbedaan laporan masih terjadi antara pemerintah pusat dan daerah, terutama dari segi jumlah kasus positif serta kematian COVID-19.
Kasus kematian di Tanah Air yang masih di atas 100 orang per hari, menurut Dicky adalah tanda lemahnya deteksi dini terhadap kasus-kasus positif."Saya menjadi tidak terlalu percaya diri, walaupun senang, tapi tidak terlalu percaya diri karena intervensi di aspek yang mendasari ini belum optimal. Jadi penurunan COVID-19 ini mungkin ada banyak faktor yang harus dilihat," papar Dicky.(*)
Baca Juga: Cara Mudah Menurunkan Kolesterol Tinggi, Ternyata Cukup Makan 5 Sayuran Ini Secara Rutin
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL