Find Us On Social Media :

Tiga Jenis Puasa, Dari Praktik Keagamaan Hingga Ingin Langsing

Ada beberapa jenis puasa, yang lantas dikaitkan dengan tujuannya. Namun semuanya demi mendapatkan kesehatan.

GridHEALTH.id - Meski puasa lebih banyak dilakukan sebagai praktik keagamaan, namun saat ini semakin banyak orang yang berpuasa demi kesehatan yang lebih baik.

Memang,  sejak berabad-abad lalu, ide terpenting di balik ini adalah manfaat puasa bagi kesehatan manusia.Dengan berpuasa, tubuh membersihkan dirinya sendiri.

Namun tak banyak yang tahu bahwa ada beberapa jenis puasa, yang lantas dikaitkan dengan tujuannya.

Dilansir dari Arab World, berikut adalah tiga jenis puasa yang biasa dilakukan.  Mulai dengan alasan keagamaan hingga niat bikin langsing;

1. Puasa kering atau mutlak

Jenis ini membatasi semua makanan untuk jangka waktu tertentu dan disebut "mutlak" karena kondisinya yang ekstrem.

Jenis puasa ini bisa sehari atau seminggu. Orang hanya diperbolehkan minum cairan dengan jenis puasa ini. Ini biasanya disarankan oleh dokter dalam pengaturan penyakit reumatoid untuk mengendalikan peradangan.

Baca Juga: Selamat Datang Ramadan! Enggak Main-main, Ternyata Ini Efek Dahsyat Puasa Bagi Kesehatan Tubuh

Baca Juga: Warna Lidah Dapat Menentukan Apakah Kita Menderita Gangguan Jantung

2. Puasa intermiten

Pada tipe ini orang membatasi baik cairan maupun makanan untuk jangka waktu tertentu setiap hari.

Puasa berselang memiliki akar spiritual dan sebagian besar dilakukan oleh umat Islam selama bulan suci Ramadan dan puasa sunah Senin-Kamis.

Selain Islam, komunitas agama lain termasuk Hindu, Yahudi, Katolik Yunani dan ortodoks timur juga mempraktikkan jenis puasa ini.

 

3. Puasa parsial

Kadang juga disebut puasa selektif. Jenis puasa ini bersifat parsial atau selektif karena membatasi jenis makanan tertentu untuk jangka waktu tertentu.

Ini bisa berupa produk susu, makanan hewani, jenis minyak atau pati. Ini bukan jumlah makanan yang dibatasi, ini adalah jenis makanan yang dikecualikan dari diet harian.  Jenis puasa ini termasuk praktik detoksifikasi pembersihan atau monodiet.

Dalam tradisi Jawa, puasa mutih juga termasuk puasa parsial. Dimana untuk jangka waktu tertentu hanya mengonsumsi nasi dan air putih dan pantang lauk-pauk serta garam dan gula.

Pada dasarnya tidak ada yang perlu ditakuti dengan puasa.  Bukankah kita sudah berpuasa setiap hari dalam hidup tanpa menyebutnya "puasa."

Baca Juga: Olahraga di Bulan Ramadan, Bila Waktu dan Jenisnya Tepat, Manfaat Puasa Lebih Terasa

Baca Juga: Cara Alami Untuk Mengencangkan Kulit Kendur Setelah Melahirkan

Karena kita semua pergi tidur dan tidak makan atau minum di malam hari selama rata-rata delapan jam?

Itu adalah keadaan puasa fisiologis kita di mana kita mengistirahatkan semua sistem di tubuh kita untuk pemulihannya.

Baca Juga: Studi Kesehatan: Banyaknya Lemak Makanan di Otak Sebabkan Gangguan Mental

Baca Juga: Hidrasi Bantu Kognitif Anak, Ini Jumlah Kebutuhan Minum Harian

Itulah mengapa para ahli kesehatan mengatakan bahwa tubuh kita sebenarnya dirancang untuk berpuasa. Agar semua sistem bekerja memulihkan dirinya dan memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak! (*)

#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL