Find Us On Social Media :

Mutasi Virus Corona Baru Terdeteksi di Vietnam, Jakarta Panik Kasus Covid-19 1000 Per Hari

Kasus harian Covid-19 mengalami kenaikan.

GridHEALTH.id - India kini menjadi cerminan pandemi Covid-19 dunia.

Indonesia pun tidak ingin mengalami nasi nahas seperti India yang mengalami tsunami Covid-19.

Karenanyalah Indonesia termasuk negara paling gesit prihal program vaksinasi.

Belajar dari India, Indonesia pun saat libur lebaran 2021 melarang warganya untuk menjanlan tradisi mudik tahunan.

Perjalanan keluar kota diminimalisir dan dijaga, aturannya pun diperketat.

Tapi sebagian masyarakat Indonesia untuk mudik berani pasang badan dan bertaruh jiwa raga.

Buktinya sepanjang hari liburan lebaran, khususnya sebelum lebaran, banyak pemudik yang memaksakan diri dengan aneka cara, untuk bisa mudik.

Malah di media sosial para pemudik tahun ini disebut pahlawan pulang kampung.

Apa bisa dibenarkan dan haruskah diapresiasi?

Baca Juga: Banyak yang Ngotot Pulang Kampung, Kini Kasus Covid-19 Jakarta Melonjak 1000 per Hari, yang Ditakutkan Menjadi Kenyataan

Sekarang setelah dua minggu libur lebaran masyarakat Indonesia, khususnya di perkotaan di pulau Jawa dihadapkan dengan melonjaknya kasus harian Covid-19.

DKI Jakarta sendiri, yang penduduknya paling banyak melakukan mudik, telah mencatat kasus harian sebanyak 1000 kasus!.

Kondisi ini tentu ada dalam bayang-bayang tsumani Covid-19 seperti yang terjadu di India.

Banyak yang khawatir akian hal ini. Tenaga kesehatan, pengamat, ahli, juga pemerintah, dan masyarakat tentu miris dengan melihat fakta ini.

Akankan Indonesia senasib dengan India?

Baca Juga: 3 Suplemen Tambahan Penting Bagi Bayi Prematur Menyusui

Untuk diketahui, melansir 24h.com.vn (30/5/2021), pada tanggal 29 Mei, Prof.Dr.Le Thi Quynh Mai, Wakil Direktur dari Central Institute of Hygiene and Epidemiology, mengumumkan informasi tentang varian baru dari virus SARS-CoV-2 dengan munculnya "mutasi yang hilang Y144 pada protein S dari virus B.1.617.2 (varian baru yang pertama kali ditemukan di India)".

Jenis mutasi tersebut juga dikatakan memiliki karakteristik yang mirip dengan varian B.1.1.7 (pertama kali ditemukan di Inggris).

Kemudian, dalam pernyataan media yang dikirim melalui email pada hari yang sama tanggal 29 Mei, Direktur Teknis Program Tanggap Darurat WHO, Dr. Maria van Kerkhove mengatakan WHO "belum menilai subtipe virus" (SARS-CoV-2) yang terdeteksi di Vietnam.

Kerkhove mengatakan bahwa kantor perwakilan WHO di Vietnam telah bekerja dengan Kementerian Kesehatan Vietnam dan WHO, di mana mereka masih menunggu informasi lebih lanjut.

Baca Juga: Hari Tanpa Tembakau Sedunia 31 Mei, Coba 4 Cara Alami Ini Untuk Berhenti Merokok

Kerkhove menambahkan, menurut pandangan WHO saat ini, varian yang diumumkan Vietnam masih dianggap varian B.1.617.2 (mutasi Covid-19 India) yang kemungkinan telah muncul beberapa mutasi baru.

Meski begtu, mereka juga mencatat bahwa WHO akan memberikan informasi lebih lanjut setelah ada data baru tersedia dari varian ini.

Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long memperingatkan bahwa B.1.617.2 adalah bentuk umum dari infeksi COVID-19 di masyarakat di Vietnam.

Tetapi, perlu diwaspadai, bahwa virus tersebut telah menunjukkan tanda-tanda peningkatan infektivitas dan menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan wabah sebelumnya.

Menurut Kementerian Kesehatan, Vietnam telah mendeteksi total 7 varian virus SARS-CoV-2.

Baca Juga: 7 Penyebab Kolesterol Tinggi Tanpa Disadari yang Perlu Diwaspadai

Di antaranya, B.1.222 (umum di Inggris), B.1.619 (berasal dari Kamerun dan menyebar dengan cepat di Eropa), D614G (kota pesisir Eropa), B.1.351 (pertama kali ditemukan di Afrika Selatan), A.23.1 (pertama kali ditemukan di Rwanda), B.1.1.7 dan B.1.617.2.

Terkait kasus positif Covid-19 di negara ini, sejak sebulan terakhir, Vietnam dihantam gelombang infeksi virus corona.

Itu mengakibatkan terjadinya 3.595 kasus Covid-19 lokal di 33 kota dan provinsi.

Long mengatakan, varian baru virus corona yang diduga bertanggung jawab atas gelombang baru itu jauh lebih menular, terutama di udara.

Baca Juga: Bayi Diberi Pisang, Usia 10 Hari Meninggal, Ibu Bayi 4 Bulan Dimarahi Warganet

Sementara penelitian di laboratorium mengungkapkan bahwa varian tersebut mampu mereplikasi dirinya sendiri dengan sangat cepat, menyebabkan kemunculan begitu banyak kasus baru di lokasi berbeda, dan dalam kerangka waktu yang lebih singkat.

Sementara itu, di DKI Jakarta Melalui keterangan resminya, Dinkes DKI Jakarta mengatakan bahwa kasus positif Covid-19 masih fluktuatif dan kini mengalami kenaikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data per 30 Mei 2021, pihaknya telah melakukan tes PCR sebanyak 15.105 spesimen.

Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 10.573 orang dites PCR untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 1.064 positif dan 9.509 negatif.

Selain itu, dilakukan pula tes Antigen sebanyak 7.567 orang dites, dengan hasil 88 positif dan 7.479 negatif.

Baca Juga: Selain Rendam Air Garam, Ini Cara Mudah Menghilangkan Bau Kaki yang Bikin Tak Nyaman

"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 373.236 Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 69.664 Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 64 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 10.529 (orang yang masih dirawat/ isolasi)," ungkapnya, seperti dikutip dari Siaran Pers PPID DKI Jakarta, Senin 31 Mei 2021.

Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai 30 Mei yaitu sebanyak 429.333 kasus.

Pemprov DKI Jakarta menyarankan, bagi masyarakat yang ingin memasuki wilayah Jakarta untuk melakukan pemeriksaan mandiri Covid-19 melalui JakCLM di aplikasi JAKI.

Melalui JakCLM, masyarakat dapat mengetahui risiko Covid-19 serta mendapatkan berbagai rekomendasi kesehatan sesuai dengan risiko yang dimiliki.

Baca Juga: Selain Rendam Air Garam, Ini Cara Mudah Menghilangkan Bau Kaki yang Bikin Tak Nyaman

Kontribusi masyarakat dalam pengisian JakCLM dapat membantu Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan pencegahan penyebaran kasus Covid-19 di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta juga masih membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi Covid-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar atau KSBB.

Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai. Informasi lengkap seputar KSBB dapat melalui situs https://corona.jakarta.go.id/kolaborasi.(*)

Baca Juga: Ingin Bibir Selalu Sehat dan Lembab Setiap Hari? Sederet Hal Ini Jangan Sampai Dilewatkan