Terkadang, hepatitis C tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas. Namun, penderita hepatitis C bisa mengalami gejala hepatitis yang mirip dengan hepatitis A dan hepatitis B.
Gejala tersebut berupa demam, nafsu makan menurun, urine berwarna gelap, sakit perut, nyeri sendi, dan penyakit kuning.
Sama seperti hepatitis B, hepatitis C bisa berkembang menjadi kronis dan dapat menyebabkan kerusakan hati permanen atau sirosis.
Karena gejalanya bisa mirip satu sama lain dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, penyakit hepatitis perlu diperiksa langsung oleh dokter.
Untuk menentukan diagnosis hepatitis dan mencari penyebabnya, dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes urine, tes darah untuk menilai fungsi hati, tes antigen hepatitis, misalnya HBsAg, hingga pemeriksaan radiologi, seperti USG hati, foto Rontgen dan CT scan.
Setelah dokter memastikan diagnosis hepatitis dan mengetahui penyebabnya, dokter akan memberikan penanganan, misalnya dengan pemberian obat antivirus, suntikan interferon, serta obat-obatan untuk memulihkan fungsi hati.
Baca Juga: CT Value, Angka yang Perlu Diperhatikan Saat Melihat Hasil Tes PCR
Baca Juga: Eropa Sedang Mengembangkan Vaksin Hipertensi Agar Pasien Darah Tinggi Tak Perlu Sering Minum Obat
Jika kesulitan makan dan minum, dokter juga mungkin akan memberikan terapi cairan melalui infus.