Find Us On Social Media :

5 Perubahan Gaya Hidup Sederhana Untuk Mengatasi Hipertensi

Berolahraga secara teratur, mengurangi risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi.

GridHEALTH.id - Hipertensi atau darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, termasuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan aneurisma.Tingkat tekanan darah yang optimal adalah pembacaan di bawah 120/80mmHg sementara pembacaan di atas 140/90mmHg umumnya dianggap tinggi.

Sangat penting untuk menjaga tekanan darah tetap terkendali. Oleh sebab itu, selain diberikan obat oleh dokter, segera lakukan perubahan gaya hidup berikut;

1. Berhenti minum alkohol dan merokokMinum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan tekanan darah ke tingkat yang tidak sehat.

Peminum berat yang ingin mengurangi tekanan darah disarankan untuk secara perlahan mengurangi asupan alkohol selama 1-2 minggu untuk menghindari risiko tekanan darah yang sangat tinggi.

Juga, setiap batang rokok yang diisap dapat meningkatkan tekanan darah selama beberapa menit setelah selesai.

Menghentikan dua hal ini sangat membantu menormalkan tekanan darah.

Baca Juga: Risiko Stroke Meningkat Bila Pengobatan Hipertensi Tidak Tepat, Studi

Baca Juga: Berapa Banyak Karbohidrat yang Kita Butuhkan Setiap Hari? Begini Cara Menghitungnya

2. Lepaskan stres

Tubuh menghasilkan gelombang hormon ketika kita berada dalam situasi stres. Hormon-hormon ini untuk sementara meningkatkan tekanan darah dengan menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit.

Tetapi ketika stres hilang, tekanan darah kembali normal. Namun, lonjakan tekanan darah sementara yang sering dapat merusak pembuluh darah, jantung, dan ginjal  dengan cara yang mirip dengan tekanan darah tinggi jangka panjang.

Berolahraga 3-5 kali seminggu selama 30 menit dapat mengurangi stres, termasuk mencoba yoga dan meditasi, banyak tidur dan tetap bahagia.

3. Kurangi  asupan natrium (garam)

Bahkan sedikit pengurangan natrium dalam diet dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi tekanan darah sebesar 5-6 mmHg jika memiliki tekanan darah tinggi.

Secara umum, batasi asupan natrium hingga 2300mg sehari atau kurang. Namun, asupan natrium yang lebih rendah dari 1500 mg sehari sangat ideal untuk kebanyakan orang dewasa. 1500mg = kurang dari 1 sendok teh garam per hari.

Untuk mengurangi natrium dalam diet, baca label makanan, pilih makanan dengan sedikit natrium, hindari makanan olahan dan kemasan seperti mie, sup, keripik, biskuit, dll.

Gunakan bumbu dan rempah-rempah untuk menambah rasa pada makanan. Kurangi secara bertahap, langit-langit mulut Anda akan menyesuaikan seiring waktu.

Baca Juga: Bisul Jangan Dikopek Karena Ini Risiko Berbahaya yang Menanti

Baca Juga: Mantan Presiden SBY Berangkat ke Mayo Clinic di AS Untuk Obati Kanker Prostat, Kanker Paling Ditakuti Pria

4. Lebih banyak konsumsi buah dan sayur

Makan makanan yang kaya biji-bijian, buah-buahan, sayuran dan susu rendah lemak bersama dengan menghindari lemak jenuh dan kolesterol dapat menurunkan tekanan darah sebesar 11 mmHg jika memiliki tekanan darah tinggi.

Pola makan ini dikenal dengan diet DASH (Dietary Approach to Stop Hypertension). Buah-buahan dan sayuran adalah sumber potasium terbaik dan dapat membantu mengurangi efek sodium pada tekanan darah.

Cobalah makan buah dan salad setiap hari. Coba juga tambahkan bit ke dalam smoothie  yang diketahui dapat mengurangi tekanan darah. Tetapi mereka yang punya masalah gula darah harus berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum makan bit.

5. Berolahraga secara teratur

Menjadikan olahraga sebagai kebiasaan dapat membantu menurunkan tekanan darah. Tidak perlu ke gym. Cukup lakukan kardio di rumah.

Contoh olahraga kardio adalah  jalan cepat, jogging, berenang atau bersepeda. Lakukan aktivitas sedang setidaknya 30 menit sehari selama 5 hari seminggu.

Baca Juga: Tips Turunkan Risiko Kanker Ovarium, Konsumsi Serat dan Teh Oolong

Baca Juga: 5 Tips Pengobatan Rumahan Untuk Mengatasi Penyakit Infeksi Mata

Ini adalah cara yang bagus untuk mengurangi stres dan juga meningkatkan tingkat energi. Konsultasikan dengan dokter atau pelatih tentang bagaimana dan kapan memulai aktivitas fisik setelah tekanan darah tinggi terdeteksi. (*)