GridHEALTH.id - Saraf kejepit tulang belakang dapat mengganggu berbagai aktivitas penderitanya.
Hal ini dikarenakan saraf kejepit dapat memicu kesemutan, gangguan fungsi buang air kecil dan buang air besar, bahkan kelumpuhan bila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat.
Saraf kejepit atau herniasi nukleus pulposus (HNP) bisa terjadi akibat beberapa faktor.
Mulai dari cedera/jatuh (kecelakaan kendaraan atau olahraga), proses penuaan, kelainan struktur tulang belakang (seperti skoliosis, stenosis spinal), keropos tulang belakang (osteoporosis), adanya tumor, infeksi (misalnya tuberculosis) dan lainnya.
Kondisi tersebut dapat membuat diskus intervertebralis atau bantalan di ruas tulang belakang yang bekerja sebagai ‘shock absorber’ (penyerap/peredam kejut atau tekanan) menonjol (bulging) atau herniasi.
Dampaknya akan muncul nyeri pinggang (LBP) yang disertai dengan kesemutan, kebas/baal bergantung pada segmen mana yang mengalami jepitan.
Sementara itu untuk pengobatan saraf kejepit, dahulu operasi bedah terbuka bisa dilakukan jika prosedur pengobatan ini dilakukan atau menjadi opsi bila perawatan medis lainnya tidak membuahkan hasil atau memasuki stadium berat.
Operasi bedah konvensional tersebut diketahui dapat mengakibatkan nyeri pada tulang belakang pasien yang menjalaninya.
“Dulu operasi bedah terbuka pada tulang belakang merupakan prosedur pengobatan atau penanganan untuk membantu mengatasi beragam masalah yang mengakibatkan nyeri pada tulang belakang,” papar Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP dalam acara virtual yang diselenggarakan RS Bunda Jakarta, Kamis (27/1/2022), yang dihadiri GridHEALTH.id, dengan tema Metode Dekomperasi Saraf Terjepit Tulang Belakang Generasi Terkini.
Baca Juga: Penanganan Saraf Kejepit yang Baik dan Benar Serta Pencegahannya
Namun dengan perkembangan tekonologi, saat ini pasien bisa melakukan prosedur pengobatan saraf kejepit minim nyeri dengan Metode Dekompresi yang berbasis spine endoscopy (endoskopi tulang belakang).
Teknologi Minimally Invasive Spine Surgery (MISS)
“Permasalahan pada tulang belakang kini tidak perlu lagi dilakukan operasi konvensional atau bedah terbuka seperti dulu,” jelas dr. Wawan.
Menurut dr. Wawan, dalam bidang bedah saraf, endoskopi tulang belakang memiliki banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan operasi terbuka.
Endoskopi tulang belakang yang terdahulu, endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy) atau PSLD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Discectomy), dilakukan hanya dengan satu akses yang dapat menghalangi lapang pandang saat dokter melakukan tindakan.
Selain itu, endoskopi generasi terdahulu ini hanya dapat mengambil tonjolan bantalan tulang dari satu arah saja atau hanya dari belakang.
Terkini, endoskopi tulang belakang sudah lahir generasi ketiga atau yang terbaru yakni Biportal Endoscopic Spine Surgery atau BESS.
BESS merupakan teknologi MISS yang menjadi salah satu solusi untuk membantu mengatasi saraf terjepit, dengan teknik dekompresi sehingga dapat menghilangkan bantalan tulang yang menonjol sehingga tidak lagi menjepit saraf tulang belakang.
Arti dekompresi adalah membebaskan tekanan/jepitan (kompresi) pada saraf tulang belakang.
Baca Juga: Saraf Kejepit Gegara Fitness yang Dialami Hanung Bramantyo Membuatnya Depresi
“Tindakan dekompresi ini dilakukan untuk membantu menghilangkan nyeri dan risiko kelumpuhan akibat adanya jepitan saraf tulang belakang. Tindakan ini dilakukan pada ruas tulang belakang, bantalan tulang belakang, atau sendi yang menyebabkan tekanan pada saraf.” tutur dr. Wawan.
BESS sebagai generasi terkini atau terbaru dalam bidang spine endoscopy, jauh lebih unggul dibandingkan dengan yang dulu.
“Memang BESS ini memerlukan dua sayatan. Seperti namanya biportal, yang berarti dua portal (akses). Akses pertama untuk ‘melihat’ dan akses kedua memudahkan dokter ‘bekerja’ mengatasi masalah yang ada di tulang belakang atau mengambil tonjolan bantalan tulang yang menjepit,” lanjutnya.
Endoskopi tulang belakang ini berbeda dengan tindakan bedah atau operasi konvensional yang memerlukan bius umum.
Keunggulan BESS dilakukan hanya dengan sayatan yang masing-masing ± 7mm saja dan proses pemulihan lebih cepat serta tingkat efektivitasnya bisa mencapai lebih dari 80%.
Keunggulan BESS
Dibandingkan endoskopi tulang belakang yang terdahulu, keunggulan BESS ini mencakup:
- Lapang pandang lebih luas dan lebih jelas
- Lebih fleksibel atau dokter leluasa bergerak saat mengoperasikan BESS
Baca Juga: Healthy Move, 5 Latihan Low-Impact Aman Bagi Lutut, Tetap Membakar Lemak!
- Dapat lebih mudah menjangkau titik yang dituju
- Lebih stabil
- Nyeri lebih minimal
- Risiko terjadinya infeksi sangat minimal
- Tingkat risiko komplikasi rendah
- Proses pemulihan cepat
- Tingkat keberhasilan jangka panjang lebih tinggi
- Risiko kerusakan jaringan atau struktur (misalnya otot, pembuluh darah, lapisan lemak) sekitar saraf jauh lebih kecil
Keuntungan BESS terhadap pasien adalah sayatan kecil (sehingga tidak mengganggu secara kosmetik), proses pemulihan yang cepat, dan perbaikan nyeri.
Baca Juga: Stress Eating Bikin Berat Badan Naik, Karenanya Lakukan Hal Ini Untuk Mengatasinya
“BESS merupakan modalitas minimal invasif yang mampu membebaskan jepitan (dekompresi) tanpa mengganggu jaringan sekitarnya, dan juga bisa menghilangkan osteofit atau taji tulang yang bisa menyebabkan nyeri saat Anda beraktivitas atau bergerak," papar dr. Wawan.
“Saya dan tim telah melakukan penelitian dari 120 tindakan BESS pada pasien yang mengalami nyeri akibat saraf terjepit, hasilnya menunjukkan 97% mengalami penurunan nyeri yang dinilai dengan VAS (Visual Analogue Scale). Yang tadinya nyeri di angka 6-9, menurun menjadi angka 0,” tambahnya.
VAS adalah skala nyeri yang memvisualisasikan gradasi tingkatan nyeri yang dialami pasien dan paling banyak digunakan oleh praktisi medis atau dokter.(*)
Baca Juga: Syaraf Kejepit Sembuh Tanpa Operasi, Kateter RACZ dan DiscFX