Semakin lama kita apat menahan peregangan, semakin baik untuk meningkatkan fleksibilitas. Seperti halnya pemanasan, yang terbaik adalah mengalir dari satu peregangan ke peregangan berikutnya tanpa istirahat di antaranya.
Baca Juga: Deteksi Dini Kanker Prostat, Kanker Paling Sering Dialami Pria
Baca Juga: Sensasi Rasa Haus Menurun Pada Lansia, Ini Cara Membantunya Agar Tetap Terhidrasi
Ingat, bila melupakan pendinginan, dampak pertama yang mungkin terjadi adalah berkumpulnya darah pada otot.
Saat tubuh yang tadinya banyak bergerak tiba-tiba melambat, akan lebih sulit bagi otot untuk mengalirkan darah yang mengandung karbondioksida kembali menuju jantung. Darah dapat terjebak pada otot atau pada katup dalam pembuluh balik. Kondisi ini bisa mengakibatkan pusing, kepala berkunang-kunang, hingga pingsan. Risikonya lebih besar pada lansia dan bagi yang memiliki riwayat penyakit jantung. Seperti halnya pemanasan, olahraga tanpa pendinginan juga dapat memicu cedera. Olahraga membuat serat otot memanjang, dan otot memerlukan waktu untuk kembali ke bentuk semula.
Tanpa pendinginan, otot yang belum pulih rentan mengalami cedera sekalipun kita sudah tidak berolahraga.
Baca Juga: 'Micro Cheating', 5 Tanda Ini Memberitahukan Pasangan Sedang Selingkuh
Baca Juga: Gula Dalam ASI Dapat Menggantikan Antibiotik Yang Membantu Mengobati Infeksi Pada Bayi Baru Lahir
Baca Juga: Usia Mempengaruhi Risiko Komplikasi dari Diabetes Tipe 2, Studi
Pada kasus lainnya, olahraga tanpa pendinginan bisa memperparah kondisi yang disebut delayed onset muscle soreness (DOMS).
DOMS adalah nyeri yang muncul pada 24-48 jam setelah berolahraga akibat adanya robekan kecil pada otot. Darah yang terjebak pada otot, risiko cedera, serta DOMS merupakan tiga faktor yang akan memperlambat pemulihan otot setelah berolahraga. Guna mencegahnya, pastikan selalu melakukan pendinginan. (*)