Find Us On Social Media :

Siklus Haid Tidak Teratur? 6 Makanan Ini Dapat Bantu Mengatasinya

Makanan untuk melancarkan haid.

GridHEALTH.idMenstruasi adalah proses luruhnya lapisan dinding rahim yang dialami oleh seorang wanita dalam usia reproduksi setiap bulannya.

Masing-masing wanita mempunyai siklus menstruasi yang beragam. Rata-rata siklus haid berlangsung selama 21 hingga 35 hari.

Namun, tidak setiap bulan seorang wanita mempunyai siklus haid yang normal. Terkadang, siklsu menstruasinya terganggu dan menyebabkan haid lebih lambat atau cepat daripada biasanya.

Dilansir dari NHS.uk, terdapat beberapa kemungkinan yang menyebabkan siklus haid terganggu. Tidak semuanya merupakan masalah kesehatan yang serius.

Adapun penyebab dari siklus haid tidak teratur yakni pubertas, awal kehamilan, menopause lebih awal, atau pengaruh dari alat kontrasepsi.

Namun, ini bisa juga akibat dari berat badan yang naik atau turun berlebihan, olahraga terlalu berat, stres, hingga kondisi medis tertentu misalnya sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau masalah dengan tiroid.

Mengubah gaya hidup, seperti dengan mengonsumsi makanan yang sehat, menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah ini.

Berikut adalah rekomendasi makanan yang dapat membantu siklus haid menjadi lebih lancar.

1. Jahe

Baca Juga: Mengonsumsi Jamuan dan Minuman untuk Melancarkan Menstruasi, Berbahaya!

Dilansir dari Times of India, jahe mempunyai khasiat yang luar biasa bagi kesehatan. Mulai dari mengatasi batuk pilek hingga melancarkan pencernaan.

Kandungan vitamin C dan magnesium yang ada di jahe, juga bisa membantu mengatasi mesntruasi yang jarang. Hal ini terjadi dengan membuat rahim berkontraksi.

Jahe bisa dikonsumsi dengan menjadikannya teh dan mencampurnya dengan madu. Selain rasanya yang enak, ini juga bermanfaat bagi kesehatan.

2. Pepaya

Pepaya juga bisa dijadikan sebagai obat alami untuk melancarkan siklus haid. Buah ini kaya akan kandungan nutrisi seperti karoten, yang bisa membantu mempercepat produksi estrogen dalam tubuh dan meningduksi haid.

Seperti jahe, papaya juga diketahui dapat menimbulkan kontraksi di dalam rahim, sehingga menstruasi sesuai dnegan siklus. Ini bisa didapatkan jika rutin mengonsumsi jus papaya.

3. Bit

Melansir NDTV, bit merupakan sumber zat besi, kalsium, dan asam folat yang baik untuk dikonsumsi.

Sayuran ini mampu mengurangi retensi air dan kembung, sesuatu yang kerap kali dialami oleh seorang wanita ketika sedang menstruasi. Bit juga dipercaya mampu membantu wanita mengatasi siklus haid yang tidak lancar.

Baca Juga: Menstruasi Dua Kali dalam Sebulan? 5 Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya

4. Nanas

Buah nanas juga diketahui dapat membantu melancarkan siklus haid yang tidak teratur. Ini lantaran di dalam buah tersebut terdapat kandungan bromelain, senyawa enzim yang mampu memengaruhi hormon dalam tubuh, tak terkecuali estrogen.

Penelitian dalam Journal of The Pakistan Medical Association menemukan, kandungan bromelain yang ada dalam nanas bisa membantu melancarkan haid yang tidak teratur akibat peradangan.

5. Kurma

Buah dengan rasa yang super manis ini juga mampu membantu wanita melancarkan siklus haid, dengan cara menghasilkan panas dalam tubuh.

Studi menunjukkan, seorang wanita yang makan kurma secara teratur bisa merasakan efek yang berpengaruh terhadap siklus menstruasi.

Buah ini juga merupakan sumber zat besi, vitamin C, folat, dan mineral lain yang dapat mengurangi masalah yang menjadi penyebab keterlambatan haid.

6. Kunyit

Bukan hanya sebagai bumbu masak, kunyit juga dapat membantu mengatasi permasalahan pada siklus menstruasi. Ini terjadi dengan cara meningkatkan produksi estrogen dan mengurangi kadar progesteron.

Rempah-rempah ini juga mempunyai efek antipasmodik yang berarti bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan, termasuk melancarkan haid dan menjaga kondisi organ reproduksi.

Jika ingin mengonsumsi rempah ini untuk kelancaran haid, cobalah untuk mengonsumsi 1-2 sendok makan kunyit setiap harinya. Bisa juga dimasukkan ke dalam teh atau makanan lainnya.

Baca Juga: 5 Penyebab Darah Haid Berwarna Hitam, Kapan Harus ke Dokter?