GridHEALTH.id - KB suntik merupakan perwujudan keluarga berencana.
Tujuan program KB sendiri membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang bermakna.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud dari kebijakaan tersebut, yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua.
Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kontrasepsi yang di masyarakat Indonesia sering kali disebut KB.
Dalam memilih kontrasepsi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih kontrasepsi.
Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
Baca Juga: 7 Bumbu Dapur Penangkal Virus Penyebab Penyakit Ringan Sampai Berat
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama (continution rate tinggi).
Juga harus memerhatikan faktor-faktor, faktor pasangan; 1) Umur, 2) Gaya hidup, 3) Frekuensi senggama, 4) Jumlah keluarga yang diinginkan, 5) Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu, 6) Sikap kewanitaan, 7) Sikap kepriaan.
Serta faktor kesehatan; 1) Status kesehatan, 2) Riwayat haid, 3) Riwayat keluarga, 4) Pemeriksaan fisik, 5) Pemeriksaan panggul.
Kontrasepsi Banyak DiminatiMetode kontrasepsi hormonal paling banyak diminati di Indonesia.
Kontrasepsi ini dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesteron saja.
Baca Juga: WHO: Ada 780 Kasus Cacar Monyet di Dunia, Rata-rata Dialami Pria Gay
Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi.
Sedangkan kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil, suntik dan implant (Handayani, 2010).
Asal tahu saja, kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi.
Untuk efektivitas kontrasepsi Suntik mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, jika penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari 1 per 100 wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA dan 2 per 100 wanita per tahun pemakain NET EN.
Untuk diketahui kontrasepsi suntik terdapat dua jenis, Pertama; suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu: a) Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di suntik intramuscular (di daerah pantat).
Kedua Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah pantat atau bokong).
Adapun cara kerja kontrasepsi Suntik:
a) Mencegah ovulasi
b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
Baca Juga: Rokok Batalkan Haji? yang Membawa Disita Petugas, Termasuk Obat Seperti Ini
c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi
d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba falloppii.
Sedangkan keuntungan menggunakan kontrasepsi Suntik, sangat efektif, pencegah kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada hubungan seksual, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak mempengaruhi ASI, efek samping sangat kecil, tidak perlu menyimpan obat suntik, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih 35 tahun sampai perimenopause, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian tumor jinak payudara, dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul (Sulistyawati, 2013).(*)
Baca Juga: 18 Ton Obat Hingga 11 Dokter Spesialis untuk Jemaah Haji Indonesia dari Kemenkes