Find Us On Social Media :

7 Penyakit Pernah Menjadi Wabah di Indonesia, Bisa Muncul Lagi Bila Masyarakat Abai

Para dokter Hindia Belanda sedang memberikan suntikan pencegahan kolera. Indonesia pernah terjangkit 7 wabah penyakit.

Alih-alih mengadakan pengobatan massal dan imunisasi, semua pihak saling menuduh dan saling menyalahkan. Akibatnya, ratusan ribu warga meninggal dunia.

4. Difteri

Sekitar pertengahan hingga akhir 2017 lalu, Indonesia sempat heboh dengan mewabahnya kembali difteri, setelah sekian lama aman dari ancaman penyakit berbahaya ini.

Baca Juga: Waspadai Depresi di Usia Tua, Ini yang Dapat Kita Lakukan Untuk Lansia

Baca Juga: Alami Radang Tenggorokan? Coba 6 Jenis Teh Ini Untuk Meredakannya

Data Kementerian Kesehatan, menunjukkan hingga November 2017, ada sekitar 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri, dengan total kasus sekitar 622 dan 32 di antaranya dilaporkan meninggal. Kondisi ini pun sempat ditetapkan statusnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), oleh Kemenkes.

Difteri begitu cepat menyebar karena ditularkan melalui droplet, mirip COVID-19. Tak hanya itu, penyakit ini juga mematikan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tingkat kematiannya mencapai 10% dan bisa meningkat hingga 20% bila dialami oleh anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Polio

Selama lebih dari 10 tahun Indonesia sudah memliki status bebas polio, namun faktanya lebih dari 50 persen jumlah provinsi di Indonesia berisiko tinggi terhadap penularan virus polio impor.Berbagai tantangan dihadapi dalam mempertahankan status bebas Polio di Indonesia, seperti : (1) adanya kasus polio VDVP tipe 1 yang berasal dari negara tetangga PNG yang berbatasan darat langsung dengan provinsi Papua; (2) Cakupan imunisasi OPV4 yang terus menurun dari tahun 2013 ke 2016; (3) Cakupan surveilans non polio AFP rate dan target spesimen adekuat yang cenderung menurun sejak tahun 2014.

Polio merupakan penyakit saraf yang bisa menimbulkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung serta makanan dan minuman yang terkontaminasi virus polio (fecal-oral).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa polio cukup sering menyerang wilayah Asia Tenggara.