Find Us On Social Media :

7 Penyakit Pernah Menjadi Wabah di Indonesia, Bisa Muncul Lagi Bila Masyarakat Abai

Para dokter Hindia Belanda sedang memberikan suntikan pencegahan kolera. Indonesia pernah terjangkit 7 wabah penyakit.

GridHEALTH.id - Secara istilah, wabah adalah kejadian di mana suatu penyakit menular mengalami peningkatan secara pesat dan nyata, melebihi keadaannya yang lazim di suatu wilayah pada waktu tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka menurut UU Wabah tahun 1984. Wabah juga dikenal dengan istilah epidemi.Konsep wabah atau epidemi berlaku untuk penyakit infeksi, penyakit non-infeksi, perilaku kesehatan, maupun peristiwa kesehatan lainnya misalnya epidemi kolera, epidemi SARS, epidemi gizi buruk anak balita, epidemi merokok, epidemi stroke, epidemi Ca paru, dan sebagainya.

Wabah adalah kejadian di mana sebuah penyakit sedang aktif penyebarannya. Kata wabah secara umum sering digunakan untuk menggambarkan sebuah masalah dalam dunia kesehatan.

Wabah adalah peningkatan jumlah suatu kasus, umumnya kasus kesehatan, melebihi jumlah normal yang biasa terjadi.Dalam menentukan adanya wabah, diperlukan batasan yang jelas mengenai komunitas, daerah, dan waktu terjadinya peningkatan kasus.

Untuk dapat dikatakan sebagai wabah, sebuah kasus tidak harus luar biasa banyak dalam arti absolut, melainkan luar biasa banyak dalam arti relatif, ketika dibandingkan dengan insidensi biasa pada masa yang lalu.Segelintir kasus bisa merupakan wabah jika muncul pada kelompok, tempat, dan waktu yang tidak biasa.

Ditemukannya dua kasus penyakit yang telah lama absen (misalnya, variola), atau pertama kali invasi di suatu populasi dan wilayah (misalnya, HIV/ AIDS) dapat dikatakan wabah, dan otoritas kesehatan dapat mulai melakukan penyelidikan dan pengendalian terhadap situasi tersebut

Indonesia dengan negara termasuk padat populasinya, juga terletak di khatulistiwa, tak bebas dari wabah penyakit akibat bakteri dan virus.

Baca Juga: Wabah Cacar Monyet, WHO Tidak Yakin Apakah Virus Dapat Dibendung

 Baca Juga: 10 Cara Tidur yang Dapat Membantu Kita Menurunkan Berat Badan

Penyakit infeksi menular tersebut, yang menjangkiti banyak orang, pernah menjadi wabah hingga 7 macam penyakit.

Di luar pandemik Covid-19 yang masih kita hadapi saat ini; dikutip dari berbagai sumber, inilah wabah yang pernah menyerang Indonesia dan semoga tidak akan pernah muncul lagi.

1. Kolera

Wabah kolera menyerang Indonesia setidaknya enam kali. Yang pertama terjadi sekitar tahun 1819, ketika Indonesia masih berada di tangan Belanda.

Saat itu, penyakit menular ini pertama kali ditemukan di Jakarta, atau dulunya dikenal sebagai Batavia.

Kolera lebih populer dengan sebutan muntaber atau muntah berak. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Vibrio cholerae yang biasa ditemukan di perairan. Gejala yang ditimbulkan utamanya berupa diare, mual, muntah, dan kram perut.

Pada saat itu, kondisi masyarakat sangatlah buruk. Dilansir Historia, melalui buku berjudul "Verschillende Reizen en Lotgevallen", Roorda van Eysinga menyaksikan sendiri wabah yang menjangkit masyarakat pribumi ini.

Dia mengatakan bahwa setidaknya ada 160 orang yang mati dalam sehari. Para petugas medis juga kewalahan menangani pasien yang tak ada habisnya.

Meskipun telah ditemukan vaksin, penyakit ini masih terus berjangkit di Indonesia hingga tahun 2003 dengan kejadian wabah terakhir pada tahun 1927 di Tanjung Priok.

Baca Juga: 5 Pengobatan Rumahan Ini Jadi Solusi Alami Atasi Hidung Tersumbat

Baca Juga: Healthy Move, 6 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Setelah Berolahraga

2. Campak

Penyakit campak pernah menjadi wabah di dunia. Di tahun 1963, campak mengakibatkan 2,6 juta orang meninggal dunia per tahunnya.

Namun setelah adanya program vaksinasi, kematian akibat campak bisa dikendalikan. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi merupakan kelompok paling rentan terinfeksi campak.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dalam keluarga paramyxovirus yang biasanya ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita atau lewat udara.

Campak adalah penyakit yang sering kali mewabah dan mendapatkan status Kejadian Luar Biasa di Indonesia.

Salah satunya terjadi di masa kolonial Hindia Belanda. Sampai-sampai, pemimpin Belanda kewalahan dan akhirnya menyediakan imunisasi untuk warga Indonesia.

Penyakit yang satu ini memang sangat mudah untuk menyebar karena disebabkan oleh infeksi virus.

Penularan pada umumnya terjadi melalui percikan air liur yang dikeluarkan penderita ketika berbicara, batuk, atau bersin. Orang yang belum mendapatkan imunisasi lebih rentan untuk tertular.

3. The Black Death (PES)

Baca Juga: Menjelang Tidur Malam Waktu Terbaik Minum Obat Hipertensi, Studi

Baca Juga: Kanker Hati, Gejala Dini Muncul dalam Kebiasaan Makan yang Berubah

The Black Death atau Maut Hitam adalah salah satu wabah terburuk sepanjang sejarah manusia.

Pasalnya, wabah yang menyerang Eropa pada abad ke-14 hingga ke-19 itu membunuh puluhan juta orang.

Indonesia mengenalnya sebagai pagebluk (wabah) terburuk di masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1905, dua orang Tiongkok di Pelabuhan Bandar Deli, Sumatra Utara, dilaporkan terjangkit penyakit ini. Pemerintah kolonial awalnya tidak peduli dan menganggapnya angin lalu.

Sekitar lima tahun berselang, terjadilah krisis beras di Jawa, terutama di Malang, Jawa Timur. Pemerintah kolonial terpaksa mengimpor dari Myanmar. Padahal, negara tersebut sedang terserang pes.

Benar saja, terdapat banyak tikus yang membawa bakteri pes di kapal pengangkut. Saat itu, penyakit tidak menyebar sama sekali.

Baru setelah paket beras tiba di Malang, pes mewabah dari daerah ke daerah. Sebab, saat itu Malang juga dilanda banjir, membuat bakteri semakin mudah berkembang biak.

Alih-alih mengadakan pengobatan massal dan imunisasi, semua pihak saling menuduh dan saling menyalahkan. Akibatnya, ratusan ribu warga meninggal dunia.

4. Difteri

Sekitar pertengahan hingga akhir 2017 lalu, Indonesia sempat heboh dengan mewabahnya kembali difteri, setelah sekian lama aman dari ancaman penyakit berbahaya ini.

Baca Juga: Waspadai Depresi di Usia Tua, Ini yang Dapat Kita Lakukan Untuk Lansia

Baca Juga: Alami Radang Tenggorokan? Coba 6 Jenis Teh Ini Untuk Meredakannya

Data Kementerian Kesehatan, menunjukkan hingga November 2017, ada sekitar 95 kabupaten dan kota dari 20 provinsi yang melaporkan kasus difteri, dengan total kasus sekitar 622 dan 32 di antaranya dilaporkan meninggal. Kondisi ini pun sempat ditetapkan statusnya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), oleh Kemenkes.

Difteri begitu cepat menyebar karena ditularkan melalui droplet, mirip COVID-19. Tak hanya itu, penyakit ini juga mematikan.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), tingkat kematiannya mencapai 10% dan bisa meningkat hingga 20% bila dialami oleh anak-anak usia di bawah 5 tahun.

5. Polio

Selama lebih dari 10 tahun Indonesia sudah memliki status bebas polio, namun faktanya lebih dari 50 persen jumlah provinsi di Indonesia berisiko tinggi terhadap penularan virus polio impor.Berbagai tantangan dihadapi dalam mempertahankan status bebas Polio di Indonesia, seperti : (1) adanya kasus polio VDVP tipe 1 yang berasal dari negara tetangga PNG yang berbatasan darat langsung dengan provinsi Papua; (2) Cakupan imunisasi OPV4 yang terus menurun dari tahun 2013 ke 2016; (3) Cakupan surveilans non polio AFP rate dan target spesimen adekuat yang cenderung menurun sejak tahun 2014.

Polio merupakan penyakit saraf yang bisa menimbulkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung serta makanan dan minuman yang terkontaminasi virus polio (fecal-oral).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa polio cukup sering menyerang wilayah Asia Tenggara.

Indonesia bahkan baru mendapatkan sertifikat bebas polio di tahun 2014. Walaupun begitu, masyarakat masih harus waspada dan meningkatkan kesadaran untuk mendapatkan vaksin polio.

Baca Juga: Healthy Move, Ketika Berlatih di Gym Orang Sering Melupakan Latihan Kardio, Padahal Ini Manfaatnya

Baca Juga: Studi: Jutaan Pasien Diabetes Menerima Pengobatan Berlebihan, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

6. Flu Spanyol

Flu Spanyol adalah pandemi influenza yang mulai menyebar di Amerika Serikat, muncul di Afrika Barat dan Prancis, lalu menyebar hampir ke seluruh dunia pada tahun 1918. Penyakit ini disebabkan oleh virus Influenza Tipe A subtipe H1N1.

Flu Spanyol adalah pandemik paling fenomenal dalam sejarah. Setidaknya ada 500 juta orang yang terinfeksi atau setara dengan sepertiga populasi dunia saat itu, dengan angka kematiannya mencapai sekitar 50 juta jiwa. Tak heran jika hingga kini flu Spanyol disebut juga sebagai "The Mother of All Pandemics."

Indonesia pun tak luput dari serangan flu Spanyol. Menurut laporan The Conversation, pandemik ini menelan 906 ribu korban di Pulau Jawa dari September 1918 hingga September 1919.

Selama wabah ini berlangsung, kondisi Indonesia cukup memprihatinkan. Tenaga medis kewalahan, orang-orang tak berani keluar rumah, sehingga perekonomian pun menurun. Terlebih lagi, saat itu Indonesia masih berada di tangan pemerintah kolonial Hindia Belanda.

7. Flu burung

Flu burung adalah penyakit influenza yang ditularkan melalui unggas. Kasus pertama dari wabah penyakit ini ditemukan pada tahun 1997 di Hong Kong.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, jumlah infeksi akibat Flu Burung adalah 861 orang, dan menyebabkan kematian pada 455 orang hingga tahun 2019.

Meski jumlah kematian tidak terlalu banyak, tetapi risiko kematian akibat flu burung sangat tinggi yakni mencapai 60%.

Baca Juga: Lemak Visceral Berbahaya, Buah Beri Kecil Berwarna Merah Bisa Lelehkan Lemak Tiga Kali Lebih Cepat Dibanding Cabai

Baca Juga: Berjongkok di Toilet Duduk Ternyata Bukan Hal yang Baik, Ini Alasannya

Seperti namanya, flu burung awalnya menginfeksi unggas. Namun, ketika manusia mengonsumsinya, virus pun berpindah dan bermutasi di dalam tubuh. Tingkat kematiannya di negara kita pun sangat tinggi, yaitu mencapai 85,7%.

Demikian 7 penyakit yang pernah menjadi wabah di Indonesia. Penyakit ini bisa muncul lagi bila masyarakat abai dengan kesehatannya dan kebersihan lingkungan sekitarnya. Juga tidak memperhatikan asupan gizi sebagai bagian sistem pertahanan tubuh.

Tetap lakukan protokol kesehatan yang dianjurkan seperti rajin mencuci tangan dan memakai masker sebagai penutup hidung dan mulut agar tidak menularkan dan tertular penyakit. (*)