Find Us On Social Media :

Kutil Kelamin Tidak Segera Ditangani Bisa Berujung Pada Kanker

Kutil kelamin tidak segera diobati dapat berisiko pada munculnya penyakit kanker.

GridHEALTH.id - Kutil kelamin adalah pertumbuhan lunak pada kulit dan selaput lendir alat kelamin. Mereka dapat ditemukan di penis, vulva, uretra, vagina, leher rahim, dan di sekitar dan di anus.Virus penyebab kutil kelamin disebut human papillomavirus (HPV). Infeksi HPV adalah infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum. Ada lebih dari 180 jenis HPV. Banyak yang tidak menimbulkan masalah.

Beberapa menyebabkan kutil pada bagian lain dari tubuh dan bukan pada alat kelamin. Tipe 6 dan 11 paling sering dikaitkan dengan kutil kelamin.Jenis HPV tertentu lainnya dapat menyebabkan perubahan prakanker pada serviks, atau kanker serviks. Ini disebut jenis HPV risiko tinggi.

Mereka juga dapat menyebabkan kanker vagina atau vulva, kanker dubur, dan kanker tenggorokan atau mulut.

Kita lebih mungkin terkena kutil kelamin dan menyebarkannya lebih cepat jika memiliki banyak pasangan seksual, aktif secara seksual di usia dini, merokok, memiliki infeksi virus, seperti herpes, dan stres pada saat yang sama, sedang hamil dan memiliki sistem kekebalan yang lemah karena suatu kondisi seperti diabetes, kehamilan, HIV/AIDS, atau dari obat-obatanKutil kelamin bisa sangat kecil, dan dapat terlihat seperti bintik-bintik berwarna daging yang terangkat atau rata.

Pada wanita, kutil kelamin dapat ditemukan di dalam vagina atau anus, di luar vagina atau anus, atau di kulit terdekat dan di leher rahim di dalam tubuh.

Pada pria, kutil kelamin dapat ditemukan di penis, skrotum, daerah selangkangan, paha, di dalam atau di sekitar anus.

Baca Juga: Simak Fakta Tentang Kutil Kelamin, Jangan Coba-coba Obati Sendiri

Baca Juga: Berapa Banyak Karbohidrat yang Kita Butuhkan Setiap Hari? Begini Cara Menghitungnya

Kutil kelamin juga dapat terjadi pada bibir, mulut, lidah dan tenggorokan.

Gejala lain jarang terjadi, tetapi dapat meliputi peningkatan kelembaban di area genital dekat kutil, peningkatan keputihan, gatal kelamin dan pendarahan vagina selama atau setelah berhubungan seks.

Dokter Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam sambutannya pada acara  Virtual Media Briefing “Kupas tuntas Genital Warts pada perempuan” (15/06/2022) mengatakan, "Sesuai dengan misi kami, sebagai Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin, maka tentunya Genital Warts atau kutil kelamin akan menjadi perhatian khusus kami. Apalagi insiden kasus genital warts menjadi salah satu penyakit IMS yang paling sering ditemukan di Klinik Pramudia.

Sehingga Klinik Pramudia sangat berpengalaman dalam menangani kasus Genital Warts ataukutil kelamin bagi pasien yang membutuhkan.

Selain itu, kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dan memberikan edukasi terkait Genital Warts, sehingga dapat menekan angka insidensinya di Indonesia seiring dengan dilakukan vaksinasi oleh pemerintah.”

Dokter Amelia Soebyanto, Sp.DV, Spesialis Kulit dan Kelamin (Dermato-venereologi) KlinikPramudia menyatakan, “Tanda adanya Genital Warts adalah benjolan halus/kasar berwarnakulit, merah muda, maupun keabuan.

Dan aja juga yang bentuknya seperti kembang kol, yang semakin lama semakin banyak dan membesar dengan cepat dalam beberapa minggu sampai beberap bulan.”

Selain itu, pada beberapa kasus, beberapa gejala yang perlu disadari juga timbulnya gatal atau ketidaknyamanan di area genital dan perdarahan saat berhubungan.

Baca Juga: Healthy Move, Anak Obesitas Perlu Didorong Rajin Berolahraga

Baca Juga: Persalinan Normal Setelah Caesar Bisa Dilakukan dengan Syarat Ini

Terkait faktor risiko, dr. Amelia kembali menambahkan, “Mereka yang berisiko tinggi untukmendapatkan Genital Warts adalah mereka yang aktif secara seksual dan memiliki kebiasaanberganti-ganti pasangan seksual tanpa menggunakan pengaman (kondom).

Memiliki riwayat infeksi menular seksual, serta memiliki gaya hidup yang kurang sehat seperti sering mengonsumsi alkohol dan merokok.

Penyandang HIV seropositif juga memiliki resiko yang lebih tinggi tertular virus HPV.”

“Penularan Genital Warts, selain dari hubungan seksual yang menyebabkan kontak langsungdengan mukosa dari penderitanya, juga bisa ditularkan dari ibu ke bayinya saat melahirkan.

Selain itu, meskipun jarang terjadi, kontak langsung maupun tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi dengan HPV (fomites) juga dapat menularkan ke orang lain.

Mereka yang sudah terinfeksi dan mengalami Genital Warts juga harus waspada karenasifatnya kambuhan,” jelas dr. Amelia.

Ia menambahkan, kondisi daya tahan tubuh yang sedang lemah menurun (imunosupresi)yang mendasari, infeksi berulang dari kontak seksual, atau lesi yang belum muncul (subklinis)  dan tidak diketahui, bisa menyebabkan kekambuhan.

Ketika prognosis (prediksi terhadap penyakit, pengobatan yang dijalankan, dll) cukup baik pun kondisi Genital Warts bisa sering berulang.

“Salah satu yang penting dilakukan adalah deteksi dini Genital Warts. Penegakan diagnosisumumnya dapat melalui pemeriksaan klinis langsung.

Baca Juga: Perubahan Gaya Hidup Selama Pandemi Covid-19 Berisiko Munculkan Penyakit Diabetes

Baca Juga: Pengobatan Alami Penyakit Kulit Kudis dengan Minyak Pohon Teh

Beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya adalah test asam asetat, pap smear, patologi, pemeriksaan dengan alat pembesaran optik (kolposkop), dan identifikasi genom HPV.

Namun yang perlu sering dilakukan secara rutin yakni pemeriksaan klinis, tes asam asetat dan pap smear. Diagnosis yang tepat merupakan langkah awal sebelum pemberian terapi,” sambung dr. Amelia.

Terkait pengobatan terhadap kutil kelamin sebenarnya masih di seputar mengontrol lesimelalui pengolesan cairan kimia, tindakan elektrokauter (bedah listrik), cryotherapy (bedahbeku), laser, serta bedah eksisi.

Pertimbangan pemberian terapi ini, jelasnya, disesuaikan dengan luas dan derajat keparahan penyakit, lokasi, komplikasi terkait terapi, preferensi pasien, ketersediaan terapi, dan juga kondisi penyerta (komorbiditas).

"Sampai saat ini memang masih belum ada obat spesifik yang dapat mencegah penambahanjumlah (replikasi) virus sehingga pengobatan masih bertujuan untuk menghilangkan gejalaklinis saja dan tidak dapat menghilangkan (mengeradikasi) virus.

Baca Juga: Diet Gagal Akibat 5 Kesalahan Gaya Hidup yang Memperlambat Metabolisme

Baca Juga: B-E-F-A-S-T, 6 Tanda Sederhana Untuk Mendeteksi Serangan Stroke

Ini yang menyebabkan masih sering terjadi kekambuhan. Hal ini tentu memberikan masalah psikologis dan juga finansial bagi pasien.

Maka dari itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh masyarakat khususnya perempuan adalah mencegahnya dengan vaksin HPV yang dapat diberikan setelah Genital Warts bersih melalui terapi pengobatan, ataupun bagi mereka yang belum pernah tertular virus namun di usia produktif,” tutup dr. Amelia. (*)