GridHEALTH.id - Meninggalnya seorang bayi di Jombang, Jawa Timur, akibat proses persalinan sesar yang disebut 'dramatis' telah berujung damai.
Perdamaian antara orangtua bayi dengan pihak RSUD Jombang ini tercapai setelah adanya dengar pendapat yang difasilitasi DPRD Jombang.
Ketua Komisi D DPRD Jombang Erna Kuswati mengatakan, dalam proses dengar pendapat yang menghadirkan pihak rumah sakit dan keluarga bayi itu didapat keterangan terkait kejelasan perkara tersebut.
Erna mengatakan, saat kehamilan ibu bayi secara medis diketahui menderita hipertensi atau tekanan darah tinggi dan mengidap diabetes.
Oleh karena itu kata Erna, pihak Puskesmas tidak berani melakukan tindakan medis saat awal menerima pasien. Untuk itu, ibu bayi dirujuk ke RSUD Jombang.
Erna menambahkan, namun rujukan dari Puskesmas tidak merujuk untuk dilakukan operasi caesar. Sebab, Puskesmas sudah mengetahui rekam jejak kesehatan sang ibu.
"Jadi Puskesmas tidak merujuk untuk dilakukan (operasi) caesar, karena riwayat medis si ibu bayi," kata Erna dikutip dari merdeka.com Selasa (02/08/2022).
Dia menyebut, SOP (standar operasi prosedur) medis dilakukan pihak Puskesmas maupun rumah sakit sudah dianggap benar. Sebab dengan kondisi medis sang ibu yang memiliki hipertensi dan diabetes, maka tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi.
Sebab, jika hal itu dilakukan maka sangat memungkinkan akan terjadi pendarahan hebat pada sang ibu. Selain itu, pada saat persalinan, kondisi bayi disebutnya sudah meninggal karena terlalu lama tercekik akibat 'nyangkut' di jalan bayi.
Baca Juga: Healthy Move, 5 Latihan Mengembalikan Bentuk Tubuh Pasca Sesar
Baca Juga: Healthy Move, Latihan Terbaik Untuk Menghilangkan Perut Menggelambir
Baca Juga: Ini 5 Pengobatan Rumahan Alami Untuk Mengatasi Gatal di Vagina
"Karena ada indikasi hipertensi dan diabet RSUD tidak berani serta merta operasi. Nanti bisa terjadi pendarahan yang tidak bisa berhenti. Sedangkan saat itu sudah bukaan 8, bayinya sudah di bawah. Posisi bayinya sudah keluar," ujar Erna.
Terkait dengan penjelasan-penjelasan itu, dia mengatakan, keluarga bayi dapat menerima keterangan yang diberikan pihak rumah sakit. Sehingga, kasus itu akhirnya dapat diselesaikan secara damai.
Sebelumnya, viral di media sosial ibu hamil di Jombang dipaksa lahiran normal dan kemudian bayi meninggal dunia. Peristiwa terjadi RSUD Kabupaten Jombang.
Bayi tersebut merupakan anak dari pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohmah Roudlotul Jannah (29), warga Dusun Selombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito, Jombang.
Kondisi tekanan darah tingi selama kehamilan memang membahayakan ibu hamil dan bayinya. Mengutip dari Baby Center ini adalah dua bahaya yang mengintai;
1. Kematian bayi sesaat setelah lahir Bahaya pertama yang mengintai ketika ibu melahirkan bayi dalam kondisi tekanan darah tinggi adalah kematian bayi sesaat setelah ia lahir.
Hal ini bisa terjadi karena selama di dalam kandungan plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup sehingga bisa menyebabkan kerusakan organ tubuh bayi hingga bayi tak mendapatkan oksigen yang cukup.
2. Pendarahan hebat
Baca Juga: Pria Suka Vagina yang Sehat dan 'Mengigit', Begini Cara Mendapatkannya
Baca Juga: Usir Nyeri Sendi Akibat Asam Urat dengan 5 Infused Water Ini
Baca Juga: Terapi Asam Urat Alami, Perubahan Pola Makan Hingga Rutin Minum Kopi
Resiko kedua adalah ibu akan mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan. Hal ini karena tekanan darah tinggi yang dialami ibu menyebabkan plasenta memisah dari dinding rahim dan menyebabkan ibu mengalami pendarahan hebat. Jika terus-terusan maka bunda bisa mengalami anemia sampai kehabisan darah. (*)