Baca Juga: Sebanyak 35 Orang Terinfeksi Virus Baru di China, Demam Gejala Awalnya
Dari penemuan kasus ini, para peneliti sejauh ini menemukan LayV terdapat pada 27% dari 262 tikus yang telah diuji dan sejauh ini dianggap sebagai reservior alami dari virus ini.
Selain terdapat pada tikus hasil penelitian juga menemukan 5% anjing dan 2% kambing juga dinyatakan positif virus Langya.
Sebagian besar dari 35 kasus yang terinfeksi virus Langya terjadi pada petani dan orang-orang yang termasuk dalam pekerja pabrik.
Kontak dekat dengan pasien terinfeksi belum menunjukkan adanya penularan berdasarkan hasil pelacakan tim peneliti.
Setelah adanya virus Covid-19 yang menjadi pandemi di dunia, penelitian terhadap virus zoonosis yang menyerang dari hewan ke manusia menjadi perhatian lebih.
Meskipun dapat dikatakan pada dasarnya, virus zoonosis adalah jenis virus yang umum dan banyak dijumpai di alam.
Baca Juga: Virus Cacar Monyet, Bisakah Menyebar di Jasa Pencucian Pakaian? Ini Jawaban Ahli
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyebut tiga dari empat penyakit menular yang baru muncul dan menularkan ke manusia berasal dari hewan.
PBB juga memperingati, virus zoonosis ini, terakhir virus Langya yang baru muncul, akan semakin marak terjadi jika manusia terus mengeksploitasi satwa liar dan dampak dari perubahan iklim, peristiwa ini disebut dengan zoonotic spillovers.
Dimana, beberapa virus zoonosis ini meskipun umum tetapi ada yang berpotensi bersifat fatal bagi manusia.
Beberapa virus zoonosis yang berpotensi fatal bagi manusia, seperti virus Nipah yang mewabah diantara hewan dan manusia secara berkala di kawasan Asia dan virus Hendra yang pertama kali terdeteksi pada kuda di Australia.
Baca Juga: Virus Langya Terdeteksi di 3 Hewan Ini yang dekat dengan Manusia