Find Us On Social Media :

Tidak Ada Imunisasi Haram Untuk Anak HIV, Semua Wajib Diimunisasi

Anak dengan HIV tetap wajib diimunisasi lengkap, tidak ada yang haram dari imunisasi bagi anak HIV.

GridHEALTH.id - Imunisasi adalah salah satu langkah yang harus dilakukan orangtua untuk menghindari anak dari berbagai penyakit.

Dengan imunisasi, anak akan membentuk kekebalan tubuhnya dan membantu meningkatkan kualitas hidup anak, tidak terkecuali dengan anak yang memiliki HIV.

Semua anak wajib mendapatkan imunisasi, karena imunisasi aman dan tidak ada yang haram, maka segera bawa anak untuk mendapat imunisasi karena jumlah imunisasi di Indonesia masih rendah akibat pandemi Covid-19.

Anak yang terinfeksi HIV, baik anak yang tertular dari ibu saat dikandungan maupun anak yang tertular HIV pada masa pertumbuhan, diperbolehkan untuk melakukan imunisasi.

Tidak ada jenis imunisasi yang dilarang untuk anak HIV, justru dengan dilakukannya imunisasi lengkap pada anak HIV maka akan membantu anak untuk membangun metabolisme yang lebih baik.

Sama dengan imunisasi pada anak sehat, anak HIV yang akan diimunisasi cukup dilihat dari tingkat kebugarannya.

Jika kondisi anak dinyatakan bugar dan sehat, maka pelaksanaan imunisasi pada anak HIV pun bisa dilakukan.

Vaksin Bagi Anak HIV

Kebugaran diperlukan untuk mengoptimalkan pemberian vaksin ke dalam tubuh, sehingga tubuh menerimanya dengan baik dan berhasil meningkatkan imunitas.

Jadwal imunisasi anak dengan HIV juga mengikuti jadwal imunisasi pada anak lainnya.

Bagi orangtua yang memiliki anak dengan HIV, tidak perlu khawatir jika anak akan mendapatkan efek samping dari pemberian imunisasi.

Hal ini dikarenakan imunisasi melalui vaksinasi sudah melalui berbagai tahapan dan prosedur penelitian yang panjang, sehingga sudah dinyatakan aman pula untuk anak dengan HIV.

Baca Juga: Anak Demam Setelah Imunisasi, Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Sesuai dengan program pemerintah dalam pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak (BIAN), maka ada lima jenis vaksin wajib yang diberikan pada anak, termasuk anak dengan HIV, yaitu:

- Vaksin hepatitis B

- Vaksin polio

- Vaksin BCG 

- Vakasin DTP 

- Vaksin MMR.

Khusus pada pemberian vaksin BCG, jika anak sudah dinyatakan positif terinfeksi HIV, maka pemberian BCG akan ditunda mengikuti saran dari dokter, karena dokter akan terlebih dahulu mengobati baru akan memberikan vaksin BCG.

Jadi bukan berarti vaksin BCG diharamkan untuk anak dengan HIV, tetapi untuk anak yang belum diketahui status HIV-nya maka bisa langsung diberikan vaksin BCG saat anak dalam kondisi bugar.

Pastikan orangtua telah melengkapi kelima vaksin wajib ini, termasuk pada anak dengan HIV.

Patuhi Vaksin Angka Harapan Hidup Lebih Tinggi

Diharapkan dengan adanya imunisasi wajib ini, maka angka harapan hidup dan kualitas hidup anak HIV pun semakin tinggi.

Hal ini dikarenakan penyakit HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh akan semakin memudahkan terjadinya infeksi dari luar.

Baca Juga: ASI Eksklusif, Cara Bayi Mendapatkan Imunisasi Pertama dan Komposisinya yang Tidak Dapat Dibandingkan dengan Susu Formula

Dengan adanya imunisasi, maka tubuh terlindungi dari infeksi luar yang memungkinkan membuat anak dengan HIV mengalami keparahan kondisi.

Inilah yang harus dihindari oleh para orangtua dengan anak terinfeksi HIV.

Untuk orangtua yang mengantarkan anak HIV imunisasi pun diingatkan untuk tidak perlu khawatir jika mendapatkan vaskinasi sekaligus, karena aman dilakukan.

Tenaga medis tidak akan memberikan imunisasi pada bagian tangan atau kaki yang sama, contohnya saat sedang diberikan suntikan DTP maka dilakukan di sisi kanan tangan, lalu vaksin MMR akan disuntikan pada sisi kiri tangan, dan bisa jadi langsung juga menyuntikkan vaksin IPV di paha.

Sesudah mengikuti imunisasi, anak dengan HIV tetap harus meminum obatnya dan konsultasikan lebih jauh bersama dengan dokter.

Dukung anak untuk minum obat teratur, karena dengan meminum obat teratur anak HIV bisa mendapatkan jumlah CD4 yang lebih tinggi, maka imunisasi pun akan optimal.

Kekhasan dari anak HIV yang tidak diobati adalah jumlah CD4 yang rendah, hasilnya rentan terinfeksi penyakit lainnya.

Saat ini, pemerintah sudah menggratiskan program untuk ibu hamil dan anak melakukan berbagai tes, sebagai upaya mencegah penularan penyakit.

Untuk bayi yang baru lahir sudah bisa dites PCR HIV-nya sebanyak dua kali tes dalam upaya mendiagnosis sejak dini anak dengan HIV dan semuanya sudah digratiskan.

Lalu, untuk ibu hamil juga diwajibkan dan digratiskan untuk memeriksakan sifilis, HIV, dan hepatitis B sehingga bisa mengurangi risiko penularan pada bayi, karena 90% lebih kasus yang ada semuanya ditularkan dari ibu.

Beberapa konsekuensi dan risiko yang mungkin dialami oleh anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin, yaitu anak lebih rentan terkena penyakit berat, keluarga ikut berkemungkinan terkena sakit berat, penurunan kualitas dan harapan hidup, risiko menimbulkan wabah di lingkungan sekitar, dan terbatas ruang gerak anak jika ingin berpergian dan bersekolah karena imunisasi seringkali menjadi syarat wajib.(*)

Baca Juga: Imunisasi Menimbulkan Reaksi Berbeda pada Anak, Kenali Gejalanya dan Kapan Harus ke Dokter