GridHEALTH.id - Salah satu masalah medis paling umum yang dialami wanita sebelum hamil adalah hipertensi kronis, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi kronis.Tekanan darah tinggi terjadi pada sekitar 5% dari semua wanita usia subur. Beberapa wanita dapat mengontrol tekanan darah mereka dengan olahraga, penurunan berat badan, membatasi penggunaan alkohol, mengurangi asupan natrium dan mengikuti diet khusus yang kaya buah dan sayuran, produk susu rendah lemak dan tinggi serat.Beberapa wanita mungkin menggunakan obat penurun tekanan darah sebelum mereka hamil. Biasanya ini dimulai untuk menjaga tekanan darah sistolik kurang dari 140 (angka atas) dan untuk menjaga tekanan darah diastolik kurang dari 90 (angka bawah).
Obat-obatan dari hampir semua kelas obat antihipertensi telah diresepkan selama kehamilan, tetapi data keamanannya tidak lengkap dan terbatas pada beberapa obat.
Hipertensi yang terjadi selama kehamilan mempersulit hingga 10% dari semua kehamilan. Bahkan bisa muncul komplikasi yang sangat serius bagi ibu atau bayi ketika kita memiliki tekanan darah tinggi dalam kehamilan.
Contohnya, preeklamsia adalah suatu kondisi yang terjadi hanya selama kehamilan dan melibatkan onset baru tekanan darah tinggi pada kehamilan, biasanya setelah 20 minggu.
Jika tidak memiliki protein dalam urin, kondisi ini biasanya disebut sebagai hipertensi gestasional dan jika kita memiliki protein dalam urin itu disebut sebagai preeklamsia.
Hipertensi pada ibu hamil risikonya lebih besar terjadi pada wanita yang melahirkan bayi pertama, pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, memiliki hipertensi kronis, memiliki anak kembar atau kembar tiga, dan hamil dari fertilisasi in-vitro (bayi tabung).
Wanita berusia lebih dari 40 tahun, atau menyandang diabetes, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi pada kehamilan.
Untuk alasan ini, penting untuk patuh pada kontrol kehamilan jika mempunyai risiko tinggi. Dokter mungkin akan meminta tes darah dan urin tambahan untuk membantu kita menjalani kehamilan sehat.
Ketika kondisi hipertensi muncul di awal kehamilan, dokter akan memutuskan rencana perawatan, yang dapat mencakup observasi rawat jalan atau rawat inap, pemeriksaan darah atau persalinan.
Termasuk pemberian obat-obatan untuk membantu menurunkan tekanan darah mungkin juga dilakukan dokter.
Baca Juga: 12 Ciri Tekanan Darah Tinggi Naik Patut Diwaspadai, Segera ke Dokter!
Baca Juga: 4 Pengobatan Rumahan Alami untuk Menghilangkan Bekas Jerawat
Untuk pengobatan awal tekanan darah tinggi pada kehamilan, ini adalah obat yang paling umum digunakan dan direkomendasikan:
- Labetalol (Normodyne, Trandate)
- Nifedipin (Procardia, Adalat)
- Metildopa (Aldomet)Metildopa telah digunakan selama beberapa dekade untuk mengobati tekanan darah tinggi pada kehamilan dan tampaknya aman.
Labetalol telah dipelajari secara ekstensif dan semakin banyak diresepkan pada kehamilan. Labetalol sekarang umum digunakan sebagai pilihan pengobatan lini pertama. Nifedipine juga terkadang digunakan dalam situasi tertentu.
Sementara itu, ada obat tekanan darah tertentu yang tidak dapat dikonsumsi ibu hamil, yaitu;
- Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor)
- Penghambat reseptor angiotensin (ARB)
- Inhibitor renin
- Antagonis reseptor mineralokortikoidIngatlah untuk selalu berbicara dengan dokter jika memiliki pertanyaan tentang obat tekanan darah tinggi. Dokter akan membantu kita memiliki kehamilan yang aman dan bayi yang sehat.
Baca Juga: Ingin Segera Menjalani Program Bayi Tabung? 5 Makanan Penunjang Kesuksesan Agar Cepat Hamil
Baca Juga: Healthy Move, Ini 5 Latihan Terbaik Untuk Mengatasi Nyeri Bahu
Menurunkan tekanan darah tinggi pada ibu hamil cukup penting. Sebab bila dibiarkan, kondisi ini dapat memicu berbagai komplikasi kehamilan, bahkan berisiko membahayakan keselamatan ibu dan janin.
Oleh karena itu, ibu hamila memerlukan penanganan khusus agar tekanan darah kembali normal. Simak artikel berikut untuk tahu cara menurunkan tekanan darah pada ibu hamil. Melansir Centers for Disease Control and Prevention, hipertensi kehamilan dapat terjadi sejak sebelum hamil. Kondisi ini disebut juga dengan hipertensi kronik. Ini dapat memburuk bila mulai memasuki masa kehamilan. Oleh karena itu, sejak berencana hamil, rutinlah mengecek kondisi tekanan darah. Bilamengalami tekanan darah tinggi, sebaiknya segeralah mengatasinya dengan diet rendah garam dan minum obat untuk menurunkannya.
Beberapa upaya pencegahan lain yang bisa dilakukan ibu hamil adalah menjaga berat badan ideal, menjaga pola makan, dan rutin beraktivitas fisik. (*)
Baca Juga: Healthy Move, Anjuran dan Larangan Bagi Lansia Saat Berolahraga
Baca Juga: Titik Pijat Akupresur Mandiri Anti Ngantuk Membuat Siswa Jadi Tetap Bisa Menyimak Pelajaran