GridHEALTH.id – Hari Olahraga Nasional diperingati setiap tanggal 9 September. Tahun ini, tema yang diusung yakni “Bersama Cetak Juara”
Lari merupakan jenis olahraga yang paling banyak peminatnya, karena dapat dilakukan di mana saja dan tidak membutuhkan perlatan khusus.
Bila dilakukan dengan cara yang benar, olahraga lari akan memberikan manfaat yang besar bagi tubuh manusia.
Manfaat olahraga lari di antaranya menyehatkan jantung, membantu menjaga dan menurunkan berat badan, baik bagi kesehatan sendi, dan meningkatkan kepadatan tulang.
Selain itu, lari juga dapat menurunkan risiko penyakit serius seperti kanker, berdampak positif bagi kesehatan mental, serta meningkatkan harapan hidup.
Akan tetapi, dokter spesialis kedokteran olahraga, dr Antonius Andi Kurniawan, Sp.KO, menjelaskan bahwa lari juga berisiko menyebabkan cedera.
“Data statistiknya, cedera pelari itu 19 sampai 79 persen. Artinya 8 dari 10 pelari pasti pernah cedera,” ujarnya dalam media diskusi Rumah Sakit Pondok Indah, di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
Lima cedera saat lari yang paling sering terjadi
Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada lima jenis cedera yang paling sering dialami oleh para pelari, baik yang profesional maupun tidak.
1. Runners knee
“Yang pertama adalah runners knee, ketika nyerinya itu ada di depan lutut. Apa faktor risikonya? Biasanya overuse atau higher miles (kilometer lari per minggunya cukup tinggi),” jelasnya.
Baca Juga: Healthy Move, 5 Latihan Penguatan Kaki Membantu Kita Beraktivitas dan Mencegah Cedera
Selain itu, disebabkan juga oleh otot paha depan yang kaku karena ketika terjadi peradangan, akan berimbas juga ke lutut.
Dokter Andi juga menyoroti cedera lutut akibat otot bokong yang lemah dan mendaratkan kaki di permukaan yang keras.
2. Plantar Faciitis
Penyebab kondisi ini salah satunya adalah nyeri di tulang tumit dan faktor overweight, serta otot betis yang kaku. Perlu diketahui, bahwa di bawah telapak kaki terdapat urat yang tersambung dengan otot betis.
“Kalau ada inflamasi, maka akan terjadi plantar faciitis,” kata dokter Andi.
Kemudian cedera lari ini juga dikaitkan dengan bentuk kaki yang datar, otot betis dan hamstring yang lemah.
3. Shin splint
Ini adalah jenis cedera lari yang mengakibatkan tulang kering bagian depan orang yang aktif berlari terasa nyeri.
“Biasanya berkaitan dengan heels strike, ada perlemahan dari sendi ankle, terus kemudian sering downhill running ada ketidakseimbangan otot kaki dan jatuhnya di permukaan yang keras,” jelasnya.
4. ITBS (Iliotibial Band Syndrome)
Dijelaskan lebih lanjut, ITBS adalah cedera yang dialami para pelari sehingga menyebabkan nyeri di sisi luar lutut.
Baca Juga: Kematian Mendadak Saat Lari Marathon, Seharusnya Tim Medis ada Disetiap Titik 2,5 kilometer
Faktor penyebab kondisi ini antara lain overuse (penggunaan otot yang terus-menerus), berlari terlalu jauh, berlari terlalu cepat, pemanasan yang kurang, otot bokong yang lemah, atau panjang kaki yang berbeda.
“Kadang-kadang ada pelari, panjang tungkai antara kanan dan kiri itu beda 1 cm atau 1,5 cm,” ujar dokter Andi.
5. Achilles tendinitis
Cedera lari yang mengakibatkan muncul rasa nyeri di bagian belakang betis, otot bagian bawah. Disebabkan oleh otot betis yang kaku, berlari menanjak, atau terjadi kenaikan kilometer lari per minggu yang drastis.
Menguatkan otot panggul untuk cegah cedera
Bila diperhatikan, rata-rata cedera yang dialami oleh para pelari berkaitan dengan kondisi otot panggul yang lemah.
Dokter yang pernah menjadi tim dokter kontingen Indonesia pada Olimpade Tokyo 2020 ini, mengatakan bahwa kekuatan otot panggul sangat berpengaruh dalam mencegah cedera saat lari , tapi sayang banyak yang tidak mengetahuinya.
Otot panggul yang lemah, membuat posisinya tidak stabil antara sisi kanan dan kiri saat berlari. Sehingga memberikan tekanan yang berlebih pada kaki.
“Pembebanan di lutut, di tungkai itu akan semakin lebih besar. Sehingga nyeri lutut itu tadi. Mungkin banyak yang enggak tahu, cedera lutut salah satu penyebabnya adalah panggul yang lemah,” jelas dokter Andi.
Memperkuat otot panggul salah satu caranya adalah dengan melakukan latihan squat. Terutama squat sumo, di mana kaki dibuka lebar. Latihan kekuatan otot cukup dilakukan 2 hingga 3 kali dalam satu minggu.
Jadi ingat, jika ingin mengikuti marathon atau sekadar memulai olahraga lari, jangan lupa juga untuk meningkatkan kekuatan otot panggul agar terhindar dari cedera. (*)
Baca Juga: Healthy Move, Punya Sakit Punggung Boleh Olahraga Lari? Ini Tips dari Dokter