GridHEALTH.id - Keputihan bukan hal aneh lagi wanita.
Karenanya, hampir semua wanita pernah mengalaminya.
Sebab keputihan biasanya akan muncul saat seorang wanita akan menstruasi, sesudah haid, atau sedang masa subur.Walaupun ini kondisi yang normal, tapi terjadinya keputihan harus diperhatikan serius.
Keputihan seringkali menjadi tanda infeksi vagina.
Baca Juga: Healthy Move, 5 Manfaat Mengejutkan dari Rutin Berjalan Kaki yang Belum Diketahui
Nah, keputihan yang seperti disebut di atas menimbulkan rasa gatal di area vagina dan membuat seorang wanita bisa merasa tidak nyaman.Ingat, rasa gatal berlebih yang muncul saat keputihan, perlu diwaspadai. Apalagi jika ada tanda-tanda lain yang mengikytinya, missal bau amis atau perubahan warna.Keputihan yang normal dan sehat, biasanya berwarna putih atau bening dan tidak menimbulkan rasa gatal sama sekali, juga tak berbau.
Gejala infeksi vagina
Berikut ini adalag gejala infeksi vagina yang harus dicermati dan segera ke dokter, seperti dilansir dari nakita.id (22/06/2014).
Baca Juga: Cukup Dengan Minum Jus yang Mudah Dibuat Ini, Asam Urat Turun, Cek di Sini!
* Keputihan yang berbau.
* Timbul iritasi kemerahan di permukaan kulit luar organ intim.
* Terjadi infeksi sekunder yang ditandai adanya luka atau abses bernanah di sekitarnya.
Jika mengalami hal tersebut, konsultasikan pada dokter saat menemui gejala-gejala keputihan seperti di atas.
Untuk penegakkan diagnosis, umumnya dokter akan meminta ibu untuk menjalani cek cairan vagina di laboratorium.
Baca Juga: 2 Alasan Capaian Vaksin Booster Masih Rendah, Padahal Jadi Syarat Perjalanan
Hasil biakan akan keluar dalam waktu 10—14 hari.
Pengobatannya, dokter akan memberikan penanganan sesuai gejala yang terjadi. Yang jelas, bisa disembuhkan.
Jika infeksi vagina yang dialami disebabkan dari hubungan seksual dengan pasangannya, maka pasangan pun harus diobati.
Berikut ini beberapa obat keputihan yang bisa digunakan:1. Antijamur : Obat keputihan antijamur seperti clotrimzole atau miconazole, digunakan jika keputihan terjadi akibat infeksi jamur yang berupa krim oles ataupun gel.
2, Antibiotik: Keputihanyang disebabkan oleh bakteri, seperti bakteri vagonisis, tentunya harus diobati dengan menggunakan antibiotik.
Jenis antibiotik yang biasa digunakan yakni Clindamycin.3. Obat metronidazole atau tinidazole: Obat keputihan ini untuk membasmi parasit penyebab penyakit menular seksual, seperti trikomoniasis.
Perlu diingat, obat-onat di atas penggunaannya haru sesuai dengan rekomendasi dokter.
Pencegahan infeksi vagina
Baca Juga: Punya Masalah Kulit Sekitar Mata, Coba Pijat Dengan Teknik Shiatsu dari Jepang
Satu hal yang paling penting untuk dicatat, pencegahan terjadinya infeksi vagina.
Jadi, pandai-pandailah membersihkan vagina.
Selain itu, “kejujuran” suami atau pasangan pun sangat penting. Dengan kata lain, jangan berganti-ganti pasangan seks.
Jika mengalami infeksi vagina, segera obati ke dokter. Jika tidak, infeksi bisa sampai ke dalam rahim dan mengakibatkan endometritis (infeksi rahim).
Gejalanya sering terjadi perdarahan tanpa sebab (belum waktunya menstruasi sudah terjadi bercak darah), timbul nyeri di perut, serta sering mengalami kram perut.
Baca Juga: Ampuh Atasi Nyeri Sendi, Segera Konsumsi Obat Alami dari Bahan yang Ada di Dapur
Infeksi vagina yang tidak diobati juga bisa mencapai saluran telur dan dalam waktu 3—6 bulan memunculkan sepsis/nanah dan mengakibatkan apa yang disebut tuba ovarial abses.
Hal inilah yang bisa membuat ibu sulit hamil.
Gejalanya terasa nyeri hebat di bagian bawah perut, menstruasi kacau (perdarahan sering muncul di luar siklus haid), panas dan nyeri yang dominan pada vagina.(*)
Baca Juga: Pemain Mobile Legend Kini Bisa Ikut Asuransi Carpal Tunnel Syndrome