Find Us On Social Media :

Makan Nasi Putih Sama Bahayanya Seperti Konsumsi Permen, Benarkah?

Makan nasi putih dalam jumlah besar berisiko menyebabkan penyakit arteri koroner prematur.

Menurutnya, faktor-faktor tersebut berkaitan dengan kondisi ekonomi, pendapatan seseorang, pekerjaan, pendidikan, budaya, hingga usia.

Gula darah naik

Terlalu banyak makan nasi dan olahan biji-bijian tidak sehat lainnya, mirip dengan konsumsi gula berlebihan.

“Diet yang termasuk mengonsumsi banyak biji-bijian tidak sehat dan olahan dapat dianggap mirip dengan mengonsumsi banyak gula dan minyak tidak sehat,” jelasnya.

Nasi putih saat masuk ke tubuh akan terpecah dengan cepat, sehingga menyebabkan lonjakan kadar gula darah setelah makan.

Bila dibiarkan, lama-kelamaan kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah dan saraf yang tugasnya mengontrol serta menyeimbangkan terbentuknya plak di arteri.

Sebelumnya pada 2019, American College of Cardiology dan American Heart Association, merekomendasikan pola makan yang baik untuk jantung.

Di antaranya yakni mengonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan untuk mengurangi faktor risiko penyakit jantung.

“Karena lebih banyak penelitian menunjukkan peningkatan konsumsi biji-bijian olahan secara global, serta dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan, penting bagi kita untuk menemukan cara mendorong dan mendidik masyarakat tentang manfaat konsumsi biji-bijian utuh,” jelas Khajavi.

Nasi memang menjadi sumber karbohidrat utama sebagian besar masyarakat, khususnya di Tanah Air. Tapi, saat mengonsumsinya pastikan tidak berlebih.

Disarankan dalam satu hari hanya mengonsumsi 500 gram nasi. Jika diartikan, 100 gram nasi sama dengan sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Mengonsumsi nasi tidak boleh berlebihan, karena berisiko menyebabkan gula darah naik, sama halnya jika makan permen dengan gula yang sangat tinggi dan menggunakan minyak tidak jelas. (*)

Baca Juga: Jangan Berlebihan, Ini Porsi Nasi yang Ideal Saat Makan Sahur