Begitu pun dengan fokal infeksi pada gigi dan rongga mulut, terlebih dalam rongga mulut terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya, ditambah jika terjadi lubang atau karies pada gigi yang bisa menjadi tempat jutaan bakteri. Jika masuk ke dalam pembuluh darah, maka bisa menyebar ke organ tubuh lain.
“Jadi tidak hanya di mulut ya, tapi ada bakteri-bakteri yang ternyata setelah diteliti itu sumbernya dari gigi dan mulut. Kuncinya rongga mulutnya bersih, setelah dia bersih maka area yang lain juga akan aman,” kata drg. Yeni.
Selain fokal infeksi, salah satu yang perlu diperhatikan mengenai masalah kesehatan gigi dan mulut adalah adanya penyakit tertentu yang mendasari seperti diabetes.
Pada kesempatan yang sama, drg. Yeni menjelaskan mengenai risiko penderita diabetes mengalami gigi goyang yang tidak disadari karena tidak merasakan adanya sakit.
“Kalau diabetes itu paling sering goyang tanpa kerusakan, jadi tiba-tiba goyang, goyangnya tidak hanya satu gigi, satu area itu bisa goyang, dia harus diikat supaya tidak lepas. Jika lepas, ada pendarahan dia sulit berhenti,”
“Jadi memang dihindari sekali untuk yang penderita diabetes itu betul-betul dijaga kebersihannya. Luka sedikit tidak hanya di area gigi, luka di mana pun kalau diabet kan sulit sembuh, apalagi di gigi. Untuk penderita diabet itu lebih ekstra lagi perawatan giginya,” jelas drg. Yeni.
Bangun Kebiasaan Periksa Kesehatan Gigi dan Mulut Setahun Dua Kali
Selain kebiasaan menggosok gigi minimal dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur, drg. Yeni juga mengimbau masyarakat untuk mau memeriksakan kondisi gigi dan mulutnya secara rutin.
Dengan demikian langkah ini bisa menjadi salah satu bentuk pencegahan yang efektif agar dapat mengurangi risiko masalah gigi lebih lanjut.
“Kalau setahun dua kali datang harusnya ketahuan, tidak perlu sampai ada kerusakan yang lebih lanjut. Sebenarnya kuncinya di periksa ke dokter gigi setahun dua kali.”
Kebiasaan memeriksakan gigi secara rutin minimal dua kali dalam setahun ini juga perlu dibiasakan oleh orangtua kepada anak-anak.
Hal ini perlu dilakukan, karena drg. Yeni menjelaskan bahwa salah satu masalah terbanyak di Indonesia adalah dengan adanya gigi karies atau berlubang dan dengan pemeriksaan rutin, maka kemungkinan karies akan tumbuh selama 6 bulan sekali dapat terdeteksi lebih awal.
Baca Juga: 5 Jenis Sayuran yang Perlu Dihindari, Pantangan Bagi Penderita Asam Urat
Baca Juga: Perhatikan, Ini Dosis Penggunaan Antibiotik Untuk Sakit Gigi
Rumah Kuat Ciptadent Untuk Dukung Keluarga Miliki Gigi Sehat
Dijelaskan oleh Brand Manager Ciptadent, Felicia Melissa bahwa ini adalah bentuk kontribusi dari Ciptadent untuk masyarakat Indonesia. “Dengan Rumah Kuat Ciptadent (RKC), Ciptadent terus berkontribusi untuk menguatkan kesehatan gigi masyarakat Indonesia. S
itus ini akan memberikan kemudahan bagi para ibu untuk mendukung kesehatan gigi dan mulut anggota keluarganya, serta memperluas wawasan para ibu dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan,” katanya pada saat peluncuran RKC (14/12/2022).
Selain itu, diharapkan dengan adanya situs Rumah Kuat Ciptadent yang dapat diakses oleh siapa pun dan di mana pun, bisa menjadi tempat bagi para Ibu dan keluarga mendapatkan video edukasi dan memberikan dukungan dalam pelayanan kesehatan gigi di Indonesia. (*)