Informasi latar belakang tentang faktor-faktor yang berpotensi berpengaruh diperoleh dari kuesioner yang diisi pada saat rekrutmen, usia (rata-rata 57 tahun), jenis kelamin, ras/etnis, tingkat pendidikan, gaya hidup, berat badan (BMI), dan tingkat deprivasi area perumahan.
Mereka yang menderita glaukoma cenderung laki-laki lanjut usia, pernah merokok, dan memiliki tekanan darah tinggi atau diabetes dibandingkan mereka yang tidak didiagnosis menderita penyakit tersebut.
Dengan pengecualian kronotipe, empat perilaku tidur lainnya terkait dengan berbagai tingkat peningkatan risiko glaukoma.
Para peneliti mengakui bahwa penelitian ini mengandalkan pelaporan diri daripada pengukuran objektif dan hanya mencerminkan satu titik waktu saja.
"Glaukoma itu sendiri mungkin memengaruhi pola tidur, bukan sebaliknya. Tapi ada penjelasan biologis yang masuk akal untuk asosiasi yang ditemukan antara gangguan tidur dan glaukoma," kata para peneliti.
Baca Juga: Hindari Gangguan Mental, Jauhi Begadang alias Tidur Larut Malam