Penyebab utama serangan jantung adalah Coronary Artery Disease (CAD), yang diakibatkan oleh penumpukan plak dengan kandungan kolesterol di arteri, sehingga terjadi penyumbatan.
Makanan yang digoreng dapat meningkatkan penumpukan ini, hal tersebut dapat membuat seseorang berisiko lebih besar untuk terkena serangan jantung.
Bahkan, penelitian di BMJ menunjukkan gorengan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung sebesar 28%.
Sementara itu, kaitan antara gorengan dengan risiko stroke, tak jauh berbeda dengan serangan jantung.
Plak yang menumpuk di arteri menghambat aliran darah yang seharusnya berjalan lancar ke otak, menjadi terhambat dan terbatas.
Itu dapat berujung pada kerusakan otak akibat kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke juga bisa terjadi jika sepotong plak pecah dan berpindah ke otak.
Sering makan gorengan dan dalam jumlah yang besar, dapat meningkatkan risiko stroke sekitar 37%.
Walaupun ada efek samping yang buruk bagi kesehatan jantung, tapi bukan berarti makanan ini tidak boleh dikonsumsi. Ada cara sehat yang bisa menjadi solusinya.
Mengutip Food NDTV, misalnya dengan mengganti minyak untuk menggoreng dengan jenis minyak lemak tak jenuh seperti minyak zaitun.
Selain itu, lebih baik membuat gorengan sendiri sehingga bisa memastikan minyak yang dipakai selalu dalam keadaan bersih dan baru.
Gunakan tepung yang sehat, contohnya yang bebas gluten untuk membalut makanan agar garing dan cek temperaturnya antara 325-400 derajat Fahrenheit. (*)
Baca Juga: Pilihan Tepat Menu Buka Puasa dan Sahur yang Aman Bagi Penderita Asam Urat