Find Us On Social Media :

Hati-hati Sering Buka Puasa Pakai Gorengan, Risiko Penyakit Jantung Meningkat!

Penggunaan minyak berulang saat mengolah gorengan membuat nutrisinya hilang.

GridHEALTH.id - Menggoda untuk dimakan, gorengan mempunyai efek yang buruk bagi kesehatan khususnya jantung.

Gorengan merupakan takjil favorit untuk berbuka bagi semua kalangan, tanpa terkecuali.

Bakwan, pisang goreng, hingga tempe dan tahu goreng biasa menghiasi meja makan.

Meskipun lezat, makanan ini bisa menjadi malapetaka bagi orang yang mengonsumsinya, terutama jika dalam jumlah besar.

Menghilangkan Nutrisi Makanan

Tempe, tahu, dan pisang adalah makanan yang baik bagi kesehatan. Begitu pula dengan sayuran yang menjadi bagian dari adonan bakwan.

Akan tetapi, mengolahnya dengan cara digoreng, dapat memengaruhi nilai nutrisi dari makanan tersebut.

Dilansir dari GoodRx Health, makanan yang digoreng akan meresap minyak sehingga menjadi pangan yang tinggi lemak.

Makanan yang digoreng dapat memiliki kolesterol yang tinggi, begitu juga dengan kadar kalorinya.

Selain itu, saat menggoreng makanan-makanan itu, minyak sering digunakan berulang. Ini akan merusak kualitas minyak dan membuat makanan menyerap minyak lebih banyak.

Dampak Buruknya Terhadap Jantung

Tanpa disadari, efek makan gorengan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan juga stroke.

Serangan jantung yang dikenal juga dengan infark miokard adalah penyumbatan pada arteri, yang mencegah otot jantung menerima cukup darah.

Baca Juga: 5 Makanan Sehat untuk Asam Urat, Pilihan Tepat Saat Sahur dan Berbuka

Penyebab utama serangan jantung adalah Coronary Artery Disease (CAD), yang diakibatkan oleh penumpukan plak dengan kandungan kolesterol di arteri, sehingga terjadi penyumbatan.

Makanan yang digoreng dapat meningkatkan penumpukan ini, hal tersebut dapat membuat seseorang berisiko lebih besar untuk terkena serangan jantung.

Bahkan, penelitian di BMJ menunjukkan gorengan meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular, seperti serangan jantung sebesar 28%.

Sementara itu, kaitan antara gorengan dengan risiko stroke, tak jauh berbeda dengan serangan jantung.

Plak yang menumpuk di arteri menghambat aliran darah yang seharusnya berjalan lancar ke otak, menjadi terhambat dan terbatas.

Itu dapat berujung pada kerusakan otak akibat kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke juga bisa terjadi jika sepotong plak pecah dan berpindah ke otak.

Sering makan gorengan dan dalam jumlah yang besar, dapat meningkatkan risiko stroke sekitar 37%.

Walaupun ada efek samping yang buruk bagi kesehatan jantung, tapi bukan berarti makanan ini tidak boleh dikonsumsi. Ada cara sehat yang bisa menjadi solusinya.

Mengutip Food NDTV, misalnya dengan mengganti minyak untuk menggoreng dengan jenis minyak lemak tak jenuh seperti minyak zaitun.

Selain itu, lebih baik membuat gorengan sendiri sehingga bisa memastikan minyak yang dipakai selalu dalam keadaan bersih dan baru.

Gunakan tepung yang sehat, contohnya yang bebas gluten untuk membalut makanan agar garing dan cek temperaturnya antara 325-400 derajat Fahrenheit. (*)

Baca Juga: Pilihan Tepat Menu Buka Puasa dan Sahur yang Aman Bagi Penderita Asam Urat