GridHEALTH.id - Ternyata beginilah mengatur posisi tidur saat asam lambung kambuh.
Refluks asam, juga dikenal sebagai gastroesophageal reflux yang menggambarkan aliran balik asam dari lambung ke kerongkongan.
Episode refluks sesekali adalah normal, tetapi jika terjadi secara teratur.
Hal itu tentunya dapat menimbulkan konsekuensi serius, dan dikenal sebagai penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
Kebanyakan orang dengan GERD mengalami peningkatan keparahan gejala, termasuk mulas, saat tidur atau mencoba untuk tidur.
Gejala Asam Lambung di Malam Hari
Mulas, yang melibatkan sensasi terbakar yang menyakitkan di dada adalah gejala yang paling umum GERD.
Namun, tidak semua kasus GERD melibatkan mulas.
Gejala umum GERD lainnya adalah regurgitasi, yang berarti sejumlah kecil asam lambung dan terkadang potongan makanan masuk ke mulut atau belakang tenggorokan.
Saat asam lambung bocor dan naik ke mulut dan tenggorokan, bisa menyebabkan batuk dan rasa tersedak.
Ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan, termasuk suara serak.
Beberapa orang mengalami kesulitan menelan, yang dikenal sebagai disfagia, atau perasaan ada sesuatu yang menyumbat tenggorokan mereka.
Baca Juga: Ternyata 5 Obat Rumahan Ini Bisa Sembuhkan Asam Lambung yang Kambuh
Selain ketidaknyamanan akibat mulas, GERD dapat menyebabkan nyeri dada yang menjalar yang dapat memengaruhi leher, punggung, rahang, atau lengan dan berlangsung selama beberapa menit hingga berjam-jam.
Seperti dilansir dari sleepfoundation.org, gejala ini sering dikaitkan dengan terbangun di malam hari bagi penyintas GERD.
Posisi Tidur Saat Asam Lambung Kambuh
Bukti menunjukkan bahwa refluks asam biasanya terjadi pada dua atau tiga jam pertama tidur.
Biasanya terjadi ketika seseorang langsung berbaring setelah mengonsumsi makanan berat.
Studi menunjukkan bahwa mereka yang mengidap GERD lebih mungkin mengalami refluks asam ketika mereka mengonsumsi makanan berat pada larut malam (sekitar dua jam sebelum tidur).
Ada beberapa penjelasan mengapa GERD umumnya lebih buruk di malam hari setelah tidur.
1. Posisi tidur: Saat berbaring, gravitasi tidak lagi membantu menahan asam lambung, sehingga lebih mudah terjadi refluks.
2. Lebih sedikit menelan: Penurunan menelan saat tidur mengurangi kekuatan penting yang mendorong asam lambung ke bawah.
3. Mengurangi produksi air liur: Air liur dapat membantu menetralkan asam lambung, tetapi produksi air liur berkurang selama tahap tidur yang lebih dalam.
Tidak harus tidur sambil duduk tegak untuk memanfaatkan efek gravitasi dan anatomi terhadap terjadinya GERD.
Namun, mengatur pola tidur penyentas asam lambung agar tidak mengganggu istirahat.
Baca Juga: Sering Membingungkan, Bolehkah Penderita Asam Lambung Makan Roti?
Sisi Kiri
Gravitasi akan menguntungkan di sisi kiri karena perut sekarang tetap berada di bawah kerongkongan, membuat refluks lebih sulit.
Jika asam lambung keluar, gravitasi dapat mengembalikannya ke perut lebih cepat daripada saat berada di sisi kanan atau telentang, itulah sebabnya sisi kiri biasanya merupakan sisi terbaik untuk tidur guna menghindari refluks asam.
Plus, berbaring miring ke kiri menghasilkan gejala refluks yang cenderung lebih bergas, yang mungkin mengganggu tetapi jauh lebih tidak menyusahkan daripada refluks cairan yang datang dengan berbaring miring ke kanan.
Tidur dengan Menyangga Kepala
Tidur dengan posisi kepala disangga dengan bantal sehingga lebih tinggi dari badan juga direkomendasikan saat cairan asam naik.
Hal ini memungkinkan cairan asam yang naik kembali ke perut lebih cepat.
Tanpa disadari, ada beberapa posisi tidur yang bisa memperparah gejala asam lambung.Sisi kanan adalah posisi yang tidak disarankan untuk asam lambung.
Agar tidak memperburuk kondisi kesehatan, itulah pentingnya mengatur posisi tidur saat asam lambung kambuh.
Baca Juga: Inilah Beberapa Jenis Buah-buahan yang Bisa Cegah Asam Lambung Naik