Membiarkan stres memburuk juga akan berujung pada pemburukan perasaan putus asa.
3. Insomnia dan kelelahan
Saat serangan kecemasan terjadi pada waktu tidur, "suara bising" di kepala akan membuat sulit tidur. Insomnia tentunya mengarah pada kelelahan.
Ketika kecemasan menyebabkan pikiran dipenuhi kekhawatiran, hal itu menyebabkan sangat gelisah dan bahkan terjadi serangan panik.
"Serangan panik adalah episode yang disebabkan oleh lonjakan adrenalin yang tiba-tiba dipicu oleh pikiran, ingatan, dan rangsangan lain yang terkait dengan rasa takut," kata Colleen Werner, LMHC, seorang konselor.
"Episode ini dapat memicu kecemasan di malam hari, yang bermanifestasi dalam kesulitan tidur," sambungnya.
4. Gangguan jantung
Risiko mengabaikan kesehatan mental yang lainnya yakni berkaitan dengan kesehatan jantung. Kecemasan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
Journal of American Medical Association (JAMA), melaporkan bahwa depresi dan kecemasan menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskular.
5. Kesulitan fokus
Glukokortioid (GC) yang merupakan hormon stres utama, sangat berkaitan dengan kinerja memori.
Meningkatnya pelepasan hormon tersebut saat mengalami kecemasan, menyebabkan konsentrasi yang buruk dan kabut otak, serta berdampak pada fungsi kognitif.
"Kecemasan menyebabkan perubahan dalam perhatian, ingatan, dan keterampilan fungsi eksekutif yang terkait dengan kritik diri, keraguan, masalah kepercayaan, dan dalam kasus ekstrim, bahkan paranoia," kata Zachary K. Blumkin, PsyD, direktur klinis senior di Organisasi Praktik Fakultas Psikiatri di Columbia University Medical Center.
Gangguan kecemasan yang dibiarkan, pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan kesehatan fisik.
Bila mengalami gangguan mental ini, segera lakukan konsultasi dengan ahli dan memulai perawatan. (*)
Baca Juga: Cara Mengelola Kesehatan Mental Remaja untuk Meningkatkan Kecerdasan