Find Us On Social Media :

Alami Gangguan Kecemasan Tapi Diabaikan, Hati-hati Kondisi Ini Bisa Terjadi

Inilah risiko mengabaikan kesehatan mental.

GridHEALTH.id - Kesehatan mental yang terganggu bukan hal sepele yang boleh diabaikan.

Sama seperti kesehatan fisik, bila kondisi mental mengalami gangguan, penanganan perlu segera dilakukan sebelum mengarah pada kondisi yang lebih serius.

Mental illness atau gangguan mental, merupakan masalah kesehatan yang memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi hal-hal tersebut.

Kondisi ini bisa dialami oleh siapapun, remaja hingga orang dewasa. Melansir laman Kementerian Kesehatan, WHO menyebutkan satu dari lima remaja memiliki gangguan mental.

Sedangkan kasusnya pada orang dewasa, kondisi ini memengaruhi satu dari empat orang di dunia.

Terdapat berbagai jenis gangguan kesehatan mental, salah satu yang cukup umum terjadi yakni gangguan kecemasan atau anxiety disorder.

Mengenal Gangguan Kecemasan

Melansir Better Health, gangguan kecemasan adalah sekelompok masalah kesehatan mental yang meliputi kecemasan umum, fobia sosial, fobia spesifik, dan gangguan panik.

Ciri utama dari kondisi ini adalah ketakutan atau pikiran yang kronis, serta mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala gangguan kecemasan yang mungkin terjadi pada pengidapnya, antara lain:

* Serangan panik atau kecemasan

* Reaksi kecemasan fisik, menyebabkan tubuh gemetar, berkeringat, pingsan, detak jantung cepat, kesulitan bernapas, atau mual

Baca Juga: 4 Cara Efektif Menghilangkan Rasa Cemas, Bisa Dimulai di Rumah

* Perilaku menghindar, berusaha keras untuk menghindari situasi yang dirasa dapat menimbulkan kecemasan atau kepanikan

Membiarkan Kecemasan Tanpa Penanganan

Kondisi ini apabila terjadi, tentu perlu segera diselesaikan. Bila tidak, maka harus siap-siap menghadapi risiko mengabaikan kesehatan mental.

"Ketika kecemasan tidak ditangani, itu cenderung menjadi semakin sulit untuk ditangani seiring waktu," kata Shelby Riley, LMFT, terapis perkawinan dan keluarga di Pennsylvania, dikutip dari laman Psycom.

Adapun risiko mengabaikan kesehatan mental ini, dapat menyebabkan muncul masalah lain yang meliputi:

1. Stres kronis

Menurut Yale Medicine, stres kronis adalah perasaan tertekan dan kewalahan yang konsisten dalam jangka waktu lama.

Stres kronis perlahan menguras sumber daya psikologis dan dapat merusak otak serta tubuh.

Pada orang yang mengalami anxiety, aliran darah bertemu dengan kortisol dalam jumlah besar, hormon stres utama, sehingga terjadi peningkatan gula darah yang merusak pembuluh darah dan organ lain.

Stres juga dapat mengubah fungsi sistem kekebalan tubuh, serta memengaruhi suasana hati.

2. Depresi

Meskipun ini merupakan dua kondisi yang berbeda, tapi depresi dan kecemasan seringkali terjadi beriringan.

Kecemasan seperti yang diketahui, mungkin merupakan gejala dari depresi klinis atau mayor.

Gangguan kecemasan, seperti kecemasan umum (GAD), gangguan panik, atau gangguan kecemasan akan perpisahan, seringkali memicu rasa cemas.

Baca Juga: Cara Menjaga Kesehatan Mental dengan Mengonsumsi Makanan, Bisakah?

Membiarkan stres memburuk juga akan berujung pada pemburukan perasaan putus asa.

3. Insomnia dan kelelahan

Saat serangan kecemasan terjadi pada waktu tidur, "suara bising" di kepala akan membuat sulit tidur. Insomnia tentunya mengarah pada kelelahan.

Ketika kecemasan menyebabkan pikiran dipenuhi kekhawatiran, hal itu menyebabkan sangat gelisah dan bahkan terjadi serangan panik.

"Serangan panik adalah episode yang disebabkan oleh lonjakan adrenalin yang tiba-tiba dipicu oleh pikiran, ingatan, dan rangsangan lain yang terkait dengan rasa takut," kata Colleen Werner, LMHC, seorang konselor.

"Episode ini dapat memicu kecemasan di malam hari, yang bermanifestasi dalam kesulitan tidur," sambungnya.

4. Gangguan jantung

Risiko mengabaikan kesehatan mental yang lainnya yakni berkaitan dengan kesehatan jantung. Kecemasan meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.

Journal of American Medical Association (JAMA), melaporkan bahwa depresi dan kecemasan menyebabkan timbulnya penyakit kardiovaskular.

5. Kesulitan fokus

Glukokortioid (GC) yang merupakan hormon stres utama, sangat berkaitan dengan kinerja memori.

Meningkatnya pelepasan hormon tersebut saat mengalami kecemasan, menyebabkan konsentrasi yang buruk dan kabut otak, serta berdampak pada fungsi kognitif.

"Kecemasan menyebabkan perubahan dalam perhatian, ingatan, dan keterampilan fungsi eksekutif yang terkait dengan kritik diri, keraguan, masalah kepercayaan, dan dalam kasus ekstrim, bahkan paranoia," kata Zachary K. Blumkin, PsyD, direktur klinis senior di Organisasi Praktik Fakultas Psikiatri di Columbia University Medical Center.

Gangguan kecemasan yang dibiarkan, pada akhirnya dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan kesehatan fisik.

Bila mengalami gangguan mental ini, segera lakukan konsultasi dengan ahli dan memulai perawatan. (*)

Baca Juga: Cara Mengelola Kesehatan Mental Remaja untuk Meningkatkan Kecerdasan