GridHEALTH.id - Saling berbagi hadiah, merupakan kebiasaan yang sering dilakukan jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru.
Mengingat kebiasaan tersebut, untuk menjamin produk pangan olahan yang beredar di tengah masyarakat aman, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengawasan intensifikasi.
Plt. Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalucia mengatakan, pengawasan intensifikasi dilakukan sebanyak 5 tahap yang berlangsung sejak 1 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024, di 76 UPT BPOM di seluruh Indonesia.
"Sampai tahap ketiga yaitu 21 Desember 2023, telah dilakukan pemeriksaan pada 2.434 sarana, yang terdiri dari 1.123 sarana retail modern, 883 sarana retail tradisional, 44 gudang distributor, 23 sarana importir, dan 15 saran e-commerce," katanya dalam konferensi pers di Kawasan Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023).
Hasilnya ditemukan, ada 86.034 buah produk yang tidak memenuhi ketentuan (TMK), yang terdiri dari 4.441 item.
Dengan rincian 52,90% tanpa izin edar, 41,41% kedaluwarsa, dan 5,69% kemasan rusak.
Lebih lanjut, Rizka juga memaparkan wilayah dengan temuan produk pangan tidak sesuai ketentuan.
"Kabupaten/kota dengan jumlah temuan terbanyak untuk pangan yang tidak memenuhi ketentuan izin edar import di Jakarta, Tarakan, Batam, Pekanbaru, dan Kab. Sanggau," katanya.
Sedangkan produk pangan kedaluwarsa paling banyak ditemukan di Kabupaten Belu, Nusa Tenggar Timur; Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur; Sofifi, Maluku Utara; dan Kabupaten Morotai.
Untuk temuan produk pangan rusak temuan paling tinggi di Kabupaten Belu, Manokowari, Pangkal Pinang, Ambon, dan Kendari.
Jenis produk pangan tersebut antara lain bumbu siap pakai, makanan ringan eksrudat, biskuit, pasta atau mi, ikan dalam kaleng, serta UHT atau susu steril.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang, menjelaskan asal dari produk-produk tersebut.
Baca Juga: BPOM Berikan Tindak Lanjut dan Daftar Terbaru Terkait Kejadian Cemaran Etilen Glikol pada Sirop Obat
"Data yang paling banyak China, India, Malaysia, Thailand, USA, Brazil, dan Singapura," jelasnya.
Tips Memilih Produk Pangan yang Aman
Nah, agar bisa terhindar dari produk yang tidak sesuai standar, Rita menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan.
1. Menjadi konsumen cerdas
"Masyarakat harus betul-betul kita berikan edukasi sebagai konsumen cerdas," katanya.
Menjadi konsumen cerdas dapat dilakukan dengan mencari informasi yang tepat dan tidak mudah percaya dengan berita bohong atau hoaks.
2. CEK KLIK
Rita mengatakan, masyarakat bisa memastikan keamanan dan legalitas produk yang dibeli dengan melalui program CEK KLIK.
"Dengan CEK KLIK itu sederhana saja, kemasannya itu jangan sampai rusak," paparanya.
Misalnya pada produk yang dikemas menggunakan kaleng. Apabila kaleng menggebung, menurutnya itu menandakan kualitas produknya sudah kurang baik.
Selanjutnya, perhatikan label nilai gizinya. Perlu berhati-hati dengan kandungan gula, garam, dan lemak.
Lihat juga apakah sudah ada izin edar dari produk yang akan dibeli.
"Ini membuktikan bahwa produk ini memiliki jaminan keamanan, mutu, dan nilai gizi. Makanya produk itu dievaluasi oleh BPOM untuk memiliki nomor izin edar," jelasnya.
Terakhir, perhatikan tanggal kedaluwarsa yang menunjukkan waktu batasan umur produk tersebut. Bila sudah jatuh pada tanggal kedaluwarsa, maka jangan dimakan. (*)