- Rata-rata tingkat “kesakitan” mencapai 8.2 [dari 0 (tidak sakit) s/d 10 (sangat sakit)
- Rata-rata sebanyak 4.5x setiap bulannya terserang migrain dan mayoritas mengalami migrain “episodik”
Jenis-jenis migrain
Lebih lanjut, dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) menjelaskan terdapat beberapa jenis migrain.
Pertama, migrain dengan aura berupa sensasi kilatan cahaya pada salah satu lapangan pandang sebelum serangan nyeri, dan yang paling banyak adalah migrain tanpa aura.
Berdasarkan perjalanan waktunya, migrain dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
Migrain episodik jika nyeri kepala terjadi <15 hari dalam sebulan, sedangkan migrain kronis jika nyeri kepala >15 hari dalam sebulan dan sudah terjadi selama setidaknya 3 bulan.
“Saat terkena migrain, pasien seringkali disertai mual, muntah, dan kepekaan ekstrem terhadap cahaya dan suara, yang bisa berlangsung berjam-jam hingga berhari-hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat melemahkan dan menyakitkan.” jelas dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K)
Migrain akibat penggunaan obat yang berlebihan disebabkan oleh penggunaan obat yang kronis dan berlebihan untuk mengobati sakit kepala, sebagai gangguan sakit kepala sekunder yang paling umum.
Tipe ini lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Tahapan migrain
dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N. Subsp.NN(K) pun menguraikan bahwa gejala migrain dengan aura dapat berkembang melalui empat tahap yaitu prodromal, aura, serangan, dan pasca-dromal.
Namun, tidak semua orang yang menderita migrain melewati semua tahapan tersebut.
Baca Juga: 5 Solusi Atasi Migrain yang Kambuh di Kantor, Bisa Kembali Produktif