- Disentri
6. Stres dan kecemasan
Stres dan kecemasan dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan meningkatkan pergerakan usus.
Kondisi ini dikenal sebagai "gut-brain axis", di mana otak dan usus saling berkomunikasi. Stres dapat mempercepat transit makanan melalui usus, menyebabkan sering buang air besar setelah makan.
7. Penyakit radang usus (IBD)
Penyakit radang usus seperti Crohn's disease dan kolitis ulseratif adalah kondisi kronis yang menyebabkan peradangan pada saluran pencernaan.
Salah satu gejalanya adalah sering buang air besar setelah makan, disertai dengan nyeri perut, penurunan berat badan, dan kelelahan.
Cara mengatasi sering buang air besar setelah makan
- Mengatur pola makan
Hindari makanan yang bisa memicu refleks gastrokolik atau intoleransi makanan. Cobalah makan dalam porsi kecil dan lebih sering. Jangan lupa ingkatkan asupan serat secara bertahap untuk menghindari diare.
- Hindari makanan pemicu IBS
Catat makanan yang dapat memicu gejala dan hindari makanan tersebut.
- Mengelola stres
Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan gejala gastrointestinal.
- Konsultasi medis
Jika gejala berlanjut atau disertai dengan tanda-tanda infeksi atau penyakit serius lainnya, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Sering buang air besar setelah makan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari refleks gastrokolik normal hingga kondisi kesehatan yang lebih serius seperti IBS atau infeksi saluran pencernaan.
Memahami penyebabnya dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya dapat membantu Anda mengelola gejala dan menjaga kesehatan pencernaan. Jika masalah berlanjut, penting untuk mencari bantuan medis guna memastikan tidak ada kondisi mendasar yang memerlukan perhatian khusus. (*)
Baca Juga: Jangan Sampai Dehidrasi, Ini Cara Mengatasi Buang Air Besar Terus-menerus Agar Kembali Nyaman