GridHEALTH.id - Perlu diwaspadai, beberapa penyakit ini bisa menyebabkan kematian mendadak penderitanya.
Kematian mendadak adalah fenomena yang sering kali mengejutkan dan menyisakan banyak tanda tanya.
Seseorang yang tampak sehat bisa tiba-tiba meninggal tanpa adanya peringatan atau gejala serius yang jelas sebelumnya.
Meskipun kematian mendadak bisa terjadi karena kecelakaan atau faktor lingkungan, ada sejumlah penyakit yang diketahui dapat menjadi penyebab utama dari kematian ini.
Memahami penyebab dari penyakit-penyakit tersebut penting untuk membantu mencegah atau mengurangi risiko terjadinya kematian mendadak.
Berikut adalah beberapa penyakit yang diketahui bisa menyebabkan kematian mendadak.
Penyakit yang Menyebabkan Kematian Mendadak
1. Penyakit Jantung Koroner (Serangan Jantung)
Penyakit jantung koroner adalah penyebab utama kematian mendadak di seluruh dunia.
Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke otot jantung tersumbat, biasanya oleh plak yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya.
Ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung tersumbat, otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen, yang menyebabkan kerusakan atau kematian pada jaringan jantung.
Gejala serangan jantung sering kali tidak dikenali atau bahkan tidak muncul hingga serangan terjadi, yang membuatnya berbahaya.
Namun, ada tanda-tanda yang dapat menjadi indikator risiko seperti nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan ekstrem.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Gejalanya, Penyakit Mpox Bisa Akibatkan Kematian
Untuk mencegah kematian mendadak akibat serangan jantung, sangat penting untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, serta menjaga tekanan darah dan kolesterol tetap normal.
2. Aritmia Jantung
Aritmia adalah kondisi di mana irama detak jantung tidak teratur, baik terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak beraturan.
Beberapa jenis aritmia, seperti fibrilasi ventrikel, dapat menyebabkan kematian mendadak jika tidak segera ditangani.
Fibrilasi ventrikel adalah kondisi di mana bilik bawah jantung (ventrikel) bergetar alih-alih memompa darah secara normal.
Hal ini menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh berhenti, yang dapat berakibat fatal dalam hitungan menit jika tidak segera diberikan pertolongan berupa resusitasi jantung paru (RJP) atau defibrilasi.
Aritmia ini sering kali terjadi tanpa gejala yang jelas, meskipun beberapa orang mungkin mengalami palpitasi, pusing, atau pingsan sebelum serangan.
3. Stroke
Stroke adalah kondisi di mana pasokan darah ke otak terganggu, baik karena penyumbatan (stroke iskemik) atau pendarahan (stroke hemoragik).
Ketika otak tidak mendapatkan cukup oksigen, sel-sel otak mulai mati dalam beberapa menit, yang bisa menyebabkan kerusakan permanen atau bahkan kematian mendadak.
Gejala stroke biasanya muncul tiba-tiba, termasuk kesulitan berbicara, kelemahan atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh, kehilangan penglihatan mendadak, dan pusing yang ekstrem.
Stroke membutuhkan penanganan medis segera karena semakin cepat mendapatkan perawatan, semakin besar kemungkinan untuk meminimalkan kerusakan otak dan mencegah kematian.
4. Pulmonary Embolism (Emboli Paru)
Emboli paru terjadi ketika gumpalan darah (biasanya dari kaki) terlepas dan menyumbat arteri di paru-paru.
Baca Juga: Data Terkini WHO: 2,6 Juta Kematian per Tahun Akibat Konsumsi Alkohol
Kondisi ini menyebabkan terganggunya aliran darah ke paru-paru dan dapat menyebabkan kematian mendadak jika gumpalan darah yang menyumbat arteri cukup besar.
Gejala emboli paru termasuk nyeri dada yang tajam, sesak napas, batuk berdarah, serta detak jantung yang cepat.
Kondisi ini sering kali terjadi pada orang yang memiliki riwayat pembekuan darah, menjalani operasi besar, atau mengalami imobilitas dalam jangka waktu lama.
Pencegahan emboli paru bisa dilakukan dengan bergerak aktif, terutama setelah operasi atau perjalanan panjang, serta dengan mengonsumsi obat pengencer darah jika diperlukan.
5. Aneurisma Aorta
Aneurisma aorta adalah pelebaran abnormal pada dinding aorta, pembuluh darah utama yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
Jika aneurisma ini pecah, dapat menyebabkan perdarahan dalam jumlah besar yang berakibat fatal.
Kondisi ini sering kali tidak menunjukkan gejala hingga aneurisma pecah, yang menyebabkan rasa sakit luar biasa di perut, punggung, atau dada.
Karena pecahnya aneurisma aorta bisa sangat mendadak dan berakibat fatal dalam hitungan menit, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga atau tekanan darah tinggi.
6. Asma Akut
Asma adalah penyakit kronis yang memengaruhi saluran udara di paru-paru, yang menyebabkan penyempitan dan peradangan.
Pada beberapa kasus, serangan asma yang parah dapat menyebabkan kematian mendadak, terutama jika tidak mendapatkan perawatan segera.
Gejala serangan asma yang parah meliputi sesak napas, batuk tak henti-hentinya, napas berbunyi (mengi), serta ketidakmampuan berbicara atau bergerak karena kekurangan oksigen.
Baca Juga: Tragis, Pencemaran Udara Menjadi Penyebab Kematian Nomor Dua Pada Anak
Penggunaan inhaler penyelamat yang tepat waktu serta perawatan medis segera sangat penting untuk mencegah serangan asma berujung pada kematian.
7. Kardiomiopati Hipertrofik
Kardiomiopati hipertrofik adalah kondisi genetik yang menyebabkan penebalan pada otot jantung, terutama pada ventrikel kiri.
Penebalan ini dapat menghambat aliran darah keluar dari jantung dan meningkatkan risiko aritmia yang berbahaya.
Kardiomiopati hipertrofik adalah salah satu penyebab utama kematian mendadak pada atlet muda dan orang-orang yang tampaknya sehat.
Sering kali, kondisi ini tidak menunjukkan gejala hingga terjadi kematian mendadak.
Namun, beberapa orang mungkin mengalami sesak napas, nyeri dada, atau pingsan saat berolahraga.
Pengobatan yang tepat, termasuk pembatasan aktivitas fisik dan penggunaan obat untuk mengendalikan detak jantung, dapat membantu mengurangi risiko.
Kematian mendadak sering kali disebabkan oleh penyakit yang mungkin tidak menunjukkan gejala serius sebelumnya.
Penyakit jantung, stroke, emboli paru, aneurisma aorta, hingga asma akut, semuanya bisa menyebabkan kematian mendadak jika tidak diatasi dengan tepat.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan secara keseluruhan dengan menjalani gaya hidup sehat, mengelola stres, serta melakukan pemeriksaan medis rutin adalah langkah penting untuk mencegah kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit-penyakit ini.
Deteksi dini dan penanganan tepat adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa. (*)
Baca Juga: Ini yang Akan Dialami Tubuh Jika Minum Teh Setiap Hari, Ternyata Bisa Bikin Panjang Umur!