GridHEALTH.id - Mendengkur atau biasa kita sebut dengan ngorok adalah salah satu gangguan yang sering terjadi saat tidur. Mendengkur saat tidur kerap dianggap sepele bagi sebagian orang
Biasanya kita terganggu saat ada orang yang tidur mendengkur. Sebaliknya, mereka yang biasa mendengkur akan tetap bisa tidur nyenyak meski dengan suara keras.
Baca Juga : Kehamilan Tak Membuat Rambut Rontok, Malah Menjadi Subur, Ini Buktinya
Semua orang mungkin juga pernah merasakan tidur mendengkur karena kelelahan. Atau bahkan memiliki kebiasaan mendengkur saat tidur.
Hal itu bisa terjadi pula pada ibu yang sedang hamil juga bisa mengalami tidur mendengkur, yang biasanya terjadi ketika trimester kedua.
Baca Juga : Cara Usir Bosan Menunggu Dokter, Mulai Membaca Sampai Nonton Film
Itu terjadi karena pertumbuhan rahim dan janin yang menekan diafragma membuat ibu hamil jadi sulit bernapas, termasuk ketika sedang tidur.
Perubahan ini membuat napas yang sedang hamil menjadi berat.
Namun, apakah sebenarnya aman bagi hamil untuk tidur mendengkur? Adakah risiko bagi bayi yang ada di dalam kandungan ibu hamil?
Baca Juga : Inilah 5 Tanda Overfeeding atau Terlalu Banyak Makan pada Bayi
Melansir dari Babycenter.com, James J. Herdgen, seorang pulmonologis menjelaskan bahwa mendengkur mungkin tidak aman untuk ibu hamil dan juga bayinya.
Ini dapat memiliki efek negatif pada kehamilan dan juga bayi jika memiliki dengkuran kronis.
Dengkuran kronis yang dimaksud adalah bila tidur mendengkur setidaknya beberapa kali seminggu.
Mengapa demikian? Karena jika mendengkur hampir setiap malam, berisiko mengalami sleep apnea.
Baca Juga : Yuk Rutin Konsumsi 6 Sayuran Kaya Manfaat Bagi Pertumbuhan Janin
Sleep apnea yang artinya henti napas saat tidur dapat berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Sleep apnea ini menyebabkan jeda intermiten atau terputusnya aliran pernapasan sementara waktu saat tidur.
Ketika berhenti bernapas berulang kali, tubuh akan kekurangan oksigen.
Sleep apnea pada kehamilan biasa dikaitkan dengan sejumlah kasus pada ibu hamil.
Baca Juga : Jangan Pelihara Kucing Jika Ingin Hamil! Bulunya Sebabkan Kemandulan
Di antaranya seperti menyebabkan insidensi edema (pembengkakan) yang lebih besar, kantuk di siang hari, hipertensi, dan hiperglikemia (gula darah tinggi).
Edema adalah akumulasi cairan di dalam jaringan yang menyebabkan tangan, pergelangan kaki, kelopak mata, dan bagian tubuh lainnya membengkak.
Baca Juga : Jangan Percaya! 4 Pengobatan Stroke Ini Ternyata Hanya Mitos Belaka
Perempuan hamil yang mendengkur sering memiliki prevalensi kelahiran sesar yang lebih tinggi dan bayi lahir dengan berat rendah.
Selain itu juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami depresi selama kehamilan.
Selama ini, belum pernah ditemukan adanya perbedaan dalam perkembangan otak atau fisik bayi yang dikandung oleh perempuan yang menderita sleep apnea selama kehamilan.
Tapi, dalam sebuah penelitian, mereka memiliki skor perkembangan sosial yang lebih rendah pada usia 12 bulan dibandingkan dengan bayi yang ibunya tidak mengalami sleep apnea saat hamil.
Baca Juga : Boleh Dicoba, Empat Posisi Hubungan Intim Agar Hamil Anak Kembar!
Untuk itu, bila sedang hamil dan sering mengalami tidur mendengkur dan menunjukkan gejala sleep apnea, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter
Mengobati sleep apnea selama kehamilan dapat memiliki manfaat kesehatan yang positif baik bagi maupun bagi bayi dalam kandungan.
Baca Juga : Menebak Jenis Kelamin Bayi, Payudara Besar Tanda Hamil Anak Laki-Laki?
Adapun perawatan yang dapat dipilih untuk mengatasi tidur mendengkur antara lain sebagai berikut.
Mesin continuous positive airway pressure (CPAP) untuk membantu bernafas lebih mudah saat sedang tidur.
Ada pula perangkat mandibular advancement, yang menggerakkan rahang bawah ke depan saat kita tidur.
Alat semacam ini membantu mengurangi penutupan di bagian belakang tenggorokan, penyebab utama sleep apnea.
Baca Juga : Cebok dengan Cuka Sebelum Berhubungan Intim Akan Hamil Anak Perempuan?
Atau, bisa juga menggunakan alat latihan yang berguna mereduksi keparahan sleep apnea dengan membantu menghindar dari posisi tidur tertentu.
Nah, itu tadi beberapa perawatan yang bisa gunakan untuk mengurangi risiko sleep apnea.
Baca Juga : Fact or Fake? Tidur di Lantai Dapat Hilangkan Sakit Punggung
Namun, bila kondisinya semakin parah sebaiknya segera menghubungi dokter dan berkonsultasi. (*)
Source | : | baby center |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar