Baca Juga : Sering Ngempeng? Awas, Bisa Menjadi Pencetus Pembusukkan Gigi Bayi
ASI tidak dianjurkan diberikan kepada bayi hanya jika ibu (1) terinfeksi berat karena HIV, (2) mengidap kanker (yang mengharuskan ibu mengonsumsi obat-obatan), (3) mengidap kanker payudara atau kelainan anatomi payudara, (4) baru saja menjalani operasi atau mengalami luka yang meninggalkan jaringan parut dan menyebabkan ASI tidak keluar, (5) ibu sakit dan harus dirawat di rumah sakit, (6) ibu bekerja ke luar kota sehingga bayi tidak mempunyai cadangan ASI untuk dikonsumsi, atau (7) bayi terpisah dari ibunya karena ibu meninggal.
Baca Juga : Sudah Berikan MPASI? 5 Cara Mengenalkan Bayi dengan Makanan Padat
Pada keadaan itu mau tak mau bayi harus mendapatkan susu formula.
Tanya: Bagaimana memilih susu formula untuk bayi?
Jawab: Ada 3 jenis susu formula; (1) susu formula berbahan dasar susu sapi, (2) susu formula berbahan dasar kedelai (soya), dan (3) susu formula elemental atau susu formula dengan protein yang dihidrolisat.
Keti susu formula tersebut berbeda dalam komposisi lemak, karbohidrat dan proteinnya.
Susu dari bahan dasar kedelai (nabati) kandungan karbohidratnya tidak mengandung laktosa.
Sedangkan yang membedakan susu hidrolisat dibandingkan susu sapi atau nabati adalah ukuran molekul proteinnya yang dibuat lebih kecil lagi.
Baca Juga : Sudah Berikan MPASI? 5 Cara Mengenalkan Bayi dengan Makanan Padat
Tingkat hidrolisat protein dibagi menjadi parsial dan ekstensif.
Contoh formula protein terhidrolisat parsial adalah susu hipoalergenik yang biasanya mengandung HA.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar