GridHEALTH.id - Sakit kepala ternyata tidak hanya dialami orang dewasa saja, tapi juga bisa dialami anak-anak.
Coba kita ingat-ingat waktu kecil dulu, berapa banyak absensi sekolah yang kosong karena rasa “nyut..nyut..” datang.
Saat sakit kepala menyerang, nafsu makan hilang, minat untuk bermain pun sirna. Sakit kepala benar-benar menyiksa.
Untuk mengobati sakit kepala, biasanya anak minum puyer antisakit, sakit kepala hilang, lalu beres sudah.
Baca Juga : Jangan Buru-buru Minum Obat, Cara Alami Ini Ampuh Atasi Sakit Kepala Mendadak
Padahal, tidak selamanya sakit kepala memerlukan obat. Ini karena banyak sekali pencetus yang menjadikan kepala anak nyut-nyutan.
Cara instan dengan meminum obat kadang sia-sia, jika penyebab utamanya tidak dikenali dan diatasi.
Sayangnya, tidak banyak orangtua yang mengetahui hal tersebut. Bagi mereka sakit kepala selamanya berjodoh dengan obat.
Padahal, seperti zat kimia lainnya, obat bisa berdampak negatif pada tubuh. Bukan tidak mungkin, ginjal akan terbebani jika sedikit-sedikit sakit kepala, langsung minum obat.
Sebagian besar sakit kepala pada anak tidak berbahaya dan dapat hilang sendiri.
Baca Juga : Irish Bella Kembali Jatuh Sakit Jelang Menikah dengan Ammar Zoni, Ini Nutrisi Tepat Untuk Calon Pengantin!
Anak kadang hanya membutuhkan istirahat atau meminum seteguk air untuk menghilangkan sakit kepalanya. Atau, setelah penyakit pencetusnya teratasi, sakit kepalanya pun reda.
Sangat sedikit kasus sakit kepala karena gangguan pada otak, tumor, atau penyebab menyeramkan lainnya.
Sakit Kepala Banyak Penyebabnya
Sakit kepala bisa merupakan gejala sebuah penyakit. Menurut Dr M.Vinci Ghazali, Sp.A, dari Kid’s World, Jakarta, artinya kepala merupakan “korban” dari reaksi yang ditimbulkan penyakit tersebut.
Tubuh merupakan kumpulan organ yang saling terkait satu sama lain. Jika ada satu organ bermasalah, maka tidak menutup kemungkinan organ lain turut kena getah.
Organ tersebut bisa merupakan bagian dari kepala tersebut seperti mata, atau bagian lainnya seperti leher.
Atau, boleh jadi kepala yang sakit merupakan indikasi ada masalah dengan kepala tersebut, baik di bagian luar atau di dalam kepala.
Masing-masing penyebab memiliki ciri khas yang membedakan dengan sakit kepala lainnya.
Baca Juga : Mandi Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah
Nah, berikut adalah penyebab terbesar sakit kepala pada anak, seperti dipaparkan Vinci.
1. Sinusitis
Penyakit sinus yang menjadi biang keladi. Rasa snut-snut di kepala umumnya dialami penderita sehabis bangun tidur.
Rasa sakit juga bisa dirasakan di sekitar tulang pipi, kening, juga tulang hidung bagian atas, utamanya di tempat sinus itu berada.
Hidung kadang berair, timbul pembengkakan di sekitar mata. Napas kadang berbau tidak sedap.
Penanganan:
Sakit kepala jenis ini tidak bisa diobati sendiri di rumah. Sebab, selama sinusnya tidak diatasi, sakit kepala akan tetap kembali.
Jadi, jangan tunggu lagi, segera bawa anak ke dokter. Agar penyakit sinusnya segera diatasi
2. Gangguan pada mata
Kemungkinan lain, sakit kepala dapat timbul akibat adanya gangguan pada mata.
Biasanya sakit kepala timbul seusai anak melakukan tugas yang mengandalkan indra penglihatan. Entah membaca, menonton teve, atau bermain di komputer.
Gangguan ini timbul karena anak mengalami gangguan refraksi mata. Misal, anak yang mengalami hiperopia, sehingga pandangan jarak dekatnya terganggu.
Jika ia tetap memaksakan diri membaca tanpa bantuan kacamata, mata akan letih, sakit kepala pun menyerang.
Asal tahu saja, di dalam mata, otot-otot ciliaris yang kecil mengontrol bentuk lensa mata. Ini memungkinkan kita untuk memusatkan penglihatan pada benda yang sedang kita lihat.
Kontraksi otot-otot kecil yang terus menerus ini akan menyebabkan sakit kepala. Otot-otot lain sekitar mata mungkin juga akan mengalami ketegangan, termasuk kontraksi pada otot-otot leher yang kemudian menyebabkan sakit kepala.
Baca Juga : Orang Indonesia Tak Bisa Jauh Dari Gorengan, Ini Porsi yang Dibolehkan
Nyeri akan terasa pada kepala bagian depan atau di dalam dan di seluruh mata. Minum obat sakit kepala memang membantu, tapi selama visus (daya lihat) matanya tidak dikoreksi, rasa cekot-cekotnya akan mampir lagi.
Baca Juga : Syahrini dan Reino Barack Dikabarkan Akan Menikah Akhir Bulan, Ini Rangkaian Tes Kesehatan Calon Pengantin
Kenali ciri anak yang mengalami gangguan mata antara lain, sering mengeluh sakit kepala, atau melihat sesuatu tampak dobel, sering memicingkan mata, kerap mengerutkan dahi, sering menggosok-gosok mata, jarak membaca sering terlalu dekat, atau kalau sedang berlari kerap menabrak.
Penanganan:
Segera bawa anak ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Boleh jadi bukan obat anti sakit kepala yang dibutuhkan, melainkan sebuah kacamata.
3. STRES/KETEGANGAN EMOSIONAL
Pekerjaan rumah yang bertumpuk, tugas-tugas les yang tidak selesai, masalah dengan teman, orangtua, atau guru membuat anak tertekan.
Akibatnya, kepala pun menjadi korban. Sakit kepala karena ketegangan emosional ini umumnya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan bagian tengkorak kepala.
Sakitnya dimulai dari kepala belakang, lalu merambat ke depan, kemudian menyebar di kedua sisi kepala.
Baca Juga : Genap Berusia 22 Tahun, Rose BLACKPINK Masih Mempertahankan Bentuk Tubuhnya
Nyeri kepala ini timbul karena kontraksi otot-otot kepala dan tengkuk secara terus menerus.
Saraf menjadi tegang sehingga menimbulkan kekejangan otot di belakang leher.
Kekejangan otot ini akan menarik jaringan-jaringan pada permukaan tengkorak sehingga akan terasa nyeri yang bukan saja terasa di belakang leher, namun juga di atas dan di depan kepala.
Rasa nyeri yang tidak terlalu hebat biasanya terjadi pada bagian depan dan belakang kepala.
Kepala terasa berat dan pegal, yang kadang disertai nyeri kepala berdenyut. Menjelaskannya memang mudah, ya, tapi mendeteksinya pada anak tidak semudah yang dibayangkan, lo.
Komunikasi merupakan langkah awal yang baik untuk menemukan indikasi. Apakah ketegangan menyumbang pada menderitanya "kepala" anak.
Baca Juga : Jari Kaki Ayah Dewi Perssik Harus Diamputasi Akibat Kencing Manis, Begini Cara Perawatan Penderita Diabetes!
Orangtua bisa menjalin komunikasi dengan anak, apa saja yang dialaminya setiap hari, masalah yang dihadapi, dan lain-lain.
Dengan cara itu, orangtua bisa mendeteksi ketegangan atau stres yang dialami anak.
Penanganan:
Meskipun orangtua adalah dokter pertama di rumah, tapi memberikan obat anti sakit kepala sembarangan tidaklah bijak.
Gangguan sakit kepala ini tidak memerlukan obat. Yang bisa dilakukan orangtua adalah memberikan anak kenyamanan.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua, antara lain:
-Relaksasi
Relaksasi adalah obat mujarab untuk mengobati ketegangan. Banyak hal yang dapat dilakukan supaya anak nyaman.
Minta anak untuk membaringkan diri di tempat tidur. Ceritakan pengalaman-pengalaman menyenangkan dengan anak.
Baca Juga : Kanker Otak Dapat Serang Siapa Saja yang Sering Konsumsi 10 Makanan Enak ini
Ceritakan juga dongeng kesukaannya waktu kecil dulu. Itu sangat membantu agar anak merasa relaks.
-Pijatan
Jika memungkinkan, orangtua juga dapat melakukan pemijatan kepala pada titik-titik tertentu. Itu dapat membuat anak merasa nyaman dan relaks.
Lakukan gerakan dimulai dari dahi, sisi kepala, lanjutkan dengan belakang kepala, dan bagian leher.
Lakukan pijatan dengan lembut. Tindakan itu tidak hanya meredakan sakit kepala, tapi juga melekatkan hubungan orangtua dan anak. (*)
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar