"Yang benar adalah jika ibu tidak menyalurkan libidonya justru akan bermasalah karena bisa stres. Kalau sudah stres, efek selanjutnya bisa panjang. Dari ibu hamil mengalami depresi, janin mendapat stimulus yang kurang baik karena ibunya uring-uringan, hingga yang paling parah ibu bisa saja mengalami perdarahan karena tekanan darahnya yang tiba-tiba meningkat," papar Ferryal.
Maka dari itu menurut Ferryal, ibu tidak perlu malu-malu dalam menanggapi keinginan cintanya yang makin menggebu ini.
Namun tentu saja, lanjut Ferryal, akan lebih bijak bila semua hal---termasuk masalah bercinta ini—dikonsultasikan pada dokter kandungan terlebih dulu.
Sebab setiap trimester kehamilan akan memiliki "ciri khasnya" masing-masing.
Pada trimester pertama di mana baru terjadi pembentukan janin adalah masa rawan untuk terjadi keguguran.
Hubungan seks di semester ini tentu tidak akan menjadi kendala bagi ibu hamil yang dalam kondisi sehat.
Baca Juga : Ini Alasan Pria 17 Tahun Menikahi Wanita Usia 70 Tahun, Hormon Seksualnya Meningkat
Namun bagi yang memiliki rahim lemah atau mengidap hipertensi dan sakit gula (DM), diharapkan untuk berkonsultasi dulu pada dokter sebelum berasyik-masyuk dengan pasangan tercinta .
"Biasanya pada ibu hamil yang tidak fit 100%, dokter akan langsung memberikan warning, aktivitas seksual seperti apa dan bagaimana yang harus dihindari dan boleh dilakukan," ungkap Ferryal.
Tapi jika libido ibu kelewat tinggi--dan sejatinya hasrat seksual memang perlu dilepaskan--ibu tetap bisa melepaskan libido dengan melakukan masturbasi. Bisa dilakukan sendiri atau oleh suami.
Sayangnya, hal ini tidak berlaku bagi ibu yang memiliki kecenderungan kelahiran premature, karena hal terbaik bagi ibu dan janin adalah menghentikan sementara berbagai hal yang memancing orgasme. Termasuk masturbasi dan hubungan intim.
Nah, umumnya kehamilan sudah lebih kuat di trimester kedua, lantaran itu tidak ada masalah untuk melakukan hubungan seksual.
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar