GridHEALTH.id - Selang urine masih terpasang di tubuh mungil Fhatimah, bayi yang divonis serosis hati.
Sempat dirawat di RSUP M Djamil Padang, kini Fhatimah yang bernama lengkap Nurfhatimah Sayidatunnisa sudah dibawa pulang.
Selang urine masih terpasang karena digunakan untuk mengeluarkan carian dari dalam perut Fhatimah.
Saat TribunPadang.com menghubunngi orangtua Fhatimah, Yulianda Putra, Jumat (19/2/2019) pagi, Nurfatimah Sayidatunnisa sudah berada di rumahnya di Jorong Taluak Dalam, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok.
Saat di rumah pun selang urine di perut Fhatimah masih terpasang.
"Cairan di perut masih terus bertambah. Itu karena hatinya tidak berfungsi lagi," jelas Yulianda Putra.
Dokter spesialis, kata Yulianda Putra, masih melarang untuk membuka selang.
Sebab, Selasa (26/2/2019) akan dilakukan kontrol kembali ke RSUP M Djamil Padang.
Saat ini, Fhatimah lancar buang air kecil dan besar. Hanya terganggu keberadaan selang.
"Minum susu lancar, hanya bobot badan tak kunjung bertambah," ucapnya.
Sekarang Fhatimah dirawat di rumah oleh Uminya. Sekali dua hari, perban bekas operasi dibersihkan.
Baca Juga : Aneka Penyebab Sakit Pinggang yang Kerap Dilakukan Wanita Milenial
Ditukar perban baru. Dokter spesialis sudah memberikan petunjuk cara mengganti perban.
"Kami tidak gamang, karena sudah ada petunjuk dari dokter. Kami memandikan Fhatimah berdua, satu memegang satu lagi menyiram," jelasnya.
Tidak ada indikasi buruk selama di rumah. Sekarang Fhatimah dirawat di rumah oleh Uminya.
Fhatimah tidak rewel, menangis hanya ketika lapar.
"Tidak sesak napas. Selera tidak berkurang. Normal. Cuma masih pasang selang,"tutupnya.
Usia Fhatimah saat ini belum genap 1 tahun. Namun derita yang harus diemban Fhatimah sangat berat.
Badan bayi berumur 8 bulan ini pun menyusut dengan berat badan 3,8 kg.
Lahir di Solok 28 Juni 2018, Nurfhatimah Sayidatunnisa mengalami pendarahan tali pusar 3 hari setelah dilahirkan.
Kondisi tersebut membuat Fhatimah harus dirawat selama 4 hari di Puskemas Tanah Garam, Solok.
Baca Juga : Romi Septiawan Akui Sedang di Puncak Amarah Ketika Bunuh Istri Pakai Parang, Ini Kiat Menghadapi Kemarahan
Sekujur tubuh Fhatimah pun menguning termasuk kedua bola matanya.
"Badan anak saya kuning. Badan habis," ujar Yulianda Putra, Rabu (20/2/2019) lalu.
Memasuki usia 3 bulan Fhatimah mulai tumbuh normal. Namun kondisi sekujur tubuhnya masih menguning.
Saat usia 5 bulan kondisi kesehatan Fhatimah menurun. Perlahan perutnya mulai membuncit.
Ada cairan yang mengendap dalam tubuh Fhatimah.
Kondisi tersebut membuat Abi dan Umi Fhatimah membawa Fhatimah ke spesialis anak di klinik Assabil, Pandan, Solok.
Dokter juga mendiagnosis Fhatimah mengidap Colestasis, dengan kata lain saluran empedu Fhatimah mengalami penyumbatan.
"Dalam dunia kedokteran namanya Colestasis. Kalau penyakit kampung namanya penyakit kuning," ujar Yulianda Putra.
Abi dan Umi membawa Fhatimah berobat ke RSU Citra BMC Padang.
Baca Juga : Benarkah Pil KB Sebabkan Hipertensi dan Preeklamsia? Ini Penjelasannya
Namun diagnosis dokter sama. Fhatimah mengalami Colestasis dan harus segera dioperasi.
"Penanganannya tetap harus operasi," tambahnya.
Menindaklanjuti putusan dokter tersebut dalam usia 5 setengah bulan Fhatimah mulai di rawat RSUP M Djamil Padang.
Sejak 7 Januari hingga 20 Februari 2019 Fhatimah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani 2 kali operasi.
Operasi pertama, pemasangan Drine Asites untuk mengeluarkan cairan yang membuat perut Fhatimah membuncit.
Operasi kedua, kata Yulianda Putra, pelancaran saluran empedu dan sekaligus pengambilan sampel hati.
Hasil tes laboratorium menunjukkan kalau Fhatimah mengalami serosis hatii Stadium Akhir.
Kondisi hati Fhatimah mengeras dan tidak berfungsi.
Dokter sempat menawarkan Fhatimah untuk dibiopsi lagi, namun Yulianda Putra dan istri menolak.
Baca Juga : Hamil di Luar Kandungan, Bukan Disebabkan Hamil Di luar Nikah
"Kami tidak mau lagi. Sudah pernah dibiopsi tapi tidak ada hasil berapa persen kerusakan hati Fhatimah. Sangat besar atau kecil, spesialis tidak bisa menerka," terangnya.
Akan tetapi, kata Yulianda Putra, dokter spesialis mengatakan putri pertamanya mengidap serosis hati.
Menurut sepengetahuan Yulianda Putra, serosis hati yang diderita anaknya belum parah.
"Menurut artikel yang saya baca, kalau sudah parah itu banyak indikasinya, antara lain muntah darah, alergi, gatal-gatal, dan kurang makan. Namun, Fhatimah masih kuat minum susu. Tidak ada elergi susu," jelasnya.
Hanya saja, kata Yulianda Putra, badan bidadari kecilnya semakin menyusut dengan berat badan 3,8 kg.
Berdasarkan kurva pertumbuhan dibuat WHO, berat badan bayi laki-laki usia 8 bulan antara 6,9-10,7 kg.
Berat ideal rata-rata 8,6 kg. Sementara berat badan bayi perempuan 6,3-10 kg, dengan berat ideal 8 kg.
Melansir Kompas.com, sirosis hati terjadi saat terbentuk jaringan luka sebagai respon terhadap kerusakan beruntun pada sel hati.
Baca Juga : Aura Kasih Hamil Suami Rajin Memasak, Ini Makanan Sehat Ibu Hamil
Perlukaan itu disebut fibrosis, yang mengganggu aliran darah dan menghambat kerja hati dalam menjalankan fungsi kekebalan tubuh, pencernaan, mencegah pembekuan darah, dan memproses alkohol serta racun lain.
Penyakit serius ini menyebabkan hati mengeras, mengecil, dan terjadinya penurunan fungsi hati.
Ada kemungkinan sirosis hati ini berkembang menjadi kanker hati.
"Kanker hati bisa terjadi karena peradangan yang menahun menyebabkan sifat sel hati berubah menjadi sel kanker," terang Dokter spesialis penyakit dalam-konsultan gastro enterologi hepatologi, Rino A Gani.
Jika sudah jadi kanker, penyakit akan lebih berat. Untuk itu, pengobatan sirosis pun dilakukan untuk mencegah terjadinya kanker hati.
Selain itu, sirosis juga bisa berlanjut menjadi gagal hati.(*)
Baca Juga : Hamil Anggur Memang Mirip Anggur, Penyebabnya Kekurangan Protein
Source | : | Kompas.com,Tribunpadang.com |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar