GridHEALTH.id - Menghadapi Pemilu 2019, banyak orang dengan semangat menggebu-gebu mendukung keras dengan pilihan mereka masing-masing.
Hal ini bisa jadi memunculkan berbagai masalah kesehatan, salah satunya tekanan daarah tinggi atau hipertensi.
Baca Juga : Generasi Milenial Hobi Makan Enak Sehatkah? Risiko Hipertensi Dini
Tak dapat dipungkiri, tingkat emosi yang menegang dan stres yang terjadi selama masa Pemilu 2019 akan memicu timbulnya hipertensi.
Menurut dr. Adre Mayza Sp.S (K) beserta beberapa dokter spesialis penyakit dalam lainnya saat ditemui di sela acara konferensi pers "Waspadai Hipertensi Pada Generasi Milenial", Launching Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019 di Hotel Sheraton, Gandaria, Jakarta Selatan, pada Jumat (22/02/19) lalu menyatakan bisa jadi hal ini akan terjadi pada beberapa calon legislatif atau bahkan tim suksesnya.
"Kita juga was-was bakal banyak yang terkena hipertensi jelang Pemilu ini, jadi kami siapkan kamar khusus," canda dr. Adre Mayza Sp.S (K).
Baca Juga : Sakit Pinggang Pada Wanita Bisa Karena Kehamilan Juga Pramenopouse
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu 140/90 mmHg.
Gejala penyakit ini jarang terlihat, tetapi biasanya beberapa orang yang mengalami tekanan darah tinggi akan mengalami beberapa gejala, seperti jantung berdebar cepat, sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat, dan mudah lelah.
Wajah juga cenderung memerah, hidung berdarah, sakit kepala di bagian belakang kepala pada pagi hari, telinga berdengung, gangguan penglihatan, dan pingsan (kondisi terparahnya).
Baca Juga : 7 Tips Sehat Menurunkan Stres bagi Generasi Milenial Demi Menjaga Tekanan Darah
Beberapa kondisi memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian hipertensi, diantaranya adalah: tingkat pendidikan dan status sosial ekonomi rendah, kelebihan berat badan, obesitas, gangguan emosi yang tinggi, kadar kolesterol, dan gula dalam darah.
Risiko komplikasi akan meningkat dengan adanya faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah lainnya seperti kadar kolesterol dan kadar gula darah yang tinggi (diabetes).
Hipertensi jika berkelanjutan dapat meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung.
Gagal jantung akibat hipertensi
Gagal jantung dapat terjadi akibat tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk memompa darah dan meyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi.
Pembesaran otot jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.
Gagal ginjal akibat hipertensi
Tingginya tekanan darah mengakibat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan mengakibatkan pembuluh rusak.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Dilarang Minum Air Botol yang Sudah Dibuka Lebih dari 2 Jam, Ini Alasannya Menurut Ahli!
Hipertensi menghambat proses penyaringan dalam ginjal bekerja dengan baik.
Kondisi ini merusak ginjal dengan menekan pembuluh darah kecil dalam organ tersebut.
Akibatnya fungsi ginjal menurun hingga mengalami gagal ginjal.
Gangguan fungsi ginjal akibat hipertensi bisa berupa penyakit ginjal akut, ginjal kronis dan gagal ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat lagi menjalankan sebagian atau seluruh fungsinya.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko meningkatnya kematian pada pada pasien hemodialisis.(*)
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar