GridHEALTH.id - Masih ingat salah satu atlet voli timnas putri Indonesia yang berlaga dalam Asian Games 2018, Aprilia Santini Manganang?
Aprilia Manganang masih sering menjadi bahan perbincangan publik.
Baca Juga : Fact or Fake: Olahraga Dapat Menghentikan Menstruasi Secara Cepat
Pasalnya, tubuh Aprilia Manganang yang tegap dan berperawakan kekar layaknya pria ini masih menjadi sorotan masyarakat.
Bahkankeaslian gendernya sempat diragukan saat pertandingan SEA GAMES 2015 dan beberapa pertandingan lain.
Selain pada event Sea Games Aprilia mendapat pertentangan tentang jenis kelaminnya, pada pertandingan di Liga Bola Voli Indonesia 2011 dan 2013.
Tak hanya bentuk fisiknya saja, penampilan Aprilia Manganang pun juga terlihat seperti laki-laki.
Baca Juga : Mudah Berkeringat Tanpa Sebab Bisa Jadi Tanda Mengidap 10 Penyakit Ini
Ia tak pernah terlihat menggunakan rok maupun baju feminin lainnya.
Kesehariannya, Manganang lebih sering menggunakan kaos dan celana jeans.
Melansir dari Intisari, bila merujuk pada dunia medis penampilan atlet 26 tahun ini bisa disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik.
Sindrom ovarium polikistik adalah kondisi dimana ovarium menghasilkan terlalu banyak hormon testoteron.
Hormon testosteron biasanya memang memberikan ciri sekunder pada jenis kelamin laki-laki.
Baca Juga : Polisi Ungkap Rahasia Reva Alexa alias Yogi Saputra Dalam Penyelidikan Kasus Penyalahgunaan Narkoba
Tapi hormon ini juga akan memberikan dampak pada wanita, baik secara psikologis, fisik, maupun fisiologis.
Perlu diingat, bahwa sesungguhnya wanita juga memiliki hormon testosteron tersebut di dalam tubuhnya.
Namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
Sedangkan untuk kasus penampilan atlet voli putri asal Sulawesi yang tampak seperti pria ini mungkin juga disebabkan sindroma ovarium polikistik.
Jika melihat salah satu dampak dari sindrom tersebut adalah munculnya virilisasi.
Kondisi ini membuat seorang wanita akan memiliki karakteristik maskulin, seperti layaknya seorang pria.
Baca Juga : Sering Mengalami Nyeri Payudara Setelah Menstruasi? Ini Penyebabnya!
Karakteristik ini bisa terwujud dalam tampilan berupa mengecilnya payudara dan rahim, banyaknya rambut dan bulu di wajah dan tubuh, serta otot-otot tubuh yang membesar.
Sindrom ovarium polikistik sebenarnya cukup umum terjadi pada wanita usia reproduksi.
Hal ini diperkirakan dapat mempengaruhi 5-10% wanita dalam kelompok ini.
Meski tidak semua wanita akan memiliki gejala-gejala yang disebutkan di atas.
Baca Juga : Jarang Disadari, Glaukoma Jadi Penyakit Utama Pencuri penglihatan
Sebanyak 50% kasus sindrom ovarium polikistik merupakan sebuah keturunan atau diwariskan dari orangtua.
Hal ini jugalah mungkin yang membuat penampilan atlet voli putri Aprilia Santini Manganang yang seperti laki-laki.
Bahkan kakaknya, Amasya Manganang yang sesama atlet voli ini juga memiliki penampilan yang sama maskulinnya dengan Aprilia Manganang. (*)
Artikel ini sudah pernah tayang di Nakita.id dengan judul Aprilia Manganang Berperawakan Kekar Bak Pria, Ternyata Ini Penyebabnya
Source | : | nakita.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar