Tujuannya, agar jenis vaksin terkait tidak hanya diproduksi oleh negara Barat.
Indonesia diharapkan punya kapasitas sehingga bisa ikut menjadi pemain dunia di bidang produksi vaksin.
Sementara itu Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari mengatakan, riset vaksin–vaksin baru untuk nOPV ini, diawali dengan pembahasan transfer teknologi yang diterima oleh Bio Farma.
“Bentuk kerjasama ini akan dimulai dari proses penelitian, transfer teknologi, proses produksi, uji klinis dari tahap 1 – 3, kami harapkan penelitian–peneltian vaksin baru ini, akan menambah portofolio Bio Farma, dan tidak hanya sampai disitu saja, semua hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi produk, sehingga bisa diterima pasar dalam waktu yang tepat (time to market),” Ujar Adriansjah.
Dengan adanya penambahan portofolio produk terbaru, diharapkan pangsa pasar Bio Farma juga akan bertambah.
Untuk tahun 2019, Bio Farma akan menambah pangsa pasar terutama untuk pasar Asia Tenggara, Afrika, dan stock pile untuk Eropa.(*)
Source | : | Pers Rilis Bio Farma |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar